Bangun Kereta Cepat, WIKA Relokasi Komplek TNI AU
A
A
A
JAKARTA - Proses pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dimulai dari titik 0 di Halim Perdanakusuma. Sebelum dibangun, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai salah satu anggota konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan merelokasi komplek TNI AU terlebih dahulu.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo mengatakan, sedang mengerjakan proses pemindahan komplek perumahan TNI AU tersebut secara keseluruhan. Sehingga, semua prajurit bisa dapat hunian pengganti dari yang di Halim Perdanakusuma.
"Sementara ini sudah jalan, kita berbeda lokasinya dengan yang lain seperti kerjakan LRT di pinggir tol. Kita relokasi perumahan AURI untuk stasiun dan depo kita di Halim, kita pindahkan lokasi di tempat yang baru," kata dia di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurutnya, lokasi relokasi perumahan TNI AU ini diisi 408 unit rumah. Sedangkan, jumlah yang ada di Halim Perdanakusuma hanya 250 unit.
"Begitu mereka pindah dari Halim kilometer 0, kalau arah Cikampek sebelum Universitas Borobudur ada komplek AURI, Trikora sedang dibuat relokasi 408 unit rumah, yang kena (di Halim) 250 unit tapi kita relokasi 408 unit dengan rincian 1 mess perwira dengan 40 kamar, 1 mess untuk wanita, dan 1 lagi stadion bola," tuturnya.
Sementara, Bintang menambahkan, jumlah nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak berubah masih sebesar USD5,9 miliar. Di Mana, 80 persennya dibiayai dari China atau sebanyak USD4,7 miliar.
"Nilai proyek USD5,9 miliar tidak berubah. Uang yang masuk (dari China) untuk bangun koridor Jakarta-Bandung 80% dari USD5,9 miliar. Uangnya masuk ke sini, apa yang kita khawatirkan? Mereka nilai ini punya prospek, CDB sudah tandatangan semua, syarat yang diminta terhadap peminjam b to b tanpa jaminan pemerintah dan APBN juga sudah dipenuhi persyaratan yang begitu ketat," terang dia.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo mengatakan, sedang mengerjakan proses pemindahan komplek perumahan TNI AU tersebut secara keseluruhan. Sehingga, semua prajurit bisa dapat hunian pengganti dari yang di Halim Perdanakusuma.
"Sementara ini sudah jalan, kita berbeda lokasinya dengan yang lain seperti kerjakan LRT di pinggir tol. Kita relokasi perumahan AURI untuk stasiun dan depo kita di Halim, kita pindahkan lokasi di tempat yang baru," kata dia di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurutnya, lokasi relokasi perumahan TNI AU ini diisi 408 unit rumah. Sedangkan, jumlah yang ada di Halim Perdanakusuma hanya 250 unit.
"Begitu mereka pindah dari Halim kilometer 0, kalau arah Cikampek sebelum Universitas Borobudur ada komplek AURI, Trikora sedang dibuat relokasi 408 unit rumah, yang kena (di Halim) 250 unit tapi kita relokasi 408 unit dengan rincian 1 mess perwira dengan 40 kamar, 1 mess untuk wanita, dan 1 lagi stadion bola," tuturnya.
Sementara, Bintang menambahkan, jumlah nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak berubah masih sebesar USD5,9 miliar. Di Mana, 80 persennya dibiayai dari China atau sebanyak USD4,7 miliar.
"Nilai proyek USD5,9 miliar tidak berubah. Uang yang masuk (dari China) untuk bangun koridor Jakarta-Bandung 80% dari USD5,9 miliar. Uangnya masuk ke sini, apa yang kita khawatirkan? Mereka nilai ini punya prospek, CDB sudah tandatangan semua, syarat yang diminta terhadap peminjam b to b tanpa jaminan pemerintah dan APBN juga sudah dipenuhi persyaratan yang begitu ketat," terang dia.
(izz)