Iklim Politik Kondusif, Investor Pilih Properti di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Iklim politik yang terus kondusif membuat para investor memilih membeli properti di Kota Surabaya. Mereka merasa lebih aman untuk berinvestasi di sektor properti di Kota Pahlawan daripada di Jakarta.
Penjualan apartemen kini tidak lagi didominasi warga Surabaya. Mereka yang berasal dari Jakarta, Medan, Malang, Lombok, Bali, Bandung, Sumatera, Sulawesi, dan Papua menjadi pembeli properti potensial di Surabaya.
Komisaris PT Diparanu Rucitra (DR) Property Group Darman Tedja menuturkan, di beberapa kota lain yang ada di Indonesia penjualan properti memang sedang lesu. Namun di Surabaya ceruk pasar properti terus naik.
Penjualan unit apartemen pun tetap saja laku keras di tengah upaya konsumen yang memilih menahan uang. "Dalam hitungan minggu saja sudah terjual ratusan unit apartemen. Ini menunjukan pasar properti di Surabaya masih begitu bagus," ujarnya ketika ditemui di sela-sela Ground Breaking The Sukolilo Recidences, Selasa (8/8/2017).
Pihaknya hanya menyediakan 120 unit untuk pembukaan awal. Itu pun sudah mendekati sold out. Makanya berapa pun unit yang akan dijual langsung disambut baik oleh para konsumen.
"Kalau beberapa tahun lalu memang banyak warga Surabaya yang mendominasi pembelian properti. Tapi sekarang malah dari luar Jawa cukup banyak," jelasnya.
Bahkan, pembeli dari Jakarta juga terus menunjukan geliat. Mereka tertarik untuk memiliki hunian di Surabaya yang tetap kondusif dalam beberapa tahun terakhir. Mereka juga ingin memiliki hunian di kota besar untuk tempat singgah yang menyenangkan.
Harga properti di Surabaya masih terus kompetitif. Nilai lebih tersebut yang juga menarik minat para kosumen dari Jakarta serta kota-kota lainnya di Indonesia untuk berinvestasi. Harga apartemen saat ini di The Sukolilo Recidences mencapai Rp13 juta per meterpersegi.
"Harga itu jauh lebih murah dari Jakarta serta tempat lainnya. Nilai investasi sendiri bisa cepat naik di Surabaya karena dukungan banyak proyek infrastruktur di sepanjang jalan," jelasnya.
Direktur Utama DR Property Yandi Bagustedja mengatakan, infrastruktur yang tertata menjadikan properti ikut terkerek. Banyak optimisme yang terbangun ketika akses warga semakin mudah dengan dukungan jalan yang menyambungkan berbagai wilayah di Surabaya.
Dia menuturkan, di kota besar beberapa lahan memang semakin sulit. Karena itu, hunian yang ada diharapkan tetap hadir dengan nuansa keluarga yang tetap terjaga.
Selain rumah tapak, apartemen dengan harga terjangkau menjadi salah satu pilihan yang bisa diperoleh masyarakat. Meskipun tinggal di bangunan vertikal, harus ada tempat untuk sosialisasi bagi para penghuni.
Sehingga mereka tidak perlu keluar gedung atau mencari tempat lain bila ada tamu, bahkan kegiatan sesama warga. "Kebutuhan sosial kan merupakan kebutuhan pokok manusia. Meskipun tinggal di apartemen tapi rasanya tetap seperti di rumah yang nyaman bersama keluarga," terang dia.
Maka, rumah yang ada saat ini bukan hanya sekadar menjadi tempat tinggal, tapi juga tempat yang membuat seseorang merasa nyaman. Kebutuhan hunian yang terus meningkat setiap tahun bisa dipenuhi di berbagai wilayah di Surabaya, termasuk mereka yang tinggal di kawasan timur.
Penjualan apartemen kini tidak lagi didominasi warga Surabaya. Mereka yang berasal dari Jakarta, Medan, Malang, Lombok, Bali, Bandung, Sumatera, Sulawesi, dan Papua menjadi pembeli properti potensial di Surabaya.
Komisaris PT Diparanu Rucitra (DR) Property Group Darman Tedja menuturkan, di beberapa kota lain yang ada di Indonesia penjualan properti memang sedang lesu. Namun di Surabaya ceruk pasar properti terus naik.
Penjualan unit apartemen pun tetap saja laku keras di tengah upaya konsumen yang memilih menahan uang. "Dalam hitungan minggu saja sudah terjual ratusan unit apartemen. Ini menunjukan pasar properti di Surabaya masih begitu bagus," ujarnya ketika ditemui di sela-sela Ground Breaking The Sukolilo Recidences, Selasa (8/8/2017).
Pihaknya hanya menyediakan 120 unit untuk pembukaan awal. Itu pun sudah mendekati sold out. Makanya berapa pun unit yang akan dijual langsung disambut baik oleh para konsumen.
"Kalau beberapa tahun lalu memang banyak warga Surabaya yang mendominasi pembelian properti. Tapi sekarang malah dari luar Jawa cukup banyak," jelasnya.
Bahkan, pembeli dari Jakarta juga terus menunjukan geliat. Mereka tertarik untuk memiliki hunian di Surabaya yang tetap kondusif dalam beberapa tahun terakhir. Mereka juga ingin memiliki hunian di kota besar untuk tempat singgah yang menyenangkan.
Harga properti di Surabaya masih terus kompetitif. Nilai lebih tersebut yang juga menarik minat para kosumen dari Jakarta serta kota-kota lainnya di Indonesia untuk berinvestasi. Harga apartemen saat ini di The Sukolilo Recidences mencapai Rp13 juta per meterpersegi.
"Harga itu jauh lebih murah dari Jakarta serta tempat lainnya. Nilai investasi sendiri bisa cepat naik di Surabaya karena dukungan banyak proyek infrastruktur di sepanjang jalan," jelasnya.
Direktur Utama DR Property Yandi Bagustedja mengatakan, infrastruktur yang tertata menjadikan properti ikut terkerek. Banyak optimisme yang terbangun ketika akses warga semakin mudah dengan dukungan jalan yang menyambungkan berbagai wilayah di Surabaya.
Dia menuturkan, di kota besar beberapa lahan memang semakin sulit. Karena itu, hunian yang ada diharapkan tetap hadir dengan nuansa keluarga yang tetap terjaga.
Selain rumah tapak, apartemen dengan harga terjangkau menjadi salah satu pilihan yang bisa diperoleh masyarakat. Meskipun tinggal di bangunan vertikal, harus ada tempat untuk sosialisasi bagi para penghuni.
Sehingga mereka tidak perlu keluar gedung atau mencari tempat lain bila ada tamu, bahkan kegiatan sesama warga. "Kebutuhan sosial kan merupakan kebutuhan pokok manusia. Meskipun tinggal di apartemen tapi rasanya tetap seperti di rumah yang nyaman bersama keluarga," terang dia.
Maka, rumah yang ada saat ini bukan hanya sekadar menjadi tempat tinggal, tapi juga tempat yang membuat seseorang merasa nyaman. Kebutuhan hunian yang terus meningkat setiap tahun bisa dipenuhi di berbagai wilayah di Surabaya, termasuk mereka yang tinggal di kawasan timur.
(izz)