AALI Bukukan Pendapatan Bersih Rp8,55 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada semester I 2017 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp8,55 triliun. Pendapatan ini meningkat sekitar 34,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,35 triliun.
“Pendapatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan produk CPO (crude palm oil) dan turunannya serta harga jual rata-rata CPO yang naik 10% dari Rp7.768 per kg menjadi Rp8.536 per kg,” ujar Direktur Utama AALI, Santosa di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Atas raihan ini, laba operasional perseroan naik sebesar 85,3% menjadi Rp1,52 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp820 miliar. Di mana laba bersih AALI pada semester I 2017 naik 31,7%, menjadi Rp1,04 triliun dari Rp792 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Santosa menuturkan, pada semester I/2017 perseroan mencatat produksi CPO sebesar 762.000 ton. Jumlah ini naik sekitar 13,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 670.000 ton.
Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) yang naik 23,1% dari 2 juta ton pada sementer I/2016 menjadi 2,5 juta ton pada semester I/2017. Pembelian TBS dari pihak ketiga juga mengalami kenaikan dari 1,10 juta ton menjadi 1,27 juta ton, atau naik sebesar 14,7%.
“Produksi TBS tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sepertinya tanaman sudah recovery dari dampak el nino 2015 sehingga produksinya cukup bagus,” kata Santosa.
Total luas areal tertanam perkebunan kelapa sawit perseroan sampai dengan Juni 2017 sebesar 297.000 hektare (ha) yang terdiri dari kebun inti 233.300 ha dan kebun plasma 63.600 ha. Dari total luas areal tertanam tersebut, 267.900 ha merupakan areal yang sudah menghasilkan. Saat ini, kapasitas olah pabrik kelapa sawit (PKS) perseroan sebesar 1.510 ton TBS per jam dengan jumlah PKS sebanyak 31 unit.
Selain itu, perusahaan juga mengoperasikan dua unit CPO refinery dengan total kapasitas pengolahan sebesar 3.000 CPO ton per hari yang berlokasi di Sulawesi Barat dan Dumai, Riau.
Sejak akhir 2016, perusahaan juga mengoperasikan 1 unit Refinery PKO (Palm Kernel Oil) dengan kapasitas pengolahan sebesar 400 ton per hari yang berlokasi di Sulawesi Barat.
“Pendapatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan produk CPO (crude palm oil) dan turunannya serta harga jual rata-rata CPO yang naik 10% dari Rp7.768 per kg menjadi Rp8.536 per kg,” ujar Direktur Utama AALI, Santosa di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Atas raihan ini, laba operasional perseroan naik sebesar 85,3% menjadi Rp1,52 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp820 miliar. Di mana laba bersih AALI pada semester I 2017 naik 31,7%, menjadi Rp1,04 triliun dari Rp792 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Santosa menuturkan, pada semester I/2017 perseroan mencatat produksi CPO sebesar 762.000 ton. Jumlah ini naik sekitar 13,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 670.000 ton.
Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) yang naik 23,1% dari 2 juta ton pada sementer I/2016 menjadi 2,5 juta ton pada semester I/2017. Pembelian TBS dari pihak ketiga juga mengalami kenaikan dari 1,10 juta ton menjadi 1,27 juta ton, atau naik sebesar 14,7%.
“Produksi TBS tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sepertinya tanaman sudah recovery dari dampak el nino 2015 sehingga produksinya cukup bagus,” kata Santosa.
Total luas areal tertanam perkebunan kelapa sawit perseroan sampai dengan Juni 2017 sebesar 297.000 hektare (ha) yang terdiri dari kebun inti 233.300 ha dan kebun plasma 63.600 ha. Dari total luas areal tertanam tersebut, 267.900 ha merupakan areal yang sudah menghasilkan. Saat ini, kapasitas olah pabrik kelapa sawit (PKS) perseroan sebesar 1.510 ton TBS per jam dengan jumlah PKS sebanyak 31 unit.
Selain itu, perusahaan juga mengoperasikan dua unit CPO refinery dengan total kapasitas pengolahan sebesar 3.000 CPO ton per hari yang berlokasi di Sulawesi Barat dan Dumai, Riau.
Sejak akhir 2016, perusahaan juga mengoperasikan 1 unit Refinery PKO (Palm Kernel Oil) dengan kapasitas pengolahan sebesar 400 ton per hari yang berlokasi di Sulawesi Barat.
(dmd)