Olah Gas Buang Jadi Listrik, Semen Gresik Hemat Rp120 Miliar/Tahun
A
A
A
TUBAN - Inovasi yang berujung efisiensi dilakukan PT Semen Gresik, anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik semen di Tuban ini menggandeng Jepang bernama JFE Engineering, untuk mengembangkan teknologi yang menjadikan gas emisi menjadi listrik.
Gas buang sebanyak 122 ribu ton per tahun itu akan diolah menjadi 28 Mega Watt (MW) listrik. Dengan besaran produksi listrik itu, akan memberikan efisienssi khususnya biaya listrik sebesar Rp120 miliar per tahun. Karena hal itu bisa menurunkan konsumsi listrik dari PLN sebesar 30 persen dari total kebutuhan listrik di 4 pabrik SG di Tuban.
“Kami perkirakan akan mulai bisa dioperasionalkan pada Oktober 2017 ini,” ujar Direktur Utama PT SG, Gatot Kustyadji di sela-sela Sosialisasi pada local stakeholders di Pabrik Tuban, Kamis (17/8/2017).
Lebih lanjut diterangkan untuk tahap awal beroperasinya pembangkit listrik bernama "Waste Heat Recovery Power Generation" (WHRPG) itu masih sekitar 75%, karena dari empat pabrik, hanya tiga pabrik yang siap beroperasi. "Sedangkan untuk beroperasi secara penuh 100% diperkirakan Maret 2018, karena akan terkoneksi semuanya empat pabrik itu," paparnya.
Ia mengatakan, apabila telah beroperasi secara penuh, maka akan menghemat pembelian listrik dari PLN sekitar 30% atau terjadi penghematan anggaran sebesar Rp120 miliar per tahun dari total pengeluaran biaya listrik sekitar Rp1 triliun. Sebelumnya, proyek yang dimulai pada 2014 itu dilakukan atas kerja sama perusahaan Jepang bernama JFE Engineering, dan telah melewati beberapa tahap seperti studi kelayakan dan konstruksi awal.
Proyek ini adalah bagian dari upaya PT Semen Indonesia Grup untuk mewujudkan konsep industri yang ramah lingkungan. Sebelumnya, teknologi serupa telah digunakan di PT Semen Padang (anak usaha PT Semen Indonesia) sejak 2012, namun energi listrik yang dihasilkan lebih kecil yakni 8 MW.
Selain menerapkan WHRPG, Pabrik Tuban juga telah memanfaatkan energi alternatif lainnya, seperti batu bara untuk proses produksi, serta sekam padi, ampas tebu, sabut kelapa, limbah pelumas, dan lainnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Multilateral serta Pembiayaan Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang yang turut hadir dalam sosialisasi itu mendukung langkah PT Semen Indonesia Pabrik Tuban dalam menerapkan konsep industri yang ramah lingkungan.
Menurutnya, langkah PT Semen Indonesia diharapkan bisa diterapkan di sejumlah industri di Indonesia, untuk mendukung pemerintah menuju target pengurangan emisi karbon 29 persen pada 2030.
Gas buang sebanyak 122 ribu ton per tahun itu akan diolah menjadi 28 Mega Watt (MW) listrik. Dengan besaran produksi listrik itu, akan memberikan efisienssi khususnya biaya listrik sebesar Rp120 miliar per tahun. Karena hal itu bisa menurunkan konsumsi listrik dari PLN sebesar 30 persen dari total kebutuhan listrik di 4 pabrik SG di Tuban.
“Kami perkirakan akan mulai bisa dioperasionalkan pada Oktober 2017 ini,” ujar Direktur Utama PT SG, Gatot Kustyadji di sela-sela Sosialisasi pada local stakeholders di Pabrik Tuban, Kamis (17/8/2017).
Lebih lanjut diterangkan untuk tahap awal beroperasinya pembangkit listrik bernama "Waste Heat Recovery Power Generation" (WHRPG) itu masih sekitar 75%, karena dari empat pabrik, hanya tiga pabrik yang siap beroperasi. "Sedangkan untuk beroperasi secara penuh 100% diperkirakan Maret 2018, karena akan terkoneksi semuanya empat pabrik itu," paparnya.
Ia mengatakan, apabila telah beroperasi secara penuh, maka akan menghemat pembelian listrik dari PLN sekitar 30% atau terjadi penghematan anggaran sebesar Rp120 miliar per tahun dari total pengeluaran biaya listrik sekitar Rp1 triliun. Sebelumnya, proyek yang dimulai pada 2014 itu dilakukan atas kerja sama perusahaan Jepang bernama JFE Engineering, dan telah melewati beberapa tahap seperti studi kelayakan dan konstruksi awal.
Proyek ini adalah bagian dari upaya PT Semen Indonesia Grup untuk mewujudkan konsep industri yang ramah lingkungan. Sebelumnya, teknologi serupa telah digunakan di PT Semen Padang (anak usaha PT Semen Indonesia) sejak 2012, namun energi listrik yang dihasilkan lebih kecil yakni 8 MW.
Selain menerapkan WHRPG, Pabrik Tuban juga telah memanfaatkan energi alternatif lainnya, seperti batu bara untuk proses produksi, serta sekam padi, ampas tebu, sabut kelapa, limbah pelumas, dan lainnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Multilateral serta Pembiayaan Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang yang turut hadir dalam sosialisasi itu mendukung langkah PT Semen Indonesia Pabrik Tuban dalam menerapkan konsep industri yang ramah lingkungan.
Menurutnya, langkah PT Semen Indonesia diharapkan bisa diterapkan di sejumlah industri di Indonesia, untuk mendukung pemerintah menuju target pengurangan emisi karbon 29 persen pada 2030.
(akr)