Utang Valas PLN Tembus USD7,5 Miliar/Tahun
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mencatat utam dalam valuta asing (valas) sebesar USD7,5 miliar per tahun. Utang ini terbagi dalam utang korporasi dan utang kepada independent power producer (IPP).
Kepala Divisi Treasury PLN Iskandar mengatakan, perseroan banyak membutuhkan valas untuk investasi dan kegiatan operasional. Selain itu, kebutuhan gas PLN untuk pembangkit listrik juga masih dibayar dengan USD.
(Baca Juga: PLN Teken Transaksi Hedging USD30 Juta dengan Tiga Bank BUMN)
"Hampir USD7,5 miliar (kebutuhan valas per tahun). Ada yang untuk investasi, ada yang untuk operasional, seperti kita dengan gas kan masih juga bayar dengan dolar ya," katanya di Gedung BI, Jakarta, Senin (21/8/2017).
Dengan kebutuhan valas yang besar tersebut, lanjut dia, perseroan harus sejak dini memitigasi risiko kerugian jika sewaktu-waktu kurs USD meningkat tajam. Karena itu, perseroan pun memutuskan untuk melakukan transaksi lindung nilai (hedging) dengan beberapa perbankan, khususnya perbankan pelat merah.
"Poinnya adalah PLN dengan kebutuhan setahun yang besar tadi hampir USD7,5 miliar itu kita harus mitigasi risiko," ujar dia.
Pihaknya tak menampik bahwa saat ini kurs nilai tukar rupiah terhadap USD masih stabil. Namun, perseroan tidak mau mengambil risiko jika di waktu akan datang kursnya tiba-tiba anjlok.
"Tadi sudah dijelasin juga dari Kementerian BUMN, dari BI, bahwa volatilitas kita tahun ini cukup stabil. Tapi tahun depan kan kita belum tahu. Dua atau sebulan mendatang tidak ngerti. Jadi kewajiban kita harus mitigasi risk, poinnya itu," terangnya.
PLN telah mulai melaksanakan hedging sejak 2015. Perseroan juga telah merasakan banyak manfaat dari hedging, khususnya meminimalisir risiko kerugian kurs.
"Sebetulnya kita mencari kepastian. Jadi sudah kita pikirkan di depan nilai kursnya sudah saat ini, nilai kursnya sudah di saat ini dengan kalkulasi data saat ini analytical data saat ini apapun yang terjadi kita sudah menyiapkan biaya yang kita yakini. Jadi mitigasi risk dari sisi kepastian yang menjadi background kita menentukan hedging ini," terang Iskandar.
Baca Juga: BI Perbarui Pedoman Hedging BUMN dan Perkenalkan Produk Baru Manfaat Transaksi Lindung Nilai dengan Call Spread Option
Kepala Divisi Treasury PLN Iskandar mengatakan, perseroan banyak membutuhkan valas untuk investasi dan kegiatan operasional. Selain itu, kebutuhan gas PLN untuk pembangkit listrik juga masih dibayar dengan USD.
(Baca Juga: PLN Teken Transaksi Hedging USD30 Juta dengan Tiga Bank BUMN)
"Hampir USD7,5 miliar (kebutuhan valas per tahun). Ada yang untuk investasi, ada yang untuk operasional, seperti kita dengan gas kan masih juga bayar dengan dolar ya," katanya di Gedung BI, Jakarta, Senin (21/8/2017).
Dengan kebutuhan valas yang besar tersebut, lanjut dia, perseroan harus sejak dini memitigasi risiko kerugian jika sewaktu-waktu kurs USD meningkat tajam. Karena itu, perseroan pun memutuskan untuk melakukan transaksi lindung nilai (hedging) dengan beberapa perbankan, khususnya perbankan pelat merah.
"Poinnya adalah PLN dengan kebutuhan setahun yang besar tadi hampir USD7,5 miliar itu kita harus mitigasi risiko," ujar dia.
Pihaknya tak menampik bahwa saat ini kurs nilai tukar rupiah terhadap USD masih stabil. Namun, perseroan tidak mau mengambil risiko jika di waktu akan datang kursnya tiba-tiba anjlok.
"Tadi sudah dijelasin juga dari Kementerian BUMN, dari BI, bahwa volatilitas kita tahun ini cukup stabil. Tapi tahun depan kan kita belum tahu. Dua atau sebulan mendatang tidak ngerti. Jadi kewajiban kita harus mitigasi risk, poinnya itu," terangnya.
PLN telah mulai melaksanakan hedging sejak 2015. Perseroan juga telah merasakan banyak manfaat dari hedging, khususnya meminimalisir risiko kerugian kurs.
"Sebetulnya kita mencari kepastian. Jadi sudah kita pikirkan di depan nilai kursnya sudah saat ini, nilai kursnya sudah di saat ini dengan kalkulasi data saat ini analytical data saat ini apapun yang terjadi kita sudah menyiapkan biaya yang kita yakini. Jadi mitigasi risk dari sisi kepastian yang menjadi background kita menentukan hedging ini," terang Iskandar.
Baca Juga: BI Perbarui Pedoman Hedging BUMN dan Perkenalkan Produk Baru Manfaat Transaksi Lindung Nilai dengan Call Spread Option
(izz)