Faktor yang Membuat Pemerintah Siaga Hadapi Kondisi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi global, terutama di level regional. Beberapa peristiwa ekonomi dan politik wajib untuk diwaspadai lantaran dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dalam negeri.
Untuk faktor yang berasal dari eksternal, utamanya dari kegiatan perdagangan adalah dari sisi ekspor, yakni dari proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan regional, seperti di kawasan Asean yang beberapa negaranya merupakan mitra dagang besar bagi Indonesia.
"Kondisi ekonomi ini sebetulnya kalau dari sisi momentumnya, harus kita waspadai. Selain level regional, tentu saja eskalasi dari ketegangan yang terjadi di Korea Utara atau di Laut China Selatan, itu akan menyebabkan terganggunya lalu lintas dari perdagangan. Tentunya Jepang, China mereka akan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (21/8/2018).
Sri Mulyani meminta agar terlebih dahulu memperhatikan kondisi di Asia, lantaran beberapa persoalan kenegaraan sedang terjadi yang menyebabkan guncangan untuk sektor ekonomi. Sementara itu untuk India, diproyeksikan masih akan tumbuh cukup tinggi.
Adapun untuk China, perlu diwaspadai karena negara tersebut akan melakukan rebalancing dan mereka akan menuju level pertumbuhan di bawah 6,5%.
"Nah ini yang harus terus kita monitor pergerakannya seperti apa. Di satu sisi, peluang yang baru seperti apa dan bagaimana kita bisa mendukung dengan kebijakan-kebijakan yang lain," pungkasnya.
Untuk faktor yang berasal dari eksternal, utamanya dari kegiatan perdagangan adalah dari sisi ekspor, yakni dari proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan regional, seperti di kawasan Asean yang beberapa negaranya merupakan mitra dagang besar bagi Indonesia.
"Kondisi ekonomi ini sebetulnya kalau dari sisi momentumnya, harus kita waspadai. Selain level regional, tentu saja eskalasi dari ketegangan yang terjadi di Korea Utara atau di Laut China Selatan, itu akan menyebabkan terganggunya lalu lintas dari perdagangan. Tentunya Jepang, China mereka akan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (21/8/2018).
Sri Mulyani meminta agar terlebih dahulu memperhatikan kondisi di Asia, lantaran beberapa persoalan kenegaraan sedang terjadi yang menyebabkan guncangan untuk sektor ekonomi. Sementara itu untuk India, diproyeksikan masih akan tumbuh cukup tinggi.
Adapun untuk China, perlu diwaspadai karena negara tersebut akan melakukan rebalancing dan mereka akan menuju level pertumbuhan di bawah 6,5%.
"Nah ini yang harus terus kita monitor pergerakannya seperti apa. Di satu sisi, peluang yang baru seperti apa dan bagaimana kita bisa mendukung dengan kebijakan-kebijakan yang lain," pungkasnya.
(ven)