BHP Billiton Berencana Jual Aset Bisnis di AS
A
A
A
MELBOURNE - Perusahaan raksasa tambang BHP Billiton akan menjual aset bisnis mereka di Amerika Serikat (AS) setelah mendapatkan tekanan dari para pemegang saham ketika performa buruk perusahaan pertambangan multinasional itu. Pihak BHP Billiton mengutarakan ada sejumlah pihak menyatakan tertarik terhadap aset yang bakal dijual.
Seperti dilansir BBC, pemegang saham Elliott Management pernah mengutarakan bakal melakukan perubahan strategi di BHP Billiton, termasuk penjualan beberapa operasional. Sebelumnya BHP Billiton melaporkan laba bersih tahunan hanya mencapai USD5,89 miliar atau setara dengan 4,56 miliar poundsterling.
Catatan tersebut melanjutkan hasil buruk ketika pada 2015 lalu, laba BHP Billiton merosot 31% menjadi USD5,35 miliar pada setengah tahun hingga 31 Desember 2014. Anjloknya laba dipicu penurunan harga bijih besi, batubara, tembaga dan komoditas lainnya.
Untuk mengompensasi penurunan harga, BHP kala itu harus memangkas belanja eksplorasi dan investasi lain. Belanja eksplorasi pada setengah tahun terakhir 2014 sebesar USD6,4 miliar, turun 23% ketimbang periode sama 2013.
Sementara pada tengah pekan kemarin, BHP mengatakan bahwa bisnis non inti hingga eksplorasi akan termasuk dalam penjualan aset. Chief executive Andrew Mackenzie mengungkapkan, sejumlah pihak tertarik mendapatkan hak untuk operasi minyak dan gas bumi (Migas) onshore di Amerika.
Meski begitu Ia belum mau menjelaskan nama perusahaan serta harga yang ditawarkan untuk aset tersebut. BHP sendiri termasuk dalam perusahaan yang terkena imbas dari kejatuhan harga minyak dunia sejak 2011, dimana kemerosotan harga minyak memaksa menelan kerugian hingga USD7,2 miliar tahun lalu.
Chairman BHP Jac Nasser yang pensiun tahun ini mengakui bahwa investasi sebesar USD20 miliar dalam enam tahun adalah sebuah kesalahan. Analis telah menyarankan agar menjual sekitar setengah dari aset ke pasar saat ini.
Rencana menjual aset di AS muncul setelah perusahaan tambang global itu membukukukan laba bersih tahunan USD5,89 miliar mengikuti penurunan rekor dari tahun sebelumnya USD6,39 miliar. Hasil tersebut sedikit di bawah ekspektasi analis.
Seperti dilansir BBC, pemegang saham Elliott Management pernah mengutarakan bakal melakukan perubahan strategi di BHP Billiton, termasuk penjualan beberapa operasional. Sebelumnya BHP Billiton melaporkan laba bersih tahunan hanya mencapai USD5,89 miliar atau setara dengan 4,56 miliar poundsterling.
Catatan tersebut melanjutkan hasil buruk ketika pada 2015 lalu, laba BHP Billiton merosot 31% menjadi USD5,35 miliar pada setengah tahun hingga 31 Desember 2014. Anjloknya laba dipicu penurunan harga bijih besi, batubara, tembaga dan komoditas lainnya.
Untuk mengompensasi penurunan harga, BHP kala itu harus memangkas belanja eksplorasi dan investasi lain. Belanja eksplorasi pada setengah tahun terakhir 2014 sebesar USD6,4 miliar, turun 23% ketimbang periode sama 2013.
Sementara pada tengah pekan kemarin, BHP mengatakan bahwa bisnis non inti hingga eksplorasi akan termasuk dalam penjualan aset. Chief executive Andrew Mackenzie mengungkapkan, sejumlah pihak tertarik mendapatkan hak untuk operasi minyak dan gas bumi (Migas) onshore di Amerika.
Meski begitu Ia belum mau menjelaskan nama perusahaan serta harga yang ditawarkan untuk aset tersebut. BHP sendiri termasuk dalam perusahaan yang terkena imbas dari kejatuhan harga minyak dunia sejak 2011, dimana kemerosotan harga minyak memaksa menelan kerugian hingga USD7,2 miliar tahun lalu.
Chairman BHP Jac Nasser yang pensiun tahun ini mengakui bahwa investasi sebesar USD20 miliar dalam enam tahun adalah sebuah kesalahan. Analis telah menyarankan agar menjual sekitar setengah dari aset ke pasar saat ini.
Rencana menjual aset di AS muncul setelah perusahaan tambang global itu membukukukan laba bersih tahunan USD5,89 miliar mengikuti penurunan rekor dari tahun sebelumnya USD6,39 miliar. Hasil tersebut sedikit di bawah ekspektasi analis.
(akr)