Bappenas Minta Perguruan Tinggi Ikut Kembangkan Konsep Kota Baru
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah yang tengah mengembangkan kota baru berkelanjutan, telah meminta perguruan tinggi turut berperan dalam mengidentifikasi aspek apa yang perlu dikembangkan di kota baru tersebut. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro menerangkan kota baru yang dimaksud, bukan membangun dari nol.
Lebih lanjut Ia menerangkan, caranya adalah dengan mengupgrade kota yang sudah mempunyai posisi sebagai ibukota untuk kemudian ditata kembali dengan infrastruktur yang benar. Berdasarkan data, pemerintah tengah mengembangkan lima kota baru dimana salah satunya Pontianak. Bambang menambahkan kota baru yang akan dibangun yakni kota yang berkelanjutan. Tidak hanya smart city, namun juga lengkap sarana air bersih dan juga pengolahan limbahnya.
Guna mewujudkannya Ia berharap, perguruan tinggi bisa memberikan kontribusi pada konsep kota yang berkelanjutan itu sendiri. Menurutnya konsep kota baru yang berkelanjutan ini tentunya akan dibangun berbeda antara kota satu dengan lainnya. Meski di dalamnya harus dilengkapi dengan unsur yang sama yakni yang mendukung perekonomian, sosial dan lingkungan.
"Kita harap perguruan tinggi bisa mengidentifikasi sebaik-baiknya untuk kota tertentu. Misalkan aspek ekonomi seperti apa yang harus dikedepankan, aspek sosial apa yang harus dikedepankan dan aspek lingkungan seperti apa agar kota bisa sustainable," katanya di Seminar Nasional Pengembangan dan Pembangunan Kota Berkelanjutan di Podomoro University, Selasa (22/8/2017).
Bambang mengungkapkan, masih banyak kota yang tidak layak disebut kota, hingga terpaksa menjadi kota karena menyandang status ibukota provinsi atau kabupaten kota. Konsekuensinya banyak kota yang tidak lengkap infrastrukturnya untuk dijadikan kota.
Sambung Ia mengambil contoh misalnya Pontianak, yang karena statusnya memang sudah mentereng sebagai ibukota Kalimantan Barat. Namun sebagai kota, menurutnya Pontianak terbilang ketinggalan dibanding Banjarmasin dan Balikpapan. "Oleh karena itu kota ini mau diperbaiki juga," terang dia.
Sementara Rektor Podomoro University Cosmas Batubara menjelaskan, pihaknya akan ikut memberi masukan dan pemikiran untuk membantu pemerintah dalam membanguun kota yang berkelanjutan. "Jadi kita akan berperan sesuai ilmu yang kita kuasai dalam rangka membangun kota yang berkelanjutan," paparnya.
Cosmas dalam seminar tersebut menjelaskan, menganut paham Dr Sam Ratulangi dimana manusia berkumpul disitu ada kehidupan. Ternyata banyak pertumbuhan kota lebih cepat dari perencanaan itu sebabnya banyak daerah padat penduduk.
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land ini menerangkan, kita juga harus bicara memperbaiki daerah padat penduduk menjadi vertical housing. Hal ini merupakan salah satu solusi dari sebuah program pelestarian kota dengan Pembaharuan Kota atau yang disebut Urban Renewal.
Lebih lanjut Ia menerangkan, caranya adalah dengan mengupgrade kota yang sudah mempunyai posisi sebagai ibukota untuk kemudian ditata kembali dengan infrastruktur yang benar. Berdasarkan data, pemerintah tengah mengembangkan lima kota baru dimana salah satunya Pontianak. Bambang menambahkan kota baru yang akan dibangun yakni kota yang berkelanjutan. Tidak hanya smart city, namun juga lengkap sarana air bersih dan juga pengolahan limbahnya.
Guna mewujudkannya Ia berharap, perguruan tinggi bisa memberikan kontribusi pada konsep kota yang berkelanjutan itu sendiri. Menurutnya konsep kota baru yang berkelanjutan ini tentunya akan dibangun berbeda antara kota satu dengan lainnya. Meski di dalamnya harus dilengkapi dengan unsur yang sama yakni yang mendukung perekonomian, sosial dan lingkungan.
"Kita harap perguruan tinggi bisa mengidentifikasi sebaik-baiknya untuk kota tertentu. Misalkan aspek ekonomi seperti apa yang harus dikedepankan, aspek sosial apa yang harus dikedepankan dan aspek lingkungan seperti apa agar kota bisa sustainable," katanya di Seminar Nasional Pengembangan dan Pembangunan Kota Berkelanjutan di Podomoro University, Selasa (22/8/2017).
Bambang mengungkapkan, masih banyak kota yang tidak layak disebut kota, hingga terpaksa menjadi kota karena menyandang status ibukota provinsi atau kabupaten kota. Konsekuensinya banyak kota yang tidak lengkap infrastrukturnya untuk dijadikan kota.
Sambung Ia mengambil contoh misalnya Pontianak, yang karena statusnya memang sudah mentereng sebagai ibukota Kalimantan Barat. Namun sebagai kota, menurutnya Pontianak terbilang ketinggalan dibanding Banjarmasin dan Balikpapan. "Oleh karena itu kota ini mau diperbaiki juga," terang dia.
Sementara Rektor Podomoro University Cosmas Batubara menjelaskan, pihaknya akan ikut memberi masukan dan pemikiran untuk membantu pemerintah dalam membanguun kota yang berkelanjutan. "Jadi kita akan berperan sesuai ilmu yang kita kuasai dalam rangka membangun kota yang berkelanjutan," paparnya.
Cosmas dalam seminar tersebut menjelaskan, menganut paham Dr Sam Ratulangi dimana manusia berkumpul disitu ada kehidupan. Ternyata banyak pertumbuhan kota lebih cepat dari perencanaan itu sebabnya banyak daerah padat penduduk.
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land ini menerangkan, kita juga harus bicara memperbaiki daerah padat penduduk menjadi vertical housing. Hal ini merupakan salah satu solusi dari sebuah program pelestarian kota dengan Pembaharuan Kota atau yang disebut Urban Renewal.
(akr)