Inovasi Harus Terintegrasi dengan Kebutuhan Masyarakat

Rabu, 23 Agustus 2017 - 00:03 WIB
Inovasi Harus Terintegrasi dengan Kebutuhan Masyarakat
Inovasi Harus Terintegrasi dengan Kebutuhan Masyarakat
A A A
JAKARTA - Apresiasi Inovasi KORAN SINDO 2017 telah memasuki tahapan akhir. Para peserta telah mempresentasikan inovasi perusahaannya masing-masing di hadapan tim juri yang terdiri dari Senior Lecturer Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy, Senior Lecturer PPM School Of Management Wahyu Tri Setyobudi, dan Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto.

Pada sesi terakhir, perusahaan telekomunikasi, Indosat Ooredoo mempresentasikan inovasi produk terbarunya dengan memberikan ekstra kuota untuk akses aplikasi sehari-hari kepada seluruh pelanggan IM3 Ooredoo. Pelanggan dapat menggunakan aplikasi favoritnya tanpa khawatir menghabiskan kuota utama.

Manager Departement Non-Digital Media PR and Internal Comm Indosat Ooredoo, Romano Prasetya Bhaktinegara mengatakan, pelanggan dapat juga menelpon dengan tarif Rp1/detik ke semua operator. Ini adalah inovasi terbesar dan paling berani dengan menggabungkan dua keuntungan, aplikasi terbaik dan tarif nelpon terbaik dalam satu paket yang tidak ada tandingannya.

"Sehingga masyarakat mulai melihat IM3 sebagai brand yang punya value for money yang tinggi. Kami memberikan harga tertentu tapi value for money lebih tinggi dibandingkan yang lain," ujarnya di auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Selain itu, PT Asabri (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa pelayanan dalam bisnis dan operasional melakukan inovasi dengan mengutamakan pembangunan wilayah perbatasan.

Direktur SDM dan Umum PT Asabri (Persero) Herman Hidayat mengatakan, program ini sejalan dengan Nawacita, salah satunya hadirnya negara di pelosok Tanah Air. "Kami melihat infrastruktur jalan, MCK, di wilayah perbatasan sangat memprihatinkan. Asabri ingin tumbuh bersama dengan masyarakat, yaitu masyarakat yang sangat memerlukan bantuan. Itulah mengapa kami mengutamakan pembangunan di wilayah perbatasan," tuturnya.

Sebelumnya, beberapa perusahaan juga telah mempresentasikan inovasinya di hadapan tim juri. Dari sektor perbankan, seperti Bank BRI mengedepankan inovasi berupa satelit BRISat yang diluncurkan perusahaan Juni 2016 lalu. Masih dari sektor perbankan, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mempresentasikan inovasi yang dikembangkan perusahaan, yakni layanan Jenius, yang merupakan platform perbankan digital untuk segmen consuming class.

Kemudian, BPJS Kesehatan yang mengeluarkan inovasi yang mempermudah proses pendaftaran melalui drop box, jalur pendaftaran lewat saluran telepon BPJS Care Center, dan penggunaan aplikasi Mobile JKN. Sementara, BPJS Ketenagakerjaan menampilkan inovasi program Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran). GN Lingkaran merupakan program crowd funding atau donasi masyarakat untuk melindungi pekerja informal berpenghasilan rendah.

Di bidang automotif, PT Honda Prospect Motor mempresentasikan inovasi berupa teknologi baru Honda Vtech Turbo, mesin yang efisien namun bertenaga. Sementara, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menampilkan inovasi dalam program Toyota Forest, konservasi energi (boiler) untuk pabrik Toyota, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) pemasok lokal sebagai pemasok komponen mobil Toyota.

Dari sektor properti, PP Properti tampil mengusung inovasi dalam bidang pemasaran. Salah satu produk inovatif dari PT PP Properti The Ayoma Apartment adalah Test Living melalui Experience Unit.

Tim juri, Wahyu menilai, secara keseluruhan, inovasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut sudah berhasil mengemas inovasinya mulai dari aspek perencanaan sampai ke eksekusi. "Para peserta telah berhasil menyajikan bagaimana inovasinya. Cuma memang saya melihat ada beberapa kekurangan, yaitu apakah inovasi ini sudah pasti diterima oleh masyarakat," ujarnya.

Wahyu melanjutkan, banyak perusahaan yang belum bisa menyajikan ukuran-ukuran pada hasil inovasinya. "Misalnya di inovasi layanan, seberapa jauh inovasi layanan itu dalam jangka pendek menghasilkan kepuasan pelanggan. Dalam jangka lebih panjang lagi menghasilkan loyalitas. Jangka lebih panjang lagi menghasilkan potensi bisnis yang berdampak terhadap perusahaan di masa datang. Itu belum bisa dengan jelas disajikan," jelasnya.

Menurut Wahyu, inovasi harus diintegrasikan antara kemampuan perusahaan dengan kebutuhan masyarakat sehingga menghasilkan value di masyarakat. Selain itu, inovasi harus berupa paripurna apabila dilengkapi dengan pengukuran dan perbaikan bisa ditingkatkan lagi di masa berikutnya dan berkelanjutan. "Secara umum para peserta sudah cukup maju. Memang kemajuan itu meninggalkan peluang yang masih bisa diperbaiki di masa depan," jelasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5516 seconds (0.1#10.140)