Jadi Tuan Rumah IMF-WB Annual Meeting 2018 Indonesia Berjuang
A
A
A
JAKARTA - Kepala Task Force IMF-WB Annual Meeting 2018, Peter Jacobs mengungkapkan, untuk menjadi tuan rumah perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Indonesia bukan ditunjuk melainkan mengajukan diri melalui perjuangan. Terpilihnya Indonesia kali ini angat dinantikan setelah selama puluhan tahun menjadi angggota IMF dan WB.
Seperti diketahui, dalam perhelatan yang akan berlangsung pada Oktober 2018, akan hadir delegasi menteri keuangan dan gubernur bank negara-negara anggota sebanyak 189 negara. Peter memperkirakan total tamu yang hadir mencapai 15 ribu.
"Kita jadi tuan rumah bukan berarti kita ditunjuk. Tapi karena kita daftar dan beeding. Kita bersaing dengan seluruh negara anggota yang mendambakan menjadi tuan rumah," ujarnya di Hotel Nusa Dua, Bali, Kamis (24/8/2017).
Untuk di ASEAN, secara keseluruhan ada 10 negara yang tergabung dalam IMF dan WB, Indonesia menjadi negara keempat. Sebelumnya telah ada tiga negara yang lebih dulu menjadi tuan rumah sebelum Indonesia.
"Filipina pada 1976, Bangkok 1991 dan Singapura 2006. Jadi mereka sudah pernah jadi tuan rumah. Dan, sekarang menjadi relevan karena kita telah pulih dari krisis tahun 1998," beber Peter.
Kegiatan ini, lanjut Peter, merupakan waktu yang tepat untuk Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ekonomi negara ini sudah reform dan memiliki daya tahan untuk menghadapi krisis yang disebabkan oleh kondisi ketidakpastian global.
"Besok kalau mereka semua ke sini, kita bisa cerita soal ekonomi Indonesia yang progresif, Indonesia sebagai negara yang secara ekonomi sudah masuk dalam digital ekonomi, ekonomi syariahnya juga sudah modern, kemudian juga memberdayakan perempuan. Banyak yang bisa diperkenalkan dan bahwa kita memang pantas menjadi tuan rumah," pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam perhelatan yang akan berlangsung pada Oktober 2018, akan hadir delegasi menteri keuangan dan gubernur bank negara-negara anggota sebanyak 189 negara. Peter memperkirakan total tamu yang hadir mencapai 15 ribu.
"Kita jadi tuan rumah bukan berarti kita ditunjuk. Tapi karena kita daftar dan beeding. Kita bersaing dengan seluruh negara anggota yang mendambakan menjadi tuan rumah," ujarnya di Hotel Nusa Dua, Bali, Kamis (24/8/2017).
Untuk di ASEAN, secara keseluruhan ada 10 negara yang tergabung dalam IMF dan WB, Indonesia menjadi negara keempat. Sebelumnya telah ada tiga negara yang lebih dulu menjadi tuan rumah sebelum Indonesia.
"Filipina pada 1976, Bangkok 1991 dan Singapura 2006. Jadi mereka sudah pernah jadi tuan rumah. Dan, sekarang menjadi relevan karena kita telah pulih dari krisis tahun 1998," beber Peter.
Kegiatan ini, lanjut Peter, merupakan waktu yang tepat untuk Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ekonomi negara ini sudah reform dan memiliki daya tahan untuk menghadapi krisis yang disebabkan oleh kondisi ketidakpastian global.
"Besok kalau mereka semua ke sini, kita bisa cerita soal ekonomi Indonesia yang progresif, Indonesia sebagai negara yang secara ekonomi sudah masuk dalam digital ekonomi, ekonomi syariahnya juga sudah modern, kemudian juga memberdayakan perempuan. Banyak yang bisa diperkenalkan dan bahwa kita memang pantas menjadi tuan rumah," pungkasnya.
(dmd)