Inovasi Pembiayaan Rumah Rakyat
A
A
A
BAGI setiap keluarga rumah merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dikesampingkan. Pentingnya kepemilikan rumah ini membuat PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencurahkan perhatian yang besar sejak bank tersebut didirikan. Bahkan untuk program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah sejak 2015, BTN jadi yang terdepan dalam menyukseskan program tersebut.
Kesuksesan BTN sebagai bank perumahan rakyat tidak terlepas dari berbagai inovasi yang dilakukan manajemen. Tidak hanya berpuas diri menjadi penguasa KPR bersubsidi, tapi BTN terus menciptakan program-program baru untuk menggenjot KPR nonsubsidi.
Menurut Direktur Utama BTN Maryono, dasar inovasi yang dilakukan BTN memiliki tujuan agar perseroan bisa berkembang menjadi bank yang besar. "Jika 3 atau 4 tahun lalu aset kita masuk dalam kategori 10 besar. Sekarang kita punya keinginan menjadi 5 besar," ucapnya.
Pastinya inovasi yang BTN ciptakan selalu membuat rakyat lebih mudah untuk memiliki rumah. Teranyar yakni dengan menerbitkan KPR BTN Mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pekerja informal. "Dengan KPR Mikro, Bank BTN membuka ruang bagi masyarakat yang lebih luas dalam memperoleh akses pembiayaan perumahan," kata Maryono dalam peresmian KPR BTN Mikro di Semarang, beberapa waktu lalu.
Dalam KPR BTN Mikro, keberpihakan BTN terhadap rakyat kecil sangat terasa sekali. Pasalnya, produk ini membidik keluarga atau individu yang memiliki penghasilan rata-rata Rp1,8 juta hingga Rp2,8 Juta per bulan. Segmen keluarga atau individu ini tidak masuk dalam kategori penerima KPR Subsidi baik dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) maupun Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan juga Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang dikucurkan Pemerintah. "Padahal segmen masyarakat ini merupakan segmen yang paling membutuhkan akses pembiayaan rumah," ujar Maryono.
Hebatnya lagi, meski menyasar segmen MBR, KPR BTN Mikro bukan bagian dari program bantuan pendanaan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Pendanaan KPR Mikro ini murni inisiatif BTN dengan bunganya yang rendah hanya sekitar 7,99%. "Selain bunga kredit yang rendah, angsuran pun dibuat dengan skema yang ringan, misalnya dibayar mingguan, atau harian," paparnya.
Berbagai inovasi yang dilakukan BTN ini tentu selain untuk bisa memberikan hunian layak bagi rakyat, diharapkan backlog perumahan yang saat ini sekitar 11 juta unit akan terus berkurang. Yang terpenting, diharapkan inovasi yang dilakukan perseroan bisa mempercepat pelaksanaan program sejuta rumah yang dicanangkan presiden. "Ini merupakan salah satu program Nawa Cita yang dirasakan masyarakat manfaatnya sangat besar dan saat ini sudah dirasakan masyarakat," kata Maryono.
Karena besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat, Maryono mengaku Presiden Jokowi menaruh perhatian yang sangat besar terhadap realisasi program sejuta rumah. Hal ini ditunjukkan Presiden Jokowi dengan meresmikan secara langsung tiga proyek perumahan subsidi di tiga daerah, yakni Cikarang, Balikpapan, dan Riau. "Pak Jokowi sangat serius, apalagi program ini inisiator Pak Presiden sendiri, sehingga beliau sangat memperhatikan perkembangan realisasai," paparnya.
Untungnya, menurut Maryono, Presiden Jokowi sangat puas terhadap realisasi program sejuta rumah. Hasilnya ketika meresmikan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 pertengahan Agustus lalu, Presiden Jokowi berkomitmen untuk menaikkan anggaran subsidi rumah dua kali lipat. Kini BTN punya tugas khusus dari Presiden Jokowi untuk menindaklanjuti permintaan masyarakat di setiap kabupaten agar memiliki rumah yang layak. Amanah dari presiden pun segera ditindaklanjuti Maryono dengan meminta jajaran karyawan BTN untuk bisa bekerja kerja keras, tidak hanya bekerja secara rutinitas dan normal.
"Karyawan harus bekerja secara luar biasa. Karyawan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal. Bagaimana bisa memberikan inovasi dalam pelayanan pemberian rumah subsidi. Alhamdulillah 60-65% karyawan BTN generasi muda. Sehingga mempunyai keuntungan bisa menggerakkan seperti keinginan Pak Presiden," ucapnya.
Maryono optimistis jika semua karyawan bisa bekerja secara optimal, BTN akan menjadi bank yang besar, terlebih prospek bisnis BTN yang konsentrasinya pada pembiayaan rumah subsidi sangat luar biasa. Untuk bisa memotivasi karyawan bekerja optimal, Maryono selalu meminta mereka mengimplementasikan nilai-nilai budaya perusahaan. Maryono berharap dengan mengimplementasikan budaya perusahaan tersebut maka akan lahir pemimpinpemimpin baru di BTN, karena seyogianya setiap insan BTN harus mempunyai jiwa leadership. (Rakhmat Baihaqi)
Kesuksesan BTN sebagai bank perumahan rakyat tidak terlepas dari berbagai inovasi yang dilakukan manajemen. Tidak hanya berpuas diri menjadi penguasa KPR bersubsidi, tapi BTN terus menciptakan program-program baru untuk menggenjot KPR nonsubsidi.
Menurut Direktur Utama BTN Maryono, dasar inovasi yang dilakukan BTN memiliki tujuan agar perseroan bisa berkembang menjadi bank yang besar. "Jika 3 atau 4 tahun lalu aset kita masuk dalam kategori 10 besar. Sekarang kita punya keinginan menjadi 5 besar," ucapnya.
Pastinya inovasi yang BTN ciptakan selalu membuat rakyat lebih mudah untuk memiliki rumah. Teranyar yakni dengan menerbitkan KPR BTN Mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pekerja informal. "Dengan KPR Mikro, Bank BTN membuka ruang bagi masyarakat yang lebih luas dalam memperoleh akses pembiayaan perumahan," kata Maryono dalam peresmian KPR BTN Mikro di Semarang, beberapa waktu lalu.
Dalam KPR BTN Mikro, keberpihakan BTN terhadap rakyat kecil sangat terasa sekali. Pasalnya, produk ini membidik keluarga atau individu yang memiliki penghasilan rata-rata Rp1,8 juta hingga Rp2,8 Juta per bulan. Segmen keluarga atau individu ini tidak masuk dalam kategori penerima KPR Subsidi baik dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) maupun Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan juga Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang dikucurkan Pemerintah. "Padahal segmen masyarakat ini merupakan segmen yang paling membutuhkan akses pembiayaan rumah," ujar Maryono.
Hebatnya lagi, meski menyasar segmen MBR, KPR BTN Mikro bukan bagian dari program bantuan pendanaan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Pendanaan KPR Mikro ini murni inisiatif BTN dengan bunganya yang rendah hanya sekitar 7,99%. "Selain bunga kredit yang rendah, angsuran pun dibuat dengan skema yang ringan, misalnya dibayar mingguan, atau harian," paparnya.
Berbagai inovasi yang dilakukan BTN ini tentu selain untuk bisa memberikan hunian layak bagi rakyat, diharapkan backlog perumahan yang saat ini sekitar 11 juta unit akan terus berkurang. Yang terpenting, diharapkan inovasi yang dilakukan perseroan bisa mempercepat pelaksanaan program sejuta rumah yang dicanangkan presiden. "Ini merupakan salah satu program Nawa Cita yang dirasakan masyarakat manfaatnya sangat besar dan saat ini sudah dirasakan masyarakat," kata Maryono.
Karena besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat, Maryono mengaku Presiden Jokowi menaruh perhatian yang sangat besar terhadap realisasi program sejuta rumah. Hal ini ditunjukkan Presiden Jokowi dengan meresmikan secara langsung tiga proyek perumahan subsidi di tiga daerah, yakni Cikarang, Balikpapan, dan Riau. "Pak Jokowi sangat serius, apalagi program ini inisiator Pak Presiden sendiri, sehingga beliau sangat memperhatikan perkembangan realisasai," paparnya.
Untungnya, menurut Maryono, Presiden Jokowi sangat puas terhadap realisasi program sejuta rumah. Hasilnya ketika meresmikan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 pertengahan Agustus lalu, Presiden Jokowi berkomitmen untuk menaikkan anggaran subsidi rumah dua kali lipat. Kini BTN punya tugas khusus dari Presiden Jokowi untuk menindaklanjuti permintaan masyarakat di setiap kabupaten agar memiliki rumah yang layak. Amanah dari presiden pun segera ditindaklanjuti Maryono dengan meminta jajaran karyawan BTN untuk bisa bekerja kerja keras, tidak hanya bekerja secara rutinitas dan normal.
"Karyawan harus bekerja secara luar biasa. Karyawan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal. Bagaimana bisa memberikan inovasi dalam pelayanan pemberian rumah subsidi. Alhamdulillah 60-65% karyawan BTN generasi muda. Sehingga mempunyai keuntungan bisa menggerakkan seperti keinginan Pak Presiden," ucapnya.
Maryono optimistis jika semua karyawan bisa bekerja secara optimal, BTN akan menjadi bank yang besar, terlebih prospek bisnis BTN yang konsentrasinya pada pembiayaan rumah subsidi sangat luar biasa. Untuk bisa memotivasi karyawan bekerja optimal, Maryono selalu meminta mereka mengimplementasikan nilai-nilai budaya perusahaan. Maryono berharap dengan mengimplementasikan budaya perusahaan tersebut maka akan lahir pemimpinpemimpin baru di BTN, karena seyogianya setiap insan BTN harus mempunyai jiwa leadership. (Rakhmat Baihaqi)
(bbk)