Cerita Jokowi Ingin Gaplok Petugas PTSP karena Urus Izin Lama

Kamis, 31 Agustus 2017 - 16:00 WIB
Cerita Jokowi Ingin...
Cerita Jokowi Ingin Gaplok Petugas PTSP karena Urus Izin Lama
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak awal mengakui bahwa proses birokrasi dan pengurusan perizinan di Indonesia sangatlah rumit. Hal ini pernah dibuktikan kala dirinya masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

(Baca Juga: Jokowi Bakal Bangun Gedung Khusus Urus Perizinan
Kala itu dirinya ingin membuktikan sendiri pelayanan perizinan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Jakarta Timur. Jokowi pun mendatangi PTSP tersebut untuk membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

"Saya cerita aja, waktu jadi Gubernur DKI Jakarta, langsung saya praktekkan. Saya ngurus SIUP di PTSP Jakarta Timur. Saya datang. Hei, saya mau minta SIUP. SIUP itu hanya satu lembar, isinya nama, alamat, nama perusahaan, modal berapa. Hanya lima disitu yang ditulis. Dibawa itu, dua menit rampung," katanya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Kemudian, dirinya pun bertanya kepada salah seorang petugas PTSP tersebut mengenai waktu pengurusan SIUP. Menurut petugas tersebut, SIUP akan terbit paling lambat dua pekan setelah diajukan. "Saya tanya, ini berapa ngurus SIUP. Paling lama dua minggu pak. Ngomongnya dengan bangga dua minggu," ungkap dia.

Jokowi pun heran dengan lamanya proses perizinan tersebut. Padahal, penerbitan SIUP sejatinya tak butuh waktu lama. Mantan Walikota Solo ini semakin dibuat heran dengan alasan petugas soal lamanya waktu pengurusan SIUP tersebut. Menurut petugas tersebut, tandatangan dari kepala perizinan yang memakan waktu lama.

"Saya bilang, tadi kan dua menit. Iya pak, disini dua menit pak, tapi yang di atas yang tandatangan lama pak. Tanda tangan bisa, nggak ada satu menit rampung, artinya itu kertas tiga menit sudah bisa keluar. Iya pak, yang lama yang di atas yang tanda tangan," tuturnya.

Dengan perasaan jengkel, kata Jokowi, dirinya pun langsung ke lantai atas untuk mempertanyakan ikhwal lamanya proses tandatangan tersebut. Sayangnya, kepala perizinan yang dimaksud sedang tidak ada di tempat.

"Saya ke atas ke lantai empat. Untungnya, Kepala Perizinan nya nggak ada. Saya sudah jengkel sekali. Mungkin saya enggak bisa mengontrol kalau ketemu. Untung nggak ketemu, pingin gaplok itu saya. Hanya tanda tangan saja dua minggu kenapa. Kan sudah dicek di bawah, ditulis di bawah. Tinggal tanda tangan dua minggu. Gini-gini nih yang harus dibenahi," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8663 seconds (0.1#10.140)