UE Sebut Kebijakan Trump Mengancam Perekonomian Global
A
A
A
BERLIN - Komite ekonomi dan keuangan Uni Eropa (UE) melayangkan kritik keras terhadap kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mengkhawatirkan langkah proteksionisme yang dilakukan AS bakal menimbulkan ancaman bagi perekonomian global. Seperti dilaporkan majalah Jerman, kebijakan proteksionisme di era globalisasi rentan membuat investasi menyusut.
"Efeknya dapat lebih merusak, daripada yang kita perkirakan sekarang," ucap Der Spiegel melaporkan, berdasarkan dokumen internal komisi anggota senior kementerian keuangan negara-negara anggota Uni Eropa, seperti dilansir Reuters, Senin (11/9/2017).
Lebih lanjut Ia menambahkan, Eropa juga prihatin dengan rencana anggaran Trump karena utang publik yang sudah berjalan apabilan tidak berkelanjutkan. Maka kebijakan tersebut diyakini berisiko jangka pendek bagi perekonomian global. Diterangkan salah satu ancamannya adalah terjadinya penurunan investasi internasional. "Kemungkinan paling rentan adalah penurunan investasi global," sambung Der Spiegel.
Diterangkan rencana reformasi pajak dengan langkah utama mengurangi beban atas penghasilan, menurutnya bakal memperburuk tantangan AS ekonomi ke depannya daripada meringankan. Trump berulang kali menyatakan rencana besarnya yakni melakukan reformasi pajak pada tahun ini.
Kebijakan tersebut meliputi penyederhanaan kode pajak AS, serta memberikan keringanan pajak untuk kelas menengah Amerika, dimana rencana tersebut telah digaungkan sejak kampanye pemilihan Presiden, 2016 lalu. Sebelumnya, Dana Moneter Ineternasional (IMF) dalam pertemuan tingkat tinggi G-20 di Hamburg secara terbuka mengkritik kebijakan proteksionisme AS.
Dalam deklarasi bersama di akhir pertemuan, disinggung bahwa pandangan sempit yang memadukan dua nol pada akhirnya akan merugikan seluruh negara. Keterikatan perekonomian Eropa dan AS menjadi pemicu utama kekhawatiran. Menurut IMF melihat dari faktor saling ketergantungan antarlembaga ekonomi global. Dengan kata lain, selama AS menjadi motor perekonomian global dalam satu abad, proteksionisme yang diterapkan negara ini mengganggu proses pertumbuhan ekonomi dunia.
Kebijakan delapan bulan lalu Trump menunjukkan bahwa AS di era pemerintahannya tidak meyakini dua hal. Pertama, kesepakatan internasional dan secara umum institusi internasional. Sedangkan kedua, perekonomian global.
"Efeknya dapat lebih merusak, daripada yang kita perkirakan sekarang," ucap Der Spiegel melaporkan, berdasarkan dokumen internal komisi anggota senior kementerian keuangan negara-negara anggota Uni Eropa, seperti dilansir Reuters, Senin (11/9/2017).
Lebih lanjut Ia menambahkan, Eropa juga prihatin dengan rencana anggaran Trump karena utang publik yang sudah berjalan apabilan tidak berkelanjutkan. Maka kebijakan tersebut diyakini berisiko jangka pendek bagi perekonomian global. Diterangkan salah satu ancamannya adalah terjadinya penurunan investasi internasional. "Kemungkinan paling rentan adalah penurunan investasi global," sambung Der Spiegel.
Diterangkan rencana reformasi pajak dengan langkah utama mengurangi beban atas penghasilan, menurutnya bakal memperburuk tantangan AS ekonomi ke depannya daripada meringankan. Trump berulang kali menyatakan rencana besarnya yakni melakukan reformasi pajak pada tahun ini.
Kebijakan tersebut meliputi penyederhanaan kode pajak AS, serta memberikan keringanan pajak untuk kelas menengah Amerika, dimana rencana tersebut telah digaungkan sejak kampanye pemilihan Presiden, 2016 lalu. Sebelumnya, Dana Moneter Ineternasional (IMF) dalam pertemuan tingkat tinggi G-20 di Hamburg secara terbuka mengkritik kebijakan proteksionisme AS.
Dalam deklarasi bersama di akhir pertemuan, disinggung bahwa pandangan sempit yang memadukan dua nol pada akhirnya akan merugikan seluruh negara. Keterikatan perekonomian Eropa dan AS menjadi pemicu utama kekhawatiran. Menurut IMF melihat dari faktor saling ketergantungan antarlembaga ekonomi global. Dengan kata lain, selama AS menjadi motor perekonomian global dalam satu abad, proteksionisme yang diterapkan negara ini mengganggu proses pertumbuhan ekonomi dunia.
Kebijakan delapan bulan lalu Trump menunjukkan bahwa AS di era pemerintahannya tidak meyakini dua hal. Pertama, kesepakatan internasional dan secara umum institusi internasional. Sedangkan kedua, perekonomian global.
(akr)