Tren Penumpang KA Bandung-Jakarta Naik Signifikan
A
A
A
BANDUNG - Tren masyarakat menggunakan moda transportasi massal kereta api, seperti perjalanan Bandung-Jakarta (PP) naik signifikan. Kenaikan tersebut terjadi akibat pergeseran pengguna kendaraan pribadi atau umum.
Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung, Joni Martinus mengakui, sejak pertengah tahun ini, penumpang yang menggunakan kereta api rute Bandung-Jakarta naik sekitar 20%. Hal itu dilihat dari okupansi perjalanan KA yang rata-rata di atas 80%. Dalam sehari, PT KAI bisa mengangkut lebih dari 4.000 orang ke Jakarta.
"Trennya terus meningkat. Puncaknya terjadi setelah Idul Fitri. Penumpang kereta api naik signifikan dibanding tahun sebelumnya," kata Joni di Bandung, Selasa (12/9/2017).
Dia menduga, kenaikan tersebut terjadi karena banyaknya proyek infrastruktur yang saat ini sedang digarap di Jakarta. Proyek tersebut menyebabkan macet sehingga waktu tempuh Bandung-Jakarta menggunakan mobil lebih lama antara 4-5 jam.
Saat ini, warga lebih memilih menggunakan kereta api, dengan waktu tempuh terjadwal dan lebih cepat, sekitar 2,5 jam. Mereka yang menggunakan kereta api mayoritas pekerja, pengusaha, dan sebagian wisatawan.
Menurut dia, awalnya PT Kereta Api Indonesia hanya mengoperasikan tujuh rangkaian kereta api Bandung-Jakarta (PP) per hari menggunakan KA Argo Parahyangan. Usai Idul Fitri, karena tingginya permintaan, PT KAI menambah tiga rangkaian, yaitu kereta api premium berkapasitas 768 kursi untuk setiap rangkaiannya.
"Penambahan tiga KA premium ternyata responsnya cukup bagus. Untuk slot perjalanan jam sibuk, okupansinya bisa mencapai 100%," kata dia.
Bahkan, pada akhir pekan (Jumat-Minggu), PT KAI memberangkatkan 13 rangkaian kereta api. Sebanyak 10 Argo Parahyangan dan tiga kereta api premium. Penambahan itu karena tingginya volume penumpang untuk jalur tersebut.
Soal tarif, lanjut dia, pihaknya memberlakukan tarif batas atas dan tarif batas bawah. Untuk KA premium antara Rp70.000-90.000 per orang dan Argo Parahyangan Rp120.000-130.000 per orang.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asitas) Jawa Barat, Budianto Ardiansyah mengatakan, pihaknya mendukung semua langkah pemerintah pada transportasi massal.
"Setiap program yang menunjang pariwisata, kami dukung penuh. Termasuk rencana reaktivasi beberapa jalur KA. Itu bisa menjadi daya tarik wisata, daerah yang selama ini terisolir," kata Budianto.
Menurut dia, salah satu persoalan transportasi di Indonesia adalah lamanya waktu tempuh akibat macet. Dengan adanya penawaran transportasi massal bebas macet, diharapkan dapat mendongkrak wisata di suatu kawasan.
Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung, Joni Martinus mengakui, sejak pertengah tahun ini, penumpang yang menggunakan kereta api rute Bandung-Jakarta naik sekitar 20%. Hal itu dilihat dari okupansi perjalanan KA yang rata-rata di atas 80%. Dalam sehari, PT KAI bisa mengangkut lebih dari 4.000 orang ke Jakarta.
"Trennya terus meningkat. Puncaknya terjadi setelah Idul Fitri. Penumpang kereta api naik signifikan dibanding tahun sebelumnya," kata Joni di Bandung, Selasa (12/9/2017).
Dia menduga, kenaikan tersebut terjadi karena banyaknya proyek infrastruktur yang saat ini sedang digarap di Jakarta. Proyek tersebut menyebabkan macet sehingga waktu tempuh Bandung-Jakarta menggunakan mobil lebih lama antara 4-5 jam.
Saat ini, warga lebih memilih menggunakan kereta api, dengan waktu tempuh terjadwal dan lebih cepat, sekitar 2,5 jam. Mereka yang menggunakan kereta api mayoritas pekerja, pengusaha, dan sebagian wisatawan.
Menurut dia, awalnya PT Kereta Api Indonesia hanya mengoperasikan tujuh rangkaian kereta api Bandung-Jakarta (PP) per hari menggunakan KA Argo Parahyangan. Usai Idul Fitri, karena tingginya permintaan, PT KAI menambah tiga rangkaian, yaitu kereta api premium berkapasitas 768 kursi untuk setiap rangkaiannya.
"Penambahan tiga KA premium ternyata responsnya cukup bagus. Untuk slot perjalanan jam sibuk, okupansinya bisa mencapai 100%," kata dia.
Bahkan, pada akhir pekan (Jumat-Minggu), PT KAI memberangkatkan 13 rangkaian kereta api. Sebanyak 10 Argo Parahyangan dan tiga kereta api premium. Penambahan itu karena tingginya volume penumpang untuk jalur tersebut.
Soal tarif, lanjut dia, pihaknya memberlakukan tarif batas atas dan tarif batas bawah. Untuk KA premium antara Rp70.000-90.000 per orang dan Argo Parahyangan Rp120.000-130.000 per orang.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asitas) Jawa Barat, Budianto Ardiansyah mengatakan, pihaknya mendukung semua langkah pemerintah pada transportasi massal.
"Setiap program yang menunjang pariwisata, kami dukung penuh. Termasuk rencana reaktivasi beberapa jalur KA. Itu bisa menjadi daya tarik wisata, daerah yang selama ini terisolir," kata Budianto.
Menurut dia, salah satu persoalan transportasi di Indonesia adalah lamanya waktu tempuh akibat macet. Dengan adanya penawaran transportasi massal bebas macet, diharapkan dapat mendongkrak wisata di suatu kawasan.
(ven)