Bangun SKTT 150 KV, Jatim Pacu Investasi di Madura
A
A
A
MADURA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) akan memacu investasi di Madura menyusul pembangunan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kilovolt (kV) Suramadu sirkit 3 dan 4 serta pengoperasian Gardu Induk (GI) oleh PT Perusahaan Listrik Nasional (PLN).
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, dalam kurun lima tahun terakhir, pulau garam tersebut hanya mampu menarik investasi sekitar USD280 juta.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf usai acara groundbreaking SKTT di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, hari ini mengakui bahwa Madura masih jauh tertinggal dari sisi kemapanan ekonomi dibanding wilayah lain di Jatim. Tak hanya dari sisi nilai investasi yang rendah, dari sisi pendidikan juga masih rendah.
Dengan adanya SKTT, diharapkan mampu merangsang investor untuk menanamkan investasinya di Madura. Sehingga, muncul lapangan pekerjaan yang pada ujungnya bisa meningkatkan kesejahteraan. "Kami harap SKTT mampu membuat kesejahteraan di Jatim menjadi lebih merata," tuturnya di Madura, Rabu (13/9/2017).
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf menambahkan, selama ini investasi di Madura hanya terbatas pada dua sektor, yakni telekomunikasi dan logistik. Namun, sektor investasi sudah mulai berkembang dengan merambah pariwisata dan kerajinan batik.
Saat ini, ada sejumlah wisata alam yang sudah dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat. Salah satunya wisata Bukit Jaddih. Kemudian untuk kerajinan, terdapat batik yang sudah banyak dikenal masyarakat Jatim.
"Selama ini kendala investor untuk masuk ke Jatim soal pasokan listrik. Sekarang sudah ada SKTT, maka saya kira investor akan bisa lebih mudah berinvestasi di pulau ini," kata dia.
Direktur Bisnis PLN Regional Jatim, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abu Manan dalam kesempatan tersebut mengatakan, selain SKTT, pihaknya juga mengoperasikan sejumlah GI di Jatim yang tersebar di Altaprima di Gresi, Bambe, Gunungsari dan Karangpilang di Surabaya, Jatigedong di Jombang, Kraksaan di Probolinggo dan Gilitimur di Bangkalan.
Menurutnya, penyediaan energi listrik menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Pasalnya, ketersediaan listrik mampu menjadi penggerak kegiatan ekonomi. "Meningkatnya kebutuhan listrik di Jatim, diperlukan peningkatan kapasitas infrastruktur kelistrikan yang memadai," tuturnya.
SKTT di Bangkalan dikerjakan PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I Surabaya. Nilai investasinya mencapai Rp300 miliar yang diambil dari kas internal perusahaan pelat merah tersebut.
SKTT ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari GIS 150kV Kedinding-Surabaya sampai Tower di ujung jembatan Suramadu sisi Madura dan terhubung dengan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV sebanyak 35 Tower menuju ke GI Bangkalan. Proyek dilaksanakan oleh PT Prysmian Indonesia.
Kabel yang digunakan telah diproduksi di Indonesia. "Kami targetkan dengan adanya SKTT ini, seluruh masyarakat di Madura bisa teraliri listrik. Saat ini, elektrifikasi di Madura baru sekitar 66%, lebih rendah dibanding rata-raya elektrifikasi secara nasional yang mencapai 91%," jelas dia.
Secara keseluruhan, proyek SKTT 150kV Suramadu sirkit 3 dan 4 serta pengoperasian GI di Jatim ini bagian dari program 35.000 MW yang sudah dicanangkan pemerintah pusat. Proyek ini disalurkan melalui 46.000 kms jaringan transmisi dan 109.000 MVA GI.
Diketahui, kebutuhan listrik di Madura saat ini sebesar 140 MW yang dipasok oleh SKTT 150kV sirkit 1 dan 2 dengan kemampuan sebesar 200 MW. Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di pulau Madura, pembangunan SKTT 150kV sirkit 3 dan 4, salah satu solusi di samping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.
"Jadi, nanti Madura tidak akan gelap lagi karena pasokan listrik terjamin," ujarnya.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, dalam kurun lima tahun terakhir, pulau garam tersebut hanya mampu menarik investasi sekitar USD280 juta.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf usai acara groundbreaking SKTT di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, hari ini mengakui bahwa Madura masih jauh tertinggal dari sisi kemapanan ekonomi dibanding wilayah lain di Jatim. Tak hanya dari sisi nilai investasi yang rendah, dari sisi pendidikan juga masih rendah.
Dengan adanya SKTT, diharapkan mampu merangsang investor untuk menanamkan investasinya di Madura. Sehingga, muncul lapangan pekerjaan yang pada ujungnya bisa meningkatkan kesejahteraan. "Kami harap SKTT mampu membuat kesejahteraan di Jatim menjadi lebih merata," tuturnya di Madura, Rabu (13/9/2017).
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf menambahkan, selama ini investasi di Madura hanya terbatas pada dua sektor, yakni telekomunikasi dan logistik. Namun, sektor investasi sudah mulai berkembang dengan merambah pariwisata dan kerajinan batik.
Saat ini, ada sejumlah wisata alam yang sudah dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat. Salah satunya wisata Bukit Jaddih. Kemudian untuk kerajinan, terdapat batik yang sudah banyak dikenal masyarakat Jatim.
"Selama ini kendala investor untuk masuk ke Jatim soal pasokan listrik. Sekarang sudah ada SKTT, maka saya kira investor akan bisa lebih mudah berinvestasi di pulau ini," kata dia.
Direktur Bisnis PLN Regional Jatim, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abu Manan dalam kesempatan tersebut mengatakan, selain SKTT, pihaknya juga mengoperasikan sejumlah GI di Jatim yang tersebar di Altaprima di Gresi, Bambe, Gunungsari dan Karangpilang di Surabaya, Jatigedong di Jombang, Kraksaan di Probolinggo dan Gilitimur di Bangkalan.
Menurutnya, penyediaan energi listrik menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Pasalnya, ketersediaan listrik mampu menjadi penggerak kegiatan ekonomi. "Meningkatnya kebutuhan listrik di Jatim, diperlukan peningkatan kapasitas infrastruktur kelistrikan yang memadai," tuturnya.
SKTT di Bangkalan dikerjakan PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I Surabaya. Nilai investasinya mencapai Rp300 miliar yang diambil dari kas internal perusahaan pelat merah tersebut.
SKTT ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari GIS 150kV Kedinding-Surabaya sampai Tower di ujung jembatan Suramadu sisi Madura dan terhubung dengan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV sebanyak 35 Tower menuju ke GI Bangkalan. Proyek dilaksanakan oleh PT Prysmian Indonesia.
Kabel yang digunakan telah diproduksi di Indonesia. "Kami targetkan dengan adanya SKTT ini, seluruh masyarakat di Madura bisa teraliri listrik. Saat ini, elektrifikasi di Madura baru sekitar 66%, lebih rendah dibanding rata-raya elektrifikasi secara nasional yang mencapai 91%," jelas dia.
Secara keseluruhan, proyek SKTT 150kV Suramadu sirkit 3 dan 4 serta pengoperasian GI di Jatim ini bagian dari program 35.000 MW yang sudah dicanangkan pemerintah pusat. Proyek ini disalurkan melalui 46.000 kms jaringan transmisi dan 109.000 MVA GI.
Diketahui, kebutuhan listrik di Madura saat ini sebesar 140 MW yang dipasok oleh SKTT 150kV sirkit 1 dan 2 dengan kemampuan sebesar 200 MW. Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di pulau Madura, pembangunan SKTT 150kV sirkit 3 dan 4, salah satu solusi di samping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.
"Jadi, nanti Madura tidak akan gelap lagi karena pasokan listrik terjamin," ujarnya.
(izz)