JICT Raih Penghargaan Program CSR Pendidikan Terbaik
A
A
A
JAKARTA - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) meraih penghargaan Indonesian SDGs Award (ISDA) 2017 kategori Gold Winner dari Corporate Forum For Community Development (CFCD).
Penghargaan ini diberikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro saat acara malam penganugerahan di Smesco Convention Hall, Jakarta, kemarin.
Sustainable Development Goals (SDGs) yang sebelumnya bernama MDGs Award ditetapkan oleh PBB pada akhir 2015 di New York dan berlaku pada 2016 hingga Desember 2030.
JICT mendapatkan penghargaan ISDA 2017 dengan nomor registrasi Haki 078550 karena dinilai telah menjalankan praktik program sosial perusahaan terbaik untuk tercapainya SDGs di Indonesia.
Lewat program Rumah Belajar (Rumbel) yang berlokasi di Kecamatan Koja, Cilincing dan Tanjung Priok, JICT berhasil menjalankan best practice CSR di Jakarta Utara.
Sebanyak 43 perusahaan terdaftar sebagai peserta ISDA 2017. Dengan adanya Indonesia SDGs Award diharapkan dapat terjalin sinergitas antara pemerintah, perusahaan, akademisi dan praktisi untuk mencapai target SDGs 2030 di Indonesia.
Manager Corporate Affairs JICT Indira Lestari melihat program 'Rumbel' konsisten dalam memberikan edukasi dalam rangka memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan di Jakarta Utara.
Indira mengatakan, kemampuan tim CSR JICT untuk menyajikan program yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat dalam kerangka yang sustain, menjadi salah satu penentu bagi program sosial perusahaan untuk berhasil di tengah masyarakat.
"Kalau kita melihat, program CSR JICT selalu konsisten. Hal itu membuat kami senantiasa diterima masyarakat dan menjaga tingkat pemberdayaan komunitas untuk masa depan mereka yang lebih baik," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Ketua Umum CFCD Tri Harjono mengatakan, beberapa parameter diberlakukan untuk menilai program CSR perusahaan dan diharapkan bisa memberi efek positif bagi masyarakat.
"Dalam sistem penilaiannya meliputi 3P yaitu penerima manfaatnya, program CSR, dan pencatatannya. Tentu ini semua dinilai secara ketat, sebab kami ingin perusahaan memiliki investasi sosial untuk mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
Penghargaan ini diberikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro saat acara malam penganugerahan di Smesco Convention Hall, Jakarta, kemarin.
Sustainable Development Goals (SDGs) yang sebelumnya bernama MDGs Award ditetapkan oleh PBB pada akhir 2015 di New York dan berlaku pada 2016 hingga Desember 2030.
JICT mendapatkan penghargaan ISDA 2017 dengan nomor registrasi Haki 078550 karena dinilai telah menjalankan praktik program sosial perusahaan terbaik untuk tercapainya SDGs di Indonesia.
Lewat program Rumah Belajar (Rumbel) yang berlokasi di Kecamatan Koja, Cilincing dan Tanjung Priok, JICT berhasil menjalankan best practice CSR di Jakarta Utara.
Sebanyak 43 perusahaan terdaftar sebagai peserta ISDA 2017. Dengan adanya Indonesia SDGs Award diharapkan dapat terjalin sinergitas antara pemerintah, perusahaan, akademisi dan praktisi untuk mencapai target SDGs 2030 di Indonesia.
Manager Corporate Affairs JICT Indira Lestari melihat program 'Rumbel' konsisten dalam memberikan edukasi dalam rangka memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan di Jakarta Utara.
Indira mengatakan, kemampuan tim CSR JICT untuk menyajikan program yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat dalam kerangka yang sustain, menjadi salah satu penentu bagi program sosial perusahaan untuk berhasil di tengah masyarakat.
"Kalau kita melihat, program CSR JICT selalu konsisten. Hal itu membuat kami senantiasa diterima masyarakat dan menjaga tingkat pemberdayaan komunitas untuk masa depan mereka yang lebih baik," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Ketua Umum CFCD Tri Harjono mengatakan, beberapa parameter diberlakukan untuk menilai program CSR perusahaan dan diharapkan bisa memberi efek positif bagi masyarakat.
"Dalam sistem penilaiannya meliputi 3P yaitu penerima manfaatnya, program CSR, dan pencatatannya. Tentu ini semua dinilai secara ketat, sebab kami ingin perusahaan memiliki investasi sosial untuk mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
(izz)