Bangladesh Minta Pertamina Pasok 1 Juta Ton LNG

Jum'at, 15 September 2017 - 13:02 WIB
Bangladesh Minta Pertamina...
Bangladesh Minta Pertamina Pasok 1 Juta Ton LNG
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait penjualan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) dengan perusahaan migas asal Bangladesh, Petrobangla. Pertamina rencananya akan memasok kebutuhan LNG untuk Bangladesh.

(Baca Juga: Pertamina Akan Pasok LNG ke Bangladesh)

Chairman of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah mengatakan, saat ini pasokan LNG di negaranya semakin menipis, sementara kebutuhannya terus meningkat. Menurutnya, gas yang diproduksi di negara tersebut banyak diserap untuk ketenagalistrikan dan kebutuhan industri.

"Kami sangat mendukung sektor ketenagalistrikan kami. Bahkan, 41% produksi gas negara kami digunakan untuk 71% kebutuhan listrik. Kita juga mendukung sektor industri dan rumah tangga," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2017).

Menurutnya, kebutuhan gas di Bangladesh untuk saat ini mencapai 700 mmscf. Dalam jangka waktu 10 tahun mendatang, kebutuhan gas diperkirakan akan meningkat menjadi 2.500 mmscf.

"Atas dasar hal tersebut, kami berkontrak dengan beberapa produser dan supplier LNG. Ini rencana kita sekarang," imbuh dia.

Pihaknya berharap, Pertamina dapat memasok sekitar 1 juta ton LNG per tahunnya. Saat ini, Petrobangla sendiri telah bekerja sama dengan perusahaan migas asal Qatar yakni RasGas untuk memasok LNG ke Bangladesh.

"Kami telah mengajukan beberapa ide, di mana Pertamina dan kami telah bertemu di kantor kami. Kami bilang bahwa mungkin bisa (dipasok) sekitar 1 juta ton (LNG) per tahun," tuturnya.

Sementara, Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani menyatakan bahwa kerja sama ini masih dalam tahap awal. Jadi, perseroan belum memiliki keputusan apapun terkait kerja sama tersebut.

"Ada kesempatan bagi kami untuk menawarkan proposal kerja sama yaitu LNG to power. Bahwa siapa akan mengerjakannya nanti kita lihat detilnya. Ini jadi masih awal banget," ujar Yenni.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu Dirjen Migas Kementerian ESDM menyampaikan di Indonesia masih banyak kargo LNG yang belum terserap, dan kargo gas yang tidak terserap ini memiliki tren yang terus meningkat. Pada 2014 ada 22 kargo, rinciannya 16 kargo diekspor dan sisanya untuk domestik.

Setahun kemudian membengkak jadi 66 kargo, rinciannya 60 kargo diekspor dan 6 kargo untuk dalam negeri. Tahun lalu juga ada 66,6 kargo tidak terserap, rinciannya 43 kargo diekspor dan 23,6 kargo untuk dalam negeri.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6494 seconds (0.1#10.140)