Pertamina Akan Bangun Fasilitas LNG di Bangladesh
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akan membangun fasilitas penerimaan liquefied natural gas (LNG) di Bangladesh. Fasilitas ini terdiri dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), mooring dan infrastruktur off-loading, sub-sea dan pipa gas onshore ke grid gas alam.
(Baca Juga: Pertamina Akan Pasok LNG ke Bangladesh)
Hal tersebut seiring dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Republik Rakyat Bangladesh.
Nota kesepahaman ini menegaskan keinginan, kesiapan, dan kesediaan Bangladesh untuk berdiskusi lebih lanjut terkait pembangunan fasilitas penerimaan dan infrastuktur LNG di Bangladesh. Termasuk, kemungkinan pasokan LNG spot dari Indonesia dan menegaskan kesediaan Indonesia memfasilitasi diskusi dengan produsen dan pemasar LNG Indonesia.
Menteri Listrik dan ESDM Bangladesh Nasrul Hamid menyampaikan terima kasihnya kepada Indonesia atas dibukanya peluang kerja sama ini, karena akan menjadi solusi mengatasi defisit pasokan LNG Bangladesh.
"Defisit pada 2018 diperkirakan sekitar 1 juta ton per tahun dan akan meningkat menjadi sekitar 11 juta ton per tahun pada 2030. Untuk memenuhi defisit gas tersebut, Pemerintah Bangladesh akan mengimpor LNG yang akan dilakukan Petrobangla," imbuh dia.
Selain melakukan suplai LNG ke Bangladesh, melalui nota kesepahaman ini, juga dibuka kesempatan bagi Pertamina selanjutnya membangun membangun fasilitas penerimaan LNG. "Ini baru awal kerja sama, dibuka kesempatan untuk pengembangan bisnis, kita akan bicara lebih lanjut teknisnya," terang Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani.
(Baca Juga: Bangladesh Minta Pertamina Pasok 1 Juta Ton LNG)
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini menandatangani kerja sama dengan pemerintah Bangladesh. Hal ini dalam rangka memfasilitasi kerangka kerja sama ekspor LNG antara Indonesia dan Bangladesh.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Menteri Ketenagalistrikan, Energi dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Penandatanganan ini dihadiri Chairman of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik.
(Baca Juga: Pertamina Akan Pasok LNG ke Bangladesh)
Hal tersebut seiring dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Republik Rakyat Bangladesh.
Nota kesepahaman ini menegaskan keinginan, kesiapan, dan kesediaan Bangladesh untuk berdiskusi lebih lanjut terkait pembangunan fasilitas penerimaan dan infrastuktur LNG di Bangladesh. Termasuk, kemungkinan pasokan LNG spot dari Indonesia dan menegaskan kesediaan Indonesia memfasilitasi diskusi dengan produsen dan pemasar LNG Indonesia.
Menteri Listrik dan ESDM Bangladesh Nasrul Hamid menyampaikan terima kasihnya kepada Indonesia atas dibukanya peluang kerja sama ini, karena akan menjadi solusi mengatasi defisit pasokan LNG Bangladesh.
"Defisit pada 2018 diperkirakan sekitar 1 juta ton per tahun dan akan meningkat menjadi sekitar 11 juta ton per tahun pada 2030. Untuk memenuhi defisit gas tersebut, Pemerintah Bangladesh akan mengimpor LNG yang akan dilakukan Petrobangla," imbuh dia.
Selain melakukan suplai LNG ke Bangladesh, melalui nota kesepahaman ini, juga dibuka kesempatan bagi Pertamina selanjutnya membangun membangun fasilitas penerimaan LNG. "Ini baru awal kerja sama, dibuka kesempatan untuk pengembangan bisnis, kita akan bicara lebih lanjut teknisnya," terang Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani.
(Baca Juga: Bangladesh Minta Pertamina Pasok 1 Juta Ton LNG)
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini menandatangani kerja sama dengan pemerintah Bangladesh. Hal ini dalam rangka memfasilitasi kerangka kerja sama ekspor LNG antara Indonesia dan Bangladesh.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Menteri Ketenagalistrikan, Energi dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Penandatanganan ini dihadiri Chairman of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik.
(izz)