Harga Minyak Dunia Meningkat, Pasar Mengambil Napas
A
A
A
TOKYO - Pasar minyak mentah dunia bisa bernapas lega pada perdagangan hari ini, Selasa (26/9/2017) setelah harga minyak dunia melompat lebih dari 3% pada sesi sebelumnya. Ditambah Turki mengancam memotong aliran minyak mentah dari daerah Kurdistan Irak ke dunia luar.
Sebelumnya minyak Brent yang menjadi patokan internasional pada awal pekan terbantu output dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya yang sejak awal tahun mengusung gerakan pangkas produksi. Di sisi lain kekhawatiran akan adanya kelebihan pasokan masih muncul melihat pertumbuhan produksi AS.
Tercatat minyak Brent untuk pengiriman November meningkat 8 sen menjadi USD59.10 per barel pada pukul 00.37 GMT. Di akhir perdagangan awal pekan kemarin, ada tambahan sebesar 3,8% setelah sebelumnya menyentuh posisi tertinggi 26 bulan. Harga minyak AS untuk pengiriman November turun 11 sen di level USD52,11 untuk berakhir meningkat 3,1%.
Presiden Turki Tayyip Erdogan kemarin mengancam bakal memotong pipa yang membawa minyak dari Irak Utara ke dunia luar, terdesaknya permintaan referendum kemerdekaan atas daerah otonom Kurdi. Ratusan ribu barel minyak datang melalui pipa tersebut setiap harinya.
Penyebaran antara WTI dan Brent berjangka CL-LCO1 menjadi lebih dari USD7 pada satu titik, sejak Agustus tahun 2015. Sedangkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan naik oleh 2,3 juta barel minggu lalu, sementara stok bensin dan distillate mungkin jatuh berdasarkan jajak pendapat Reuters serta data dari kelompok industri American Petroleum Institute.
Sebelumnya minyak Brent yang menjadi patokan internasional pada awal pekan terbantu output dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya yang sejak awal tahun mengusung gerakan pangkas produksi. Di sisi lain kekhawatiran akan adanya kelebihan pasokan masih muncul melihat pertumbuhan produksi AS.
Tercatat minyak Brent untuk pengiriman November meningkat 8 sen menjadi USD59.10 per barel pada pukul 00.37 GMT. Di akhir perdagangan awal pekan kemarin, ada tambahan sebesar 3,8% setelah sebelumnya menyentuh posisi tertinggi 26 bulan. Harga minyak AS untuk pengiriman November turun 11 sen di level USD52,11 untuk berakhir meningkat 3,1%.
Presiden Turki Tayyip Erdogan kemarin mengancam bakal memotong pipa yang membawa minyak dari Irak Utara ke dunia luar, terdesaknya permintaan referendum kemerdekaan atas daerah otonom Kurdi. Ratusan ribu barel minyak datang melalui pipa tersebut setiap harinya.
Penyebaran antara WTI dan Brent berjangka CL-LCO1 menjadi lebih dari USD7 pada satu titik, sejak Agustus tahun 2015. Sedangkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan naik oleh 2,3 juta barel minggu lalu, sementara stok bensin dan distillate mungkin jatuh berdasarkan jajak pendapat Reuters serta data dari kelompok industri American Petroleum Institute.
(akr)