Kemenhub Siapkan 10 Bandara Antisipasi Erupsi Gunung Agung
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan 10 bandara untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai menggelar rapat dengan jajaran Kemenhub dan stakeholders setelah pembukaan acara Asian Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Selasa (26/9/2017).
“Ada sepuluh bandara yang kita siapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung, yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, Banyuwangi,” ujar Menhub dalam keterangan resminya.
Menurut Menhub, diperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Menhub mengatakan telah menyiapkan dua rencana (plan), yaitu memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya, rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.
“Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakn terdampak, 70% diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30% merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar,” jelas Menhub.
Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan, kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali. “Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada atau arah datangnya pesawat. Contohnya, jika pesawat tersebut berada di posisi dekat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat di sana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan,” terang Menhub.
Selain itu Menhub meminta masing-masing otoritas bandara berkoordinasi dengan instansi terkait. “Masing-masing otoritas harus berkoordinasi dengan instansi terkait contohnya jika turis tersebut harus over stay karena kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai,” papar Menhub.
Hadir pada rapat koordinasi perwakilan dari Ditjen Perhubungan Udara, Otoritas Bandara Ngurah Rai, Ditjen Perhubungan Darat, PT Angkasa Pura I, AirNav dan perwakilan airline.
“Ada sepuluh bandara yang kita siapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung, yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, Banyuwangi,” ujar Menhub dalam keterangan resminya.
Menurut Menhub, diperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Menhub mengatakan telah menyiapkan dua rencana (plan), yaitu memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya, rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.
“Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakn terdampak, 70% diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30% merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar,” jelas Menhub.
Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan, kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali. “Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada atau arah datangnya pesawat. Contohnya, jika pesawat tersebut berada di posisi dekat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat di sana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan,” terang Menhub.
Selain itu Menhub meminta masing-masing otoritas bandara berkoordinasi dengan instansi terkait. “Masing-masing otoritas harus berkoordinasi dengan instansi terkait contohnya jika turis tersebut harus over stay karena kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai,” papar Menhub.
Hadir pada rapat koordinasi perwakilan dari Ditjen Perhubungan Udara, Otoritas Bandara Ngurah Rai, Ditjen Perhubungan Darat, PT Angkasa Pura I, AirNav dan perwakilan airline.
(dmd)