JNE Garap Potensi Besar Pelaku UMKM Manado
A
A
A
MANADO - PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Manado fokus mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan memberikan pelatihan. Salah satunya yakni fasilitas pengemasan khusus guna memastikan barang kiriman tetap prima, khususnya untuk UMKM sektor makanan.
Kepala Cabang JNE Manado Julius Barthen Patinggi mengatakan, UMKM di Manado memiliki potensi besar karena banyak produk asli dan khas yang kompetitif dan bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia. Guna mendorong potensi UMKM, JNE Manado aktif menggelar pertemuan dan pelatihan dengan pelaku UMKM secara periodik.
“Mulai dari packing barang, cara pemasaran hingga registrasi di bandara,” kata Barthen usai acara member gathering dengan para anggota JNE Loyalty Card (JLC) di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (27/9/2017).
Dalam event tersebut belasan anggota JLC bisa bertukar pikiran dengan manajemen JNE. Acara serupa dijadwalkan juga digelar pada beberapa kota yakni Cirebon, Jambi, Magelang, Kediri, Pontianak, dan Jakarta.
Barthen menambahkan saat ini jumlah produk UMKM yang dikirim melalui JNE Manado sebesar 40% dari total pengiriman. Selain makanan, barang yang dikirim mayoritas asesoris dan produk UMKM lainnya.
Dengan kenyataan tersebut, JNE menggalakkan pembinaan terhadap UMKM. Misalnya cara pelaku UMKM mendapat pengetahuan memanfaatkan internet maupun sosial media untuk mengembangkan pemasaran. “Juga cara packing kue klapertart khas Manado yang sebenarnya mudah hancur. Kita punya cara bagaimana agar klapertart tersebut tidak hancur saat dikirimkan dan sampai tujuan tidak rusak sama sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan tips-tips tersebut intens diajarkan ke pelaku UMKM agar usaha mereka bisa terus berkembang. Usai gathering, salah seorang anggota JLC, Bobby Sena, mengatakan, pada akhir 2014 dia menjadi agen JNE di Manado. Beberapa bulan kemudian, di awal 2015 dia mencoba merambah ke bisnis online.
“Saya berfikir selain menjadi agen, saya harus juga menjadi pelanggan JNE. Artinya saya harus memanfaatkan JNE tidak hanya sebagai agen, tapi juga pengiriman barang,” tuturnya.
Lalu dia coba-coba mem-posting berbagai produk makanan khas Manado di sebuah online shop. Tidak ada target apapun saat dia memposting produk-produk makanan tersebut. Namun tidak disangka, pesanan mulai berdatangan dari berbagai kota di Indonesia. Kini tidak hanya menjadi agen JNE, Bobby sekaligus sebagai pelaku UMKM.
Dengan adanya gathering seperti ini, dia mengaku bisa bertukar pikiran dengan para pelaku UMKM lainnya maupun manajemen JNE. Tidak saja mengejar poin anggota JLC sehingga bisa mendapat hadiah, namun juga untuk mengembangkan usahanya.
Terang dia UMKM di Manado perlu dikembangkan lebih baik lagi. Dengan potensi yang ada, mereka masih bisa berkembang. “Di daerah saya di Minahasa Utara masih kurang UMKM-nya. Padahal banyak potensi yang masih bisa digali,” paparnya.
Kepala Cabang JNE Manado Julius Barthen Patinggi mengatakan, UMKM di Manado memiliki potensi besar karena banyak produk asli dan khas yang kompetitif dan bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia. Guna mendorong potensi UMKM, JNE Manado aktif menggelar pertemuan dan pelatihan dengan pelaku UMKM secara periodik.
“Mulai dari packing barang, cara pemasaran hingga registrasi di bandara,” kata Barthen usai acara member gathering dengan para anggota JNE Loyalty Card (JLC) di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (27/9/2017).
Dalam event tersebut belasan anggota JLC bisa bertukar pikiran dengan manajemen JNE. Acara serupa dijadwalkan juga digelar pada beberapa kota yakni Cirebon, Jambi, Magelang, Kediri, Pontianak, dan Jakarta.
Barthen menambahkan saat ini jumlah produk UMKM yang dikirim melalui JNE Manado sebesar 40% dari total pengiriman. Selain makanan, barang yang dikirim mayoritas asesoris dan produk UMKM lainnya.
Dengan kenyataan tersebut, JNE menggalakkan pembinaan terhadap UMKM. Misalnya cara pelaku UMKM mendapat pengetahuan memanfaatkan internet maupun sosial media untuk mengembangkan pemasaran. “Juga cara packing kue klapertart khas Manado yang sebenarnya mudah hancur. Kita punya cara bagaimana agar klapertart tersebut tidak hancur saat dikirimkan dan sampai tujuan tidak rusak sama sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan tips-tips tersebut intens diajarkan ke pelaku UMKM agar usaha mereka bisa terus berkembang. Usai gathering, salah seorang anggota JLC, Bobby Sena, mengatakan, pada akhir 2014 dia menjadi agen JNE di Manado. Beberapa bulan kemudian, di awal 2015 dia mencoba merambah ke bisnis online.
“Saya berfikir selain menjadi agen, saya harus juga menjadi pelanggan JNE. Artinya saya harus memanfaatkan JNE tidak hanya sebagai agen, tapi juga pengiriman barang,” tuturnya.
Lalu dia coba-coba mem-posting berbagai produk makanan khas Manado di sebuah online shop. Tidak ada target apapun saat dia memposting produk-produk makanan tersebut. Namun tidak disangka, pesanan mulai berdatangan dari berbagai kota di Indonesia. Kini tidak hanya menjadi agen JNE, Bobby sekaligus sebagai pelaku UMKM.
Dengan adanya gathering seperti ini, dia mengaku bisa bertukar pikiran dengan para pelaku UMKM lainnya maupun manajemen JNE. Tidak saja mengejar poin anggota JLC sehingga bisa mendapat hadiah, namun juga untuk mengembangkan usahanya.
Terang dia UMKM di Manado perlu dikembangkan lebih baik lagi. Dengan potensi yang ada, mereka masih bisa berkembang. “Di daerah saya di Minahasa Utara masih kurang UMKM-nya. Padahal banyak potensi yang masih bisa digali,” paparnya.
(akr)