Bank Dunia Nilai Pemotongan Suku Bunga Tak Lemahkan Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - World Bank atau Bank Dunia menilai pemotongan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) tidak akan melemahkan ekonomi Tanah Air. Pasalnya, kondisi ekonomi saat ini masih cukup kuat.
"Saat ini kondisi Indonesia lebih kuat, pemerintah juga ada kemauan keras untuk menjaga fiskal. Jadi, itulah kenapa BI melakukan pemotongan (suku bunga) kemarin," kata Kepala Ekonom Bidang Makro dan Manajemen Fiskal Bank Dunia Frederico Gil Sander di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Dia juga mengatakan, kondisi rupiah yang melemah terhadap USD masih lebih baik dibanding mata uang lainnya yang melemah lebih dalam terhadap USD, bahkan rupiah terlihat stabil akan membantu daya saing.
"Jadi, dilihat dari persepktif sejak 2013 sampai sekarang, diferesiasi rupiah itu sesuatu yang bagus untuk membantu daya saing," imbuhnya.
Sementara, Ekonom Makro dan Manajemen Fiskal Bank Dunia Dhruv Sharma menambahkan, yang sudah dilakukan BI sudah tepat. Apalagi, ada kondisi pendukung yang dilakukan pemerintah, sehingga rupiah tetap stabil.
"Jadi, pertumbuhan kredit juga tambah naik lagi, dan ini juga akan mendukung pertumbuhan di masa depan. Kebijakan pemotongan moneter tidak ada dampak sekarang tetapi ada dampak masa depan nanti," tutur Dhruv.
"Saat ini kondisi Indonesia lebih kuat, pemerintah juga ada kemauan keras untuk menjaga fiskal. Jadi, itulah kenapa BI melakukan pemotongan (suku bunga) kemarin," kata Kepala Ekonom Bidang Makro dan Manajemen Fiskal Bank Dunia Frederico Gil Sander di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Dia juga mengatakan, kondisi rupiah yang melemah terhadap USD masih lebih baik dibanding mata uang lainnya yang melemah lebih dalam terhadap USD, bahkan rupiah terlihat stabil akan membantu daya saing.
"Jadi, dilihat dari persepktif sejak 2013 sampai sekarang, diferesiasi rupiah itu sesuatu yang bagus untuk membantu daya saing," imbuhnya.
Sementara, Ekonom Makro dan Manajemen Fiskal Bank Dunia Dhruv Sharma menambahkan, yang sudah dilakukan BI sudah tepat. Apalagi, ada kondisi pendukung yang dilakukan pemerintah, sehingga rupiah tetap stabil.
"Jadi, pertumbuhan kredit juga tambah naik lagi, dan ini juga akan mendukung pertumbuhan di masa depan. Kebijakan pemotongan moneter tidak ada dampak sekarang tetapi ada dampak masa depan nanti," tutur Dhruv.
(izz)