PDB Indonesia 2018 Diprediksi Naik Jadi 5,3%

Rabu, 04 Oktober 2017 - 14:17 WIB
PDB Indonesia 2018 Diprediksi...
PDB Indonesia 2018 Diprediksi Naik Jadi 5,3%
A A A
JAKARTA - Bank Dunia dalam laporan ekonomi triwulan Indonesia edisi Oktober 2017, menyebut bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2018 naik menjadi 5,3% dari proyeksi tahun ini yang tumbuh 5,1%.

"Lingkungan eksternal yang kondusif, faktor fundamentai ekonomi yang kuat, serta kemajuan dalam reformasi struktural menjadi faktor pendukung perekonomian Indonesia," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves di Jakarta, Rabu (4/10/2017).

Pertumbuhan PDB riil Indonesia tetap stabil pada 5,0% dari tahun ke tahun pada kuartal kedua 2017, tidak berubah dari kuartal pertama. Pertumbuhan konsumsi masyarakat, yang menyumbang lebih dari separuh dari PDB Indonesia, tidak meningkat di triwulan kedua meski kondisi mendukung.

"Salah satu penyebab hal tersebut adalah lonjakan inflasi, sementara akibat penyesuaian tarif listrik pada paruh pertama 2017. Inflasi telah mereda dan kembali berada dalam posisi untuk memenuhi sasaran Bank Indonesia yaitu sebesar 4% pada tahun ini," tutur Rodrigo.

Dalam laparan Bank Dunia, kebijakan moneter masih tetap mengakomodasi dengan adanya penurunan suku bunga kebijakan BI belum lama ini. Sementara kebijakan fiskal juga sedikit berubah secara ekspansioner menyusul revisi APBN 2017.

"Setelah melonjak pada kuartal pertama, pertumbuhan ekspor dan impor melambat secara signifikan sebagian akibat turunnya harga komoditas di kuartal kedua serta adanya imbas hari libur Idul Fitri. Pertumbuhan ekspor yang lemah telah menyebabkan defisit neraca berjalan menjadi bertambah," terang dia.

Komposisi belanja yang membaik telah menghasilkan investasi infrastruktur puink yang lebih besar pada semester pertama tahun ini. Investasi merupakan titik terang karena mengalami pertumbuhan paling pesat sejak kuartal terakhir 2015, di mana hal ini didorong oleh investasi infrastruktur dan bangunan.

"Keterbatasan infrastruktur telah lama menjadi kendala utama bagi pembangunan Indonesia. Infrastruktur yang lebih baik dan lebih terencana akan membantu Indonesia meningkatkan pertumbuhan serta pemerataan kemakmuran bagi lebih banyak masyarakatnya," tuturnya.

Meski alokasi anggaran untuk infrastruktur sudah lebih tinggi, sumber daya publikk saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur negara, meskipun pertumbuhan pendapatan meningkat seperti yang diharapkan karena adanya reformasi kebijakan perpajakan yang sedang berlangsung. Partisipasi lebih besar dari sektor swasta sangat diperlukan.

"Pemanfaatan investasi sektor swasta dapat membantu Indonesia memenuhi kebutuhan infrastruktur yang besar dengan lebih cepat serta efesien. Bahkan, pemerintah sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi ini," jelas Rodrigo.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0814 seconds (0.1#10.140)