TTI Gelar Pangan Murah di PIBC Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya penyediaan pangan pokok atau strategis berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pangan murah melalui Toko Tani Indonesia (TTI) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta.
Gelaran pangan murah dengan harga beras Rp8.000/kg dilakukan hari ini mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan, gelar pangan murah dilaksanakan bukan karena terjadi kelangkaan pasokan di masyarakat, khususnya di DKI Jakarta. Namun, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan harga beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Berdasarkan data dari PIBC, pasokan beras harian sampai Selasa (3/10) mencapai 4.204 ton, sedang pengeluaran harian sebesar 3.338 ton. "Pasokan beras di PIBC di atas normal, di mana batas normal pasokan sekitar 2.500 ton/hari. Sekarang ini stok beras di PIBC mencapai 53.009 ton, jauh lebih tinggi dari batas stok normal pada akhir bulan 30.000 ton," jelas Agung.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan beras di masyarakat cukup dan aman. Acara ini bukan hanya saat ini dilakukan Kementan, melainkan sejak dibukanya outlet TTI di PIBC dua pekan lalu.
Harga jual beras di TTI bisa lebih murah karena beras dipasok langsung dari Gapoktan, sehingga mampu memotong rantai distribusi yang panjang, menjadi hanya 3-4 titik distribusi.
Perkembangan harga beras di PIBC sejak efektivitas penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras 18 September 2017, menunjukkan kondisi stabil. Bahkan, beberapa jenis beras seperti Setra, Muncul III, IR-64 I, dan IR-64 II mengalami penurunan sekitar Rp25/kg sampai Rp75/kg.
Berdasarkan hasil pemantauan harga beras di pasar modern sudah mengikuti HET, sedangkan di pasar-pasar tradisional DKI Jakarta, harga beras baik premium, medium, dan termurah cukup stabil.
Harga beras hingga kemarin menunjukkan bahwa beras premium Rp12.218/kg (di bawah HET beras premium Rp12.800/kg) atau tidak mengalami perubahan dibanding hari sebelumnya.
Gelar pangan murah khususnya beras juga untuk menjawab berbagai isu di media yang menyoroti kelangkaan beras, baik di ritel modern maupun pasar tradisional. Berdasarkan data harga dan pasokan PIBC, ketersediaan/pasokan beras cukup dan aman.
"Saat ini musim panen gadu, di mana kualitas gabah atau beras yang dihasilkan petani sangat bagus, sehingga para pelaku usaha lebih mudah mengolah menjadi beras premium," jelas Agung.
Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan mempunyai program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui TTI yang menyediakan komoditas pangan, khususnya beras murah dan berkualitas untuk masyarakat.
PUPM-TTI yang beroperasional sejak 2016, sampai saat ini sudah memiliki outlet TTI sebanyak 2.839 unit yang tersebar di 32 provinsi. Sebanyak 1.113 unit di wilayah Jabodetabek.
TTI fokus di wilayah konsumen dan langsung menyentuh masyarakat, sehingga lokasi TTI sebagian besar berada di tengah perkampungan penduduk. Mulai dua pekan terakhir TTI juga hadir di PIBC dalam upaya menyediakan pilihan bagi masyarakat untuk membeli beras.
Gelaran pangan murah dengan harga beras Rp8.000/kg dilakukan hari ini mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan, gelar pangan murah dilaksanakan bukan karena terjadi kelangkaan pasokan di masyarakat, khususnya di DKI Jakarta. Namun, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan harga beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Berdasarkan data dari PIBC, pasokan beras harian sampai Selasa (3/10) mencapai 4.204 ton, sedang pengeluaran harian sebesar 3.338 ton. "Pasokan beras di PIBC di atas normal, di mana batas normal pasokan sekitar 2.500 ton/hari. Sekarang ini stok beras di PIBC mencapai 53.009 ton, jauh lebih tinggi dari batas stok normal pada akhir bulan 30.000 ton," jelas Agung.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan beras di masyarakat cukup dan aman. Acara ini bukan hanya saat ini dilakukan Kementan, melainkan sejak dibukanya outlet TTI di PIBC dua pekan lalu.
Harga jual beras di TTI bisa lebih murah karena beras dipasok langsung dari Gapoktan, sehingga mampu memotong rantai distribusi yang panjang, menjadi hanya 3-4 titik distribusi.
Perkembangan harga beras di PIBC sejak efektivitas penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras 18 September 2017, menunjukkan kondisi stabil. Bahkan, beberapa jenis beras seperti Setra, Muncul III, IR-64 I, dan IR-64 II mengalami penurunan sekitar Rp25/kg sampai Rp75/kg.
Berdasarkan hasil pemantauan harga beras di pasar modern sudah mengikuti HET, sedangkan di pasar-pasar tradisional DKI Jakarta, harga beras baik premium, medium, dan termurah cukup stabil.
Harga beras hingga kemarin menunjukkan bahwa beras premium Rp12.218/kg (di bawah HET beras premium Rp12.800/kg) atau tidak mengalami perubahan dibanding hari sebelumnya.
Gelar pangan murah khususnya beras juga untuk menjawab berbagai isu di media yang menyoroti kelangkaan beras, baik di ritel modern maupun pasar tradisional. Berdasarkan data harga dan pasokan PIBC, ketersediaan/pasokan beras cukup dan aman.
"Saat ini musim panen gadu, di mana kualitas gabah atau beras yang dihasilkan petani sangat bagus, sehingga para pelaku usaha lebih mudah mengolah menjadi beras premium," jelas Agung.
Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan mempunyai program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui TTI yang menyediakan komoditas pangan, khususnya beras murah dan berkualitas untuk masyarakat.
PUPM-TTI yang beroperasional sejak 2016, sampai saat ini sudah memiliki outlet TTI sebanyak 2.839 unit yang tersebar di 32 provinsi. Sebanyak 1.113 unit di wilayah Jabodetabek.
TTI fokus di wilayah konsumen dan langsung menyentuh masyarakat, sehingga lokasi TTI sebagian besar berada di tengah perkampungan penduduk. Mulai dua pekan terakhir TTI juga hadir di PIBC dalam upaya menyediakan pilihan bagi masyarakat untuk membeli beras.
(izz)