Iwan Joeniarto Hilangkan Jenuh dengan Hobi Bersepeda
A
A
A
DI tengah kesibukannya sebagai direktur utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto masih menyempatkan diri untuk bersepeda di waktu senggang. Baginya, bersepeda merupakan aktivitas yang mampu menghilangkan kejenuhan dan stres.
“Saya bersepeda itu belum lama, baru sekitar lima tahun di Garuda. Dipengaruhi oleh teman. Lumayanlah untuk mengisi waktu. Tapi sekarang sudah agak berkurang namun masih menyempatkan diri bersepeda santai,” ujarnya.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ini bahkan pernah menyempatkan diri menekuni aktivitas sepeda gunung. Salah satunya dengan mengikuti turing bersepeda ke Sugiyama, Jepang sejauh 50-70 kilometer.
“Ya namanya hobi, cari keringat saja ke tempat baru melepas stres. Tapi sekarang sudah agak susah karena kesibukan, jadinya sebisa mungkin bersepeda tapi di jalan raya saja,” ucapnya.
Dia menganggap bersepeda adalah aktivitas sederhana yang dilakoninya di luar kesibukan. “Kalau mau cari sensasi atau adrenalinnya penuh tantangan, ya bersepeda gunung. Cuma nantilah kalau ada waktu. Dan, ini sebisa mungkin saya pengaruhi juga kepada teman-teman yang lain,” katanya.
Di sisi lain, Iwan berharap kepada pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk bisa memperhatikan masalah konsesi yang dibebankan kepada GMF. “Satu lagi yang kami sangat harapkan, mungkin melalui Kemenhub, masalah penerapan konsesi. Di sini kami tidak gratis di AP II (Angkasa Pura). Revenue kita dikenakan sekian persen harus bayar konsesi. Selain itu, bayar juga sewa tanah, dan itu kami kena dua kali,” jelasnya.
Menurut Iwan, masalah konsesi akan berdampak langsung pada harga yang GMF tawarkan kepada pelanggan. Dikuranginya konsesi maka GMF lebih kompetitif dan dampaknya, maskapai asing akan banyak yang masuk.
“Pastinya jadi devisa, lapangan kerja naik, pajak juga naik. Jadi, kami ini kena konsesi, sewa tanah dan tentunya bayar pajak, tapi sebenarnya kalau revenue kita naik, pastinya pajak juga naik,” pungkasnya.
“Saya bersepeda itu belum lama, baru sekitar lima tahun di Garuda. Dipengaruhi oleh teman. Lumayanlah untuk mengisi waktu. Tapi sekarang sudah agak berkurang namun masih menyempatkan diri bersepeda santai,” ujarnya.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ini bahkan pernah menyempatkan diri menekuni aktivitas sepeda gunung. Salah satunya dengan mengikuti turing bersepeda ke Sugiyama, Jepang sejauh 50-70 kilometer.
“Ya namanya hobi, cari keringat saja ke tempat baru melepas stres. Tapi sekarang sudah agak susah karena kesibukan, jadinya sebisa mungkin bersepeda tapi di jalan raya saja,” ucapnya.
Dia menganggap bersepeda adalah aktivitas sederhana yang dilakoninya di luar kesibukan. “Kalau mau cari sensasi atau adrenalinnya penuh tantangan, ya bersepeda gunung. Cuma nantilah kalau ada waktu. Dan, ini sebisa mungkin saya pengaruhi juga kepada teman-teman yang lain,” katanya.
Di sisi lain, Iwan berharap kepada pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk bisa memperhatikan masalah konsesi yang dibebankan kepada GMF. “Satu lagi yang kami sangat harapkan, mungkin melalui Kemenhub, masalah penerapan konsesi. Di sini kami tidak gratis di AP II (Angkasa Pura). Revenue kita dikenakan sekian persen harus bayar konsesi. Selain itu, bayar juga sewa tanah, dan itu kami kena dua kali,” jelasnya.
Menurut Iwan, masalah konsesi akan berdampak langsung pada harga yang GMF tawarkan kepada pelanggan. Dikuranginya konsesi maka GMF lebih kompetitif dan dampaknya, maskapai asing akan banyak yang masuk.
“Pastinya jadi devisa, lapangan kerja naik, pajak juga naik. Jadi, kami ini kena konsesi, sewa tanah dan tentunya bayar pajak, tapi sebenarnya kalau revenue kita naik, pastinya pajak juga naik,” pungkasnya.
(dmd)