PKL Simpang Lima Mulai Terapkan Transaksi Non Tunai
A
A
A
SEMARANG - Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jawa Tengah mulai memberlakukan pembayaran non tunai pada setiap transaksi di Pedagang Kaki Lima (PKL) Simpang Lima, Matahari dan Taman KB. Untuk tahap awal, sebanyak 30 PKL yang mulai memberlakukan transaksi yang diberinama e-Bayar tersebut.
Guna memperlancar program tersebut, Jumat (6/10/2017), para pedagang yang sudah ditunjuk menjadi pilot project, melakukan pembukaan rekening Bank di Kantor Dinas Perdagangan.
Kepala Dinas Fajar Purwoto mengatakan, untuk tahap pertama penerapan transaksi non tunai atau e-bayar, hanya dilakukan kepada 30 Pedagang. Pembayaran secara eletronik saat ini sedang digencarkan oleh pemerintah, karena dinilai lebih aman. Para pedagang lanjutnya akan mendapatkan fasilitas mesin EDC.
"Pemilihan PKL tersebut lantaran sudah menjadi ikon kuliner di kota Semarang yang menjadi tujuan wisatawan, ketika berwisata,” ujarnya, Jumat (6/10/2017).
Dia menjelaskan, penerapan sistem pembayaran non tunai dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman, dimana saat ini banyak masyarakat yang mulai sadar resiko membawa uang tunai.
Fajar menjelaskan, pihaknya akan membantu para pedagang untuk mengurus NPWP, sebagai salah satu syarat bisa menjalankan sistem pembayaran non tunai.
Sistem pembayaran e-Bayar yang diterapkan ini menggandeng Bank Negara Indonesia (BNI) sekaligus memfasilitasi Mesin EDC atau alat pembayaran non tunai yang dipasang diarea simpang lima, yang akan berfungsi untuk kartu kredit debid dan tap cash serta Kartu Semarang Hebat.
Ketua Paguyuban PKL Simpang Lima, Mardi mengaku sangat mendukung adanya program tersebut, karena menurutnya selama ini PKL Simpang Lima tidak hanya dikunjungi warga Semarang namun juga warga dari luar Semarang. "Pembayaran Non tunai tidak masalah, apalagi lebih aman dan terhindar dari peredaran uang palsu," katanya.
Dia mengaku, sering kali mendapatkan pertanyaan dari para pembeli, apakah kiosnya menyediakan pembayaran non tunia. "Kami justru terbantu dengan pembuatan rekening bank bagi para PKL," ucapnya.
Saat ini, kata dia, memang ada beberapa pedagang yang tidak setuju dengan penerapan transaksi non tunai. Menurutnya hal itu wajar, karena tidak semua orang mengenal pembayaran non tunai.
Namun, nanti setelah berjalan dia yakin akan semakin banyak pedagang yang akan menggunakan sistem transaksi non tunai. "Yang jelas dengan sisem non tunai adalah aman, beda kalau tunai kita bisa kena tipu uang palsu," tandasnya.
Guna memperlancar program tersebut, Jumat (6/10/2017), para pedagang yang sudah ditunjuk menjadi pilot project, melakukan pembukaan rekening Bank di Kantor Dinas Perdagangan.
Kepala Dinas Fajar Purwoto mengatakan, untuk tahap pertama penerapan transaksi non tunai atau e-bayar, hanya dilakukan kepada 30 Pedagang. Pembayaran secara eletronik saat ini sedang digencarkan oleh pemerintah, karena dinilai lebih aman. Para pedagang lanjutnya akan mendapatkan fasilitas mesin EDC.
"Pemilihan PKL tersebut lantaran sudah menjadi ikon kuliner di kota Semarang yang menjadi tujuan wisatawan, ketika berwisata,” ujarnya, Jumat (6/10/2017).
Dia menjelaskan, penerapan sistem pembayaran non tunai dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman, dimana saat ini banyak masyarakat yang mulai sadar resiko membawa uang tunai.
Fajar menjelaskan, pihaknya akan membantu para pedagang untuk mengurus NPWP, sebagai salah satu syarat bisa menjalankan sistem pembayaran non tunai.
Sistem pembayaran e-Bayar yang diterapkan ini menggandeng Bank Negara Indonesia (BNI) sekaligus memfasilitasi Mesin EDC atau alat pembayaran non tunai yang dipasang diarea simpang lima, yang akan berfungsi untuk kartu kredit debid dan tap cash serta Kartu Semarang Hebat.
Ketua Paguyuban PKL Simpang Lima, Mardi mengaku sangat mendukung adanya program tersebut, karena menurutnya selama ini PKL Simpang Lima tidak hanya dikunjungi warga Semarang namun juga warga dari luar Semarang. "Pembayaran Non tunai tidak masalah, apalagi lebih aman dan terhindar dari peredaran uang palsu," katanya.
Dia mengaku, sering kali mendapatkan pertanyaan dari para pembeli, apakah kiosnya menyediakan pembayaran non tunia. "Kami justru terbantu dengan pembuatan rekening bank bagi para PKL," ucapnya.
Saat ini, kata dia, memang ada beberapa pedagang yang tidak setuju dengan penerapan transaksi non tunai. Menurutnya hal itu wajar, karena tidak semua orang mengenal pembayaran non tunai.
Namun, nanti setelah berjalan dia yakin akan semakin banyak pedagang yang akan menggunakan sistem transaksi non tunai. "Yang jelas dengan sisem non tunai adalah aman, beda kalau tunai kita bisa kena tipu uang palsu," tandasnya.
(dmd)