Jokowi Gratiskan Tarif Tol Palembang-Indralaya Seksi 1
A
A
A
PALEMBANG - Presiden Joko Widodo meresmikan penggunaan tol Palembang-Indralaya (Palindra) seksi 1 ruas Palembang-Pemulutan sepanjang 7,7 kilometer pada Kamis (12/10/2017) malam. Jokowi lantas menginstruksikan operator untuk membebaskan tarif tol hingga akhir tahun.
"Jangan dipungut dulu (tarif), nanti disambung dengan seksi satu dan dua," ujarnya di Palembang. Tol Palindra nantinya secara keseluruhan memiliki panjang 21,93 km, yang menjadi tol pertama di Sumatra Selatan.
Jokowi mengaku kagum dengan tol Palindra, karena konstruksi jalan tol ini cukup berat lantaran berada di kawasan rawa dan gambut, sehingga diperlukan teknologi khusus. "Medannya rawa-rawa, konstruksi khusus, airnya harus dikuras," ungkap Kepala Negara.
Pembangunan Tol Palindra menggunakan teknik konstruksi khusus karena lahan pembangunannya didominasi oleh daerah rawa bergambut, yakni dengan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air dan kadar udara dalam tanah. Kementerian PU menyebutkan, inovasi teknologi ini lebih cepat empat bulan dibandingkan dengan metode konvensional, yaitu sistem drainase vertikal yang dapat memakan waktu satu tahun.
Proyek tol Palindra menjadi salah satu prioritas pembangunan infrastruktur. Palindra merupakan bagian dari tol Trans Sumatra. Untuk itu, dirinya telah berulang kali ke Palembang untuk mengecek progres pengerjaannya dan memberikan semangat dan motivasi. “Didatangi cepat selesai, kalau tidak kadang lambat," tandasnya.
Pimpinan Proyek Tol Palindra, Hasan Turcahyo mengatakan, tol Palembang-Indralaya seksi I beserta fasilitasnya sudah siap digunakan. "Semua fasilitas sudah siap. Di gerbang tol seksi 1 misalnya, fasilitas seperti tol operator, palang pintu, lampu penerangan, CCTV dan Customer Display Payment (CDP) yang telah dilengkap Air Conditioning (AC)," jelasnya.
Tol Palindra terdiri dari tiga seksi, yakni seksi I ruas Palembang-Pemulutan, seksi II Pemulutan-Kota Terpadu Mandiri (KTM) dan seksi III KTM-Simpang Indralaya. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2015 oleh PT Hutama Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp2,63 triliun.
Jalan Tol Palindra merupakan bagian dari Tol Trans Sumatra dari Lampung hingga Aceh yang berada di sisi timur Pulau Sumatra sepanjang 2.800 km. Tol Trans Sumatra memiliki tiga sirip untuk menghubungkan pusat kegiatan di sisi barat dan timur Pulau Sumatra, yakni Palembang-Bengkulu, dimana salah satunya adalah ruas Tol Palindra, Pekanbaru-Padang dan Medan-Parapat-Sibolga.
"Jangan dipungut dulu (tarif), nanti disambung dengan seksi satu dan dua," ujarnya di Palembang. Tol Palindra nantinya secara keseluruhan memiliki panjang 21,93 km, yang menjadi tol pertama di Sumatra Selatan.
Jokowi mengaku kagum dengan tol Palindra, karena konstruksi jalan tol ini cukup berat lantaran berada di kawasan rawa dan gambut, sehingga diperlukan teknologi khusus. "Medannya rawa-rawa, konstruksi khusus, airnya harus dikuras," ungkap Kepala Negara.
Pembangunan Tol Palindra menggunakan teknik konstruksi khusus karena lahan pembangunannya didominasi oleh daerah rawa bergambut, yakni dengan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air dan kadar udara dalam tanah. Kementerian PU menyebutkan, inovasi teknologi ini lebih cepat empat bulan dibandingkan dengan metode konvensional, yaitu sistem drainase vertikal yang dapat memakan waktu satu tahun.
Proyek tol Palindra menjadi salah satu prioritas pembangunan infrastruktur. Palindra merupakan bagian dari tol Trans Sumatra. Untuk itu, dirinya telah berulang kali ke Palembang untuk mengecek progres pengerjaannya dan memberikan semangat dan motivasi. “Didatangi cepat selesai, kalau tidak kadang lambat," tandasnya.
Pimpinan Proyek Tol Palindra, Hasan Turcahyo mengatakan, tol Palembang-Indralaya seksi I beserta fasilitasnya sudah siap digunakan. "Semua fasilitas sudah siap. Di gerbang tol seksi 1 misalnya, fasilitas seperti tol operator, palang pintu, lampu penerangan, CCTV dan Customer Display Payment (CDP) yang telah dilengkap Air Conditioning (AC)," jelasnya.
Tol Palindra terdiri dari tiga seksi, yakni seksi I ruas Palembang-Pemulutan, seksi II Pemulutan-Kota Terpadu Mandiri (KTM) dan seksi III KTM-Simpang Indralaya. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2015 oleh PT Hutama Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp2,63 triliun.
Jalan Tol Palindra merupakan bagian dari Tol Trans Sumatra dari Lampung hingga Aceh yang berada di sisi timur Pulau Sumatra sepanjang 2.800 km. Tol Trans Sumatra memiliki tiga sirip untuk menghubungkan pusat kegiatan di sisi barat dan timur Pulau Sumatra, yakni Palembang-Bengkulu, dimana salah satunya adalah ruas Tol Palindra, Pekanbaru-Padang dan Medan-Parapat-Sibolga.
(ven)