Industri Ritel Kalah Bersaing, Akhirnya Tutup Gerai
A
A
A
JAKARTA - Industri ritel harus menerima kenyataan telah kalah bersaing dengan toko berbasis online atau e-commerce. Para peritel mungkin tidak pernah menyangka, bisnis yang telah didirikan bertahun-tahun secara sekelebat digilas oleh konsep ekonomi digital.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, pengusaha ritel harus mulai bergerak secepatnya agar bisnis tidak semakin anjlok. Caranya bisa dengan transformasi teknologi, menyesuaikan dengan era ekonomi digital saat ini.
"Kenapa (transformasi digital) penting? Ini untuk menghindari industri shock, itu bisa berupa business shock. Itu perusahaan kalah bersaing kemudian tutup gerai, kolaps," ujarnya di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Menurut Hanif, semua perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi untuk menggerakan roda bisnisnya. Jika tidak maka bisnis mereka akan stagnan atau yang lebih parah, kolaps.
"Perusahaan di tengah perkembangan teknologi sekarang, di semua industri membuat skema transformasi industri karena pengaruh teknologi," katanya.
Arah industri yang telah berubah secara cepat ini, dijelaskan Hanif, merupakan hal wajar. Apalagi jika mereka tetap ingin mempertahankan bisnis, termasuk para pegawai agar terhindar dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Jadi, mungkin proses industri harus berubah. Kalau proses industri pasti berdampak ke tenaga kerja," pungkasnya.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, pengusaha ritel harus mulai bergerak secepatnya agar bisnis tidak semakin anjlok. Caranya bisa dengan transformasi teknologi, menyesuaikan dengan era ekonomi digital saat ini.
"Kenapa (transformasi digital) penting? Ini untuk menghindari industri shock, itu bisa berupa business shock. Itu perusahaan kalah bersaing kemudian tutup gerai, kolaps," ujarnya di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Menurut Hanif, semua perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi untuk menggerakan roda bisnisnya. Jika tidak maka bisnis mereka akan stagnan atau yang lebih parah, kolaps.
"Perusahaan di tengah perkembangan teknologi sekarang, di semua industri membuat skema transformasi industri karena pengaruh teknologi," katanya.
Arah industri yang telah berubah secara cepat ini, dijelaskan Hanif, merupakan hal wajar. Apalagi jika mereka tetap ingin mempertahankan bisnis, termasuk para pegawai agar terhindar dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Jadi, mungkin proses industri harus berubah. Kalau proses industri pasti berdampak ke tenaga kerja," pungkasnya.
(ven)