Jaga Inflasi, BI Optimistis Ekonomi Jabar Tumbuh di Kisaran 5,6%

BANDUNG - Bank Indonesia (BI) perwakilan Jawa Barat (Jabar) optimistis pertumbuhan ekonomi Jabar hingga kini masih di atas rata-rata nasional yang berada di kisaran 5,60%. Meski sebelumnya pada triwulan I dan II pada 2017 mengalami penurunan menjadi 5,28%.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, penuruan tren perekonomian Jabar ini diakibatkan adanya inflasi yang terjadi selama 2017. "Tetapi Jabar masih akan tetap berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional dan akan ada di kisaran 5,60%," ujar Wiwiek di Bandung, Selasa (31/10/2017).

Dia menuturkan inflasi adalah salah satu indikator ekonomi penting setelah PDB. Inflasi merupakan bentuk stabilitas ekonomi yang selalu dipantau setiap hari karena bila harga-harga kebutuhan masyarakat bergejolak maka akan berpengaruh pada kesejahteraan masyatakat.

Banyak faktor yang mempengaruhi inflasi, tapi ada empat faktor besar yang menyebabkan inflasi tinggi. Penyebab pertama adalah masalah pasokan atau distribusi. Kedua, terkait dengan keterbatasan pada infrastruktur. "Kita paham bahwa infrastruktur di Jabar termasuk baik, dibanding daerah lain. Tetapi masih harus terus ditingkatkan lagi," kata Wiwiek

Selain itu, struktur pasar dan mekanisme pembentukan harga juga mempengaruhi inflasi. Terakhir yaitu terkait dengan aspek inflasi itu sendiri, bagaimana harapan-harapan masyarakat terhadap inflasi. "Kita tahu komoditas utama masyarakat sangat ditentukan oleh struktur pasarnya seperti apa," pungkasnya.