Januari 2018, Tekanan Kenaikan Harga Diprediksi Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Tekanan inflasi pada Januari 2018 diperkirakan mengalami peningkatan, tercermin dari peningkatan indeks eksepktasi harga di Januari 2018 sebesar 170, lebih tinggi dari 169,3 pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan survei Bank Indonesia, konsumen memperkirakan kenaikan harga disebabkan terbatasnya pasokan bahan makanan, terutama beras seiring panen raya yang diprediksi baru terjadi pada akhir kuartal I 2018.
"Selain itu disebabkan oleh kekhawatiran rumah tangga akan adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif tenaga listrik dan harga BBM pada awal tahun 2018," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman di Jakarta, Senin (6/11/2017).
Secara regional, kenaikan indeks ekspektasi harga terjadi di 11 kota dengan tertinggi di Palembang, Sumatra Selatan dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Konsumen juga memperkirakan tekanan kenaikan harga akan meningkat pada April 2018, terindikasi dari kenaikan indeks ekspektasi pada bulan April sebesar 172,2. Sedangkan tekanan kenaikan harga pada Oktober 2018 juga meningkat tercermin dari indeks ekspektasi harga di Oktober 2018 sebesar 175,5 atau naik 1,9 poin.
Adapun keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Oktober 2017 masih pada level optimistis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2017 tercatat sebesar 120,7 atau lebih rendah dibandingkan September.
Menurut Agusman, melemahnya IKK dibandingkan bulan sebelumnya berasal dari penurunan kedua komponen pembentuknya, baik Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), terutama indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dan indeks eksepktasi ketersediaan lapangan kerja pada April 2018.
Meski demikian, konsumen tetap optimistis terhadap kondisi kegiatan usaha pada April 2018 mendatang meski tidak setinggi bulan sebelumnya.
Dia menjelaskan, faktor utama yang mendorong optimisme konsumen terhadap prospek kondisi dunia usaha pada April 2018 adalah percepatan pembagunaan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
"Sedangkan perkiran konsumen terhadap meningkatnya tekanan inflasi menjadi faktor penghambat kenaikan kegiatan usaha di April 2018," pungkasnya.
Berdasarkan survei Bank Indonesia, konsumen memperkirakan kenaikan harga disebabkan terbatasnya pasokan bahan makanan, terutama beras seiring panen raya yang diprediksi baru terjadi pada akhir kuartal I 2018.
"Selain itu disebabkan oleh kekhawatiran rumah tangga akan adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif tenaga listrik dan harga BBM pada awal tahun 2018," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman di Jakarta, Senin (6/11/2017).
Secara regional, kenaikan indeks ekspektasi harga terjadi di 11 kota dengan tertinggi di Palembang, Sumatra Selatan dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Konsumen juga memperkirakan tekanan kenaikan harga akan meningkat pada April 2018, terindikasi dari kenaikan indeks ekspektasi pada bulan April sebesar 172,2. Sedangkan tekanan kenaikan harga pada Oktober 2018 juga meningkat tercermin dari indeks ekspektasi harga di Oktober 2018 sebesar 175,5 atau naik 1,9 poin.
Adapun keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Oktober 2017 masih pada level optimistis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2017 tercatat sebesar 120,7 atau lebih rendah dibandingkan September.
Menurut Agusman, melemahnya IKK dibandingkan bulan sebelumnya berasal dari penurunan kedua komponen pembentuknya, baik Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), terutama indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dan indeks eksepktasi ketersediaan lapangan kerja pada April 2018.
Meski demikian, konsumen tetap optimistis terhadap kondisi kegiatan usaha pada April 2018 mendatang meski tidak setinggi bulan sebelumnya.
Dia menjelaskan, faktor utama yang mendorong optimisme konsumen terhadap prospek kondisi dunia usaha pada April 2018 adalah percepatan pembagunaan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
"Sedangkan perkiran konsumen terhadap meningkatnya tekanan inflasi menjadi faktor penghambat kenaikan kegiatan usaha di April 2018," pungkasnya.
(ven)