Bank DKI Gandeng Go-Jek Tingkatkan Transaksi Elektronik
A
A
A
JAKARTA - PT Bank DKI menggadeng PT Go-Jek Indonesia untuk menggenjot transaksi uang elektronik di wilayah DKI Jakarta. Kerja sama juga dilakukan untuk perluasan kanal pembayaran pajak dan retribusi.
Direktur Bisnis Bank DKI, Antonius Widodo Mulyono mengatakan, kerja sama ini mencakup interoperabilitas uang elektronik dan interkoneksi ekosistem pembayaran. Hal ini dilakukan dengan menyambungkan aplikasi Go-Jek dengan JakOne mobile yang dimiliki oleh Bank DKI.
JakOne mobile merupakan aplikasi layanan keuangan yang terdiri dari mobile banking dan mobile wallet Bank DKI. "Dalam nota kesepahaman ini diatur operabilitas, ada Go-Pay ada JakOne, itu bisa saling mengisi ulang. Harapan kami satu dua bulan ini kami bisa menyambungkan sistemnya," kata Widodo dalam keterangan resmi, Selasa (7/11/2017).
Widodo berharap kerja sama ini dapat meningkatkan jumlah pengguna JakOne Mobile. Apalagi saat ini aplikasi Go-Jek telah diunduh lebih dari 55 juta kali dan telah menghubungkan pengguna dengan lebih dari 400 ribu mitra pengemudi, 100 ribu penjual makanan, dan 30 ribu penyedia layanan lainnya.
Adapun, lebih dari 50% transaksi Go-Pay dilakukan dari Jakarta. Dengan melihat potensi tersebut, dia menargetkan adanya pertambahan 5%-10% dari 16 ribu pengguna JakOne Mobile. "Kalau kami bisa ikut barang 5%-10% itu sudah bagus sekali," sambung dia.
Widodo menambahkan dengan adanya kerja sama ini dapat meningkatkan nilai transaksi dari pengguna JakOne Mobile. Widodo menjelaskan, secara kumulatif sejak Januari-Oktober 2017, frekuensi transaksi JakOne Mobile baru mencapai 20 ribu kali dengan nilai Rp17 miliar. "Kami mau genjot supaya akhir tahun jumlah transaksi bisa 60 ribu," kata Widodo.
Menurut Widodo, Go-Jek sendiri bisa mendapatkan keuntungan dari kerja sama ini melalui potensi pasar yang dimiliki Bank DKI. Saat ini, nasabah Bank DKI yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 72 ribu orang.
Direktur Bisnis Bank DKI, Antonius Widodo Mulyono mengatakan, kerja sama ini mencakup interoperabilitas uang elektronik dan interkoneksi ekosistem pembayaran. Hal ini dilakukan dengan menyambungkan aplikasi Go-Jek dengan JakOne mobile yang dimiliki oleh Bank DKI.
JakOne mobile merupakan aplikasi layanan keuangan yang terdiri dari mobile banking dan mobile wallet Bank DKI. "Dalam nota kesepahaman ini diatur operabilitas, ada Go-Pay ada JakOne, itu bisa saling mengisi ulang. Harapan kami satu dua bulan ini kami bisa menyambungkan sistemnya," kata Widodo dalam keterangan resmi, Selasa (7/11/2017).
Widodo berharap kerja sama ini dapat meningkatkan jumlah pengguna JakOne Mobile. Apalagi saat ini aplikasi Go-Jek telah diunduh lebih dari 55 juta kali dan telah menghubungkan pengguna dengan lebih dari 400 ribu mitra pengemudi, 100 ribu penjual makanan, dan 30 ribu penyedia layanan lainnya.
Adapun, lebih dari 50% transaksi Go-Pay dilakukan dari Jakarta. Dengan melihat potensi tersebut, dia menargetkan adanya pertambahan 5%-10% dari 16 ribu pengguna JakOne Mobile. "Kalau kami bisa ikut barang 5%-10% itu sudah bagus sekali," sambung dia.
Widodo menambahkan dengan adanya kerja sama ini dapat meningkatkan nilai transaksi dari pengguna JakOne Mobile. Widodo menjelaskan, secara kumulatif sejak Januari-Oktober 2017, frekuensi transaksi JakOne Mobile baru mencapai 20 ribu kali dengan nilai Rp17 miliar. "Kami mau genjot supaya akhir tahun jumlah transaksi bisa 60 ribu," kata Widodo.
Menurut Widodo, Go-Jek sendiri bisa mendapatkan keuntungan dari kerja sama ini melalui potensi pasar yang dimiliki Bank DKI. Saat ini, nasabah Bank DKI yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 72 ribu orang.
(ven)