Ekonomi Jepang Tumbuh Tanpa Gangguan Lebih Dari Satu Dekade
A
A
A
TOKYO - Ekonomi Jepang menunjukkan pertumbuhan positif sepanjang tujuh kuartal beruntun untuk menjadi yang terpanjang lebih dari satu dekade. Data resmi menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Negeri Matahari Terbit -julukan Jepang- terus tumbuh tanpa gangguan pada level tahunan sebesar 1,4% pada periode antara Juli dan September.
Seperti dilansir BBC, Rabu (15/11/2017) cacatan triwulan terlihat solid, setelah lebih dari empat tahun stimulus ekonomi yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe yang belum lama ini terpilih kembali. Penguatan ekspor dan tingginya permintaan global untuk produk-produk Jepang telah membantu pertumbuhan, ditambah sektor ketenagakerjaan yang baik ikut mendorong konsumsi domestik di masa depan.
Senior Fellow dari Institut Penelitian Fujitsu Martin Schulz mengatakan, ekonomi Jepang mendapatkan dorongan terbesar dari permintaan ekspor yang sangat kuat atau tumbuh sebesar 6%. "Ditambah seiring dengan pulihnya ekonomi dunia membuat hampir semua sinkron serta perluasan dari AS melalui Asia ke Uni Eropa sangat membantu bagi eksportir Jepang," tambahnya.
Kebijakan ekonomi Abe sebagian besar turut besar andilnya untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi Jepang menjadi yang terpanjang dalam 16 tahun. Seperti diketahui Abe berambisi menjadi ekonomi terbesar ketiga dunia atau yang dikenal dengan sebutan 'Abenomics' dengan fokus mengatasi pertumbuhan stagnan selama hampir dua dekade dan kejatuhan harga konsumen.
Meskipun program kebijakan Abenomics diragukan banyak ekonom, Kepala Eksekutif The Motley Fool Singapura David Kuo mengutarakan, angka-angka menunjukkan kemudahan bekerja di Jepang. Setelah terpilih kembali pada bulan lalu, PM Abe berjanji untuk melanjutkan usahanya dalam mendorong ekonomi Jepang ke siklus kenaikan upah, pengeluaran dan inflasi.
Namun Kuo mengungkapkan Jepang tidak bisa keluar dari tekanan, ketika inflasi masih lemas dan pengeluaran konsumen masih kekurangan tenaga. Konsumsi swasta jatuh secara tahunan 1,8% di kuartal, menampilkan bagaimana kebijakan ekonomi Abe tidak memacu konsumsi konsumen.
Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini sesuai dengan perkiraan median dan mengikuti ekspansi ke kuartal 0,6% pada April hingga Juni. Catatan baik ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh hingga kuartal ketujuh. Periode terpanjang ekspansi sejak kuartal delapan pada April-Juni 1999 hingga Januari-Maret 2001.
Permintaan ekspor dan pengurangan impor menjadi alasan terbesar untuk ekspansi, menambah 0,5% terhadap pertumbuhan. Pengiriman mobil dan komponen elektronik ke Amerika Serikat (AS) dan Asia pada kuartal ketiga mencerminkan membaiknya permintaan global. Sebagai perbandingan, ekspor negatif mengurangi revisi 0,2% dari pertumbuhan PDB pada April-Juni.
Seperti dilansir BBC, Rabu (15/11/2017) cacatan triwulan terlihat solid, setelah lebih dari empat tahun stimulus ekonomi yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe yang belum lama ini terpilih kembali. Penguatan ekspor dan tingginya permintaan global untuk produk-produk Jepang telah membantu pertumbuhan, ditambah sektor ketenagakerjaan yang baik ikut mendorong konsumsi domestik di masa depan.
Senior Fellow dari Institut Penelitian Fujitsu Martin Schulz mengatakan, ekonomi Jepang mendapatkan dorongan terbesar dari permintaan ekspor yang sangat kuat atau tumbuh sebesar 6%. "Ditambah seiring dengan pulihnya ekonomi dunia membuat hampir semua sinkron serta perluasan dari AS melalui Asia ke Uni Eropa sangat membantu bagi eksportir Jepang," tambahnya.
Kebijakan ekonomi Abe sebagian besar turut besar andilnya untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi Jepang menjadi yang terpanjang dalam 16 tahun. Seperti diketahui Abe berambisi menjadi ekonomi terbesar ketiga dunia atau yang dikenal dengan sebutan 'Abenomics' dengan fokus mengatasi pertumbuhan stagnan selama hampir dua dekade dan kejatuhan harga konsumen.
Meskipun program kebijakan Abenomics diragukan banyak ekonom, Kepala Eksekutif The Motley Fool Singapura David Kuo mengutarakan, angka-angka menunjukkan kemudahan bekerja di Jepang. Setelah terpilih kembali pada bulan lalu, PM Abe berjanji untuk melanjutkan usahanya dalam mendorong ekonomi Jepang ke siklus kenaikan upah, pengeluaran dan inflasi.
Namun Kuo mengungkapkan Jepang tidak bisa keluar dari tekanan, ketika inflasi masih lemas dan pengeluaran konsumen masih kekurangan tenaga. Konsumsi swasta jatuh secara tahunan 1,8% di kuartal, menampilkan bagaimana kebijakan ekonomi Abe tidak memacu konsumsi konsumen.
Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini sesuai dengan perkiraan median dan mengikuti ekspansi ke kuartal 0,6% pada April hingga Juni. Catatan baik ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh hingga kuartal ketujuh. Periode terpanjang ekspansi sejak kuartal delapan pada April-Juni 1999 hingga Januari-Maret 2001.
Permintaan ekspor dan pengurangan impor menjadi alasan terbesar untuk ekspansi, menambah 0,5% terhadap pertumbuhan. Pengiriman mobil dan komponen elektronik ke Amerika Serikat (AS) dan Asia pada kuartal ketiga mencerminkan membaiknya permintaan global. Sebagai perbandingan, ekspor negatif mengurangi revisi 0,2% dari pertumbuhan PDB pada April-Juni.
(akr)