Memimpin dengan Demokratis dan Keterbukaan

Kamis, 16 November 2017 - 13:00 WIB
Memimpin dengan Demokratis...
Memimpin dengan Demokratis dan Keterbukaan
A A A
INDONESIA berpeluang besar menjadi salah satu destinasi MICE unggulan di kancah internasional. Untuk mewujudkannya, perlu kerja keras dari semua pemangku kepentingan, termasuk terobosan dari para pelaku bisnis industri MICE.

Bisnis Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran atau dikenal sebagai MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) di Indonesia kian maju sejalan dengan perkembangan industri pameran dan pariwisata. Hal ini juga menjadi peluang besar bagi para Professional Conference Organizer di Indonesia, salah satunya PT Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.

Bermunculannya para pesaing baru di industri MICE Indonesia disikapi positif oleh Direktur Pemasaran JIExpo Ralph Scheunemann dengan berupaya melakukan terobosan dan membangun fasilitas serta pelayanan yang lebih baik. Karena itu, kawasan Kemayoran sebagai lokasi venue JIExpo tetap hidup dan menggeliat.

Namun, semua upaya tidak akan berhasil tanpa dukungan dan kebersamaan dari para karyawan. Hal itu dikemukakan Ralph dalam wawancara dengan KORAN SINDO belum lama ini. Berikut petikannya:

Bisa diceritakan sekilas perjalanan karier Anda di sini?
Saya mengenyam pendidikan SD, SMP, dan SMA di Indonesia, tepatnya di Malang, Jawa Timur. Lalu, saya melanjutkan kuliah di Bandung untuk mengenyam pendidikan Tourism, dilanjutkan pendidikan sarjana dan S2 di Bournemouth University, Inggris. Kemudian saya kembali lagi ke Indonesia dan memulai awal karier tahun 1996 di Hotel Santika Premier di kawasan KS Tubun sampai tahun 1999. Setelah itu, saya sempat bekerja di Batam dan Singapura kurang lebih dua tahun. Sejak 2002, saya mendapat tawaran bekerja di industri pameran. Dari sinilah saya mengembangkan PT JIExpo Kemayoran sebagai salah satu perusahaan industri MICE terbesar di Indonesia hingga seperti sekarang ini.

Apakah ada perbedaan JIExpo dulu dan sekarang?
Ya, tentu saja ada perbedaan. Dulu masyarakat menganggap kawasan Kemayoran merupakan daerah yang jauh dijangkau, bahkan ada stigma di masyarakat bahwa kawasan ini "tempat jin buang anak". Padahal kenyataannya, Kemayoran justru dekat sekali dengan pusat kota Jakarta. Bahkan, dari Istana Presiden hanya berjarak kurang lebih 6 km.

Saat ini juga sudah banyak akses transportasi untuk sampai ke area JIExpo, baik dengan transportasi umum seperti Bus Transjakarta, taksi, dan kendaraan umum lainnya. Secara lokasi, area JIExpo Kemayoran ini juga sangat strategis dan dekat dengan akses pintu tol, baik dari arah Bandara Soekarno Hatta ataupun pelabuhan. Hal ini sangat penting bagi para klien dan para pelaku industri pameran lainnya.

Perkembangan venue JIExpo sendiri seperti apa?

Sejak diambil alih pada 2004, JIExpo hanya menampung luas area sekitar 18.000 meter persegi yang terdiri dari Hall A, Hall B, dan Hall C. Lalu pada 2006, kami melakukan penambahan area venue pameran, yaitu Hall D1 dan Hall D2 dengan luas area 10.000 meter persegi.
Kemudian berkembang lagi pada tahun 2014-2015. Artinya, sejak diambil alih oleh PT JIExpo, luas area pameran bertambah lebih dari dua kali lipat. Tadinya 18.000 meter persegi menjadi 45.000 meter persegi. Sejalan dengan perluasan itu, okupasinya pun meningkat dari 25% menjadi 65%.

Fasilitas venue seperti apa yang ditawarkan JIExpo?
Saat ini kami menyediakan area indoor yang fleksibel mulai dari 2.000-45.000 meter persegi dan luas area outdoor hingga 60.000 meter persegi yang sangat cocok untuk menyelenggarakan event, seperti pameran, konser, dan konvensi. Area pameran indoor kami pun terbagi dua bagian, yaitu East Wing dan West Wing.

Sayap Timur terdiri dari Hall A, Hall D1, dan Hall D2. Hall ini terhubung antara satu dan lainnya karena memiliki connecting area dan bisa disewa hingga 20.000 meter persegi. Sedangkan Sayap Barat terdiri dari Hall B, Hall C, dan Hall modern yang baru saja dibangun, yaitu Hall B3 dan Hall C3 dengan luas area mencapai 25.000 meter persegi.

Untuk acara berskala besar dengan kapasitas 2.000 orang atau lebih, kami merekomendasikan ruang multifungsi. Yang sangat cocok dan sesuai untuk event atau acara besar adalah area Hall D, Hall C, dan Hall B3-C3 yang dilengkapi panel akustik. Area selasar Trade Mart Building yang juga merupakan lobi utama, sangat populer untuk menyelenggarakan acara dengan skala lebih kecil, seperti upacara pembukaan event dan peluncuran produk. Di area yang sama, kami juga menyediakan layanan sajian kuliner seperti restoran dan kafe.

Selain venue, apalagi fasilitas yang tersedia?

Kami menyediakan berbagai layanan dan fasilitas kepada klien dan pengunjung, seperti layanan katering, layanan protokol, ruang VIP, hotel dengan kapasitas mencapai 250 unit kamar, layanan antar-jemput, florist shop (toko bunga), pusat bisnis, bank, pusat relaksasi, dan lainnya. Sesuai tagline JIExpo, yaitu All in One Place, kami selalu ingin memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada semua pihak yang berkecimpung di dalam area JIExpo.

Bagaimana Anda melihat prospek industri MICE di Indonesia?

Sebenarnya Indonesia merupakan market yang sangat bagus untuk mengembangkan industri pameran. Bahkan, dalam kurun waktu lima sampai enam tahun belakangan ini, industri pameran mempunyai prospek cerah. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya event atau acara baik skala kecil ataupun besar yang diselenggarakan. MICE Tourism ini sangat penting untuk perkembangan roda perekonomian Indonesia. Pasalnya, belanja wisatawan segmen MICE terutama wisatawan mancanegara (wisman) itu jauh lebih besar.

Untuk DKI Jakarta sendiri apakah sudah memadai sebagai destinasi MICE?

Jakarta ini merupakan pusat pemerintahan, bisnis, dan keuangan di Indonesia. Sekitar 60-70% perputaran uang dan transaksi bisnis ada di Jakarta, maka seharusnya konvensi internasional ada di sini. Tapi, kenapa dari sisi convention (konvensi) Jakarta kalah dengan Bali? Salah satu penyebabnya adalah karena di sini venue-nya kalah dibandingkan dengan Bali.

Bali juga memiliki daya tarik wisatawan yang sangat luar biasa. Karena itu, tidak mengherankan kalau di Bali banyak sekali digelar convention yang lebih besar bahkan dengan skala internasional. Jakarta ini merupakan lokasi yang sangat tepat untuk penyelenggaraan event ataupun pameran berskala internasional.

Kami sebagai pelaku bisnis MICE di ibu kota ini mencoba terus mengembangkan potensi MICE. Kami melihat saat ini bisnis pameran sudah terkendali dan berjalan dengan baik. Kami juga tengah menyiapkan convention center baru. Saya harapkan convention center di Jakarta bisa lebih baik dari kota lainnya.

Saya juga sempat berbincang dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terkait bisnis pameran dan convention di Jakarta yang menurut saya punya efek besar mulai dari mereka (peserta pameran) menginap di hotel, belanja kuliner, dan lainnya. Saya sangat senang karena pemerintah DKI mendukung pengembangan convention center ini.

Dukungan ini penting karena Jakarta sangat berpotensi menjadi pusat bisnis convention sehingga kita bisa menarik konferensi tingkat dunia untuk diselenggarakan di Jakarta. Sekarang tinggal bagaimana caranya Indonesia, khususnya Jakarta, diakui sebagai tempat yang bagus untuk mengadakan pameran dan convention tingkat dunia.

Apa harapan Anda terkait pengembangan MICE ke depan?
Dalam dua tahun terakhir banyak sekali pembangunan area ataupun gedung baru seperti apartemen, rumah sakit, dan lainnya di sekitar wilayah JIExpo Kemayoran. Dampaknya semakin menghidupkan area Kemayoran ini sebagai pusat para pelaku bisnis. Di kawasan ini kami sudah memiliki Hotel Holiday Inn Express.

Saat ini juga sedang dibangun new convention center dalam menyukseskan Asian Games 2018. Ini merupakan salah satu convention center terbesar di Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa bisnis MICE menuju ke arah lebih baik.

Saya juga sangat gembira bahwa pariwisata Indonesia sudah didorong menjadi lokomotif perekonomian Indonesia dan akan menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar pada tahun mendatang. Saya menginginkan industri MICE sebagai bagian dari pariwisata, juga bisa menjadi motor perkembangan perekonomian Indonesia. Melihat kondisi ekonomi sekarang, saya berharap industri MICE bisa berkembang lebih baik lagi.

Tantangan yang Anda rasakan selama berkarier di industri MICE ini?
Saat ini banyak pesaing bermunculan khususnya dalam industri MICE. Namun, saya melihatnya dari sisi positif. Dengan adanya pesaing, industri MICE di Indonesia semakin berkembang. Karena itu, kami juga harus berbenah meningkatkan kualitas dan memberikan pelayanan yang lebih baik untuk klien. Jadi, fokus kami adalah mempererat hubungan yang sudah terjalin baik dengan para klien sebagai mitra bisnis lama kami untuk berkembang bersama. Dengan begitu, selain mencari klien dan para pelaku bisnis baru, kami juga ingin mempertahankan klien lama dan membuat mereka menjadi besar.

Bicara leadership, seperti apa gaya kepemimpinan Anda?

Setiap manusia memiliki visi dan pandangan berbeda. Setiap leader juga punya tantangan dan style masing-masing dalam menyelesaikan masalah. Saya sendiri orang yang demokratis dan terbuka. Sebagai imbal baliknya, saya juga meminta kepada staf-staf di sini untuk bersikap terbuka dengan saya.

Apa yang menjadi kendala dalam pekerjaan, apa tantangannya, dan bagaimana cara menyelesaikannya, silakan kemukakan saja secara terbuka. Intinya, saya tidak mau terlalu memosisikan diri saya sebagai bos, tetapi di lain pihak mereka juga harus respect. Saya tekankan juga bahwa kerja tim dan kekompakan itu penting. Bersama-sama kita bisa kuat, kalau sendiri-sendiri kita ditekan. Itu yang paling penting dalam pekerjaan.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0831 seconds (0.1#10.140)