ITS Dorong Pengembangan Transportasi Publik Lebih Nyaman
A
A
A
JAKARTA - Intelligent Transport System (ITS) Indonesia merupakan bagian dari komunitas global ITS Asia Pacific forum dan ITS World Congress dan merupakan organisasi untuk mendorong pengembangan dan implementasi teknologi di sektor transportasi guna mewujudkan ekosistem transportasi publik yang mudah, nyaman dan aman bagi masyarakat.
Salah satu inisiatif ITS Indonesia tahun ini adalah dengan menyelenggarakan ITS Indonesia International Conference bertema "ITS Role in Future Mobility" yang di selenggarakan pada Selasa pada 21 November 2017 di The Ice Palace Hall Lotte Shopping Avenue Lantai 4 Kuningan, Jakarta.
President ITS Indonesia Noni Purnomo mengatakan, Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memiliki berbagai tantangan tersendiri.
"Selain tantangan di bidang pemerataan ekonomi, terdapat juga masalah urbanisasi, di mana saat lebih dari 53% penduduk berpindah dari daerah pedesaan menuju ke daerah perkotaan sehingga daerah-daerah perkotaan mengalami masalah di bidang infrastruktur khususnya infrastruktur transportasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/11/2017).
Contohnya, lanjut Noni, dapat dilihat di wilayah Jabodetabek. Dengan jumlah populasi sebesar 31 juta jiwa, tercatat pada 2015 sejumlah 47,5 juta perjalanan yang melintas masuk dan keluar Jakarta setiap harinya.
"Angka tersebut meliputi 18,5 juta sepeda motor, 5,9 juta mobil pribadi serta 512 ribu bis. Dampak kemacetan yang ditimbulkan dapat secara langsung dirasakan oleh siapapun yang setiap hari melintas di jalanan Kota Jakarta," imbuh dia.
Salah satu inisiatif ITS Indonesia tahun ini adalah dengan menyelenggarakan ITS Indonesia International Conference bertema "ITS Role in Future Mobility" yang di selenggarakan pada Selasa pada 21 November 2017 di The Ice Palace Hall Lotte Shopping Avenue Lantai 4 Kuningan, Jakarta.
President ITS Indonesia Noni Purnomo mengatakan, Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memiliki berbagai tantangan tersendiri.
"Selain tantangan di bidang pemerataan ekonomi, terdapat juga masalah urbanisasi, di mana saat lebih dari 53% penduduk berpindah dari daerah pedesaan menuju ke daerah perkotaan sehingga daerah-daerah perkotaan mengalami masalah di bidang infrastruktur khususnya infrastruktur transportasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/11/2017).
Contohnya, lanjut Noni, dapat dilihat di wilayah Jabodetabek. Dengan jumlah populasi sebesar 31 juta jiwa, tercatat pada 2015 sejumlah 47,5 juta perjalanan yang melintas masuk dan keluar Jakarta setiap harinya.
"Angka tersebut meliputi 18,5 juta sepeda motor, 5,9 juta mobil pribadi serta 512 ribu bis. Dampak kemacetan yang ditimbulkan dapat secara langsung dirasakan oleh siapapun yang setiap hari melintas di jalanan Kota Jakarta," imbuh dia.
(izz)