BUMN Hadir Bagi Pemerataan Harga Semen dan Sembako di Papua

Rabu, 22 November 2017 - 02:14 WIB
BUMN Hadir Bagi Pemerataan...
BUMN Hadir Bagi Pemerataan Harga Semen dan Sembako di Papua
A A A
PUNCAK JAYA MULIA - Pemerintah hadir memberikan dukungan bagi pemerataan ekonomi di wilayah melalui sinergi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bentuk program penyetaraan harga bahan pokok dan penurunan harga semen hingga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kementerian BUMN menegaskan komitmen dalam mendorong percepatan pemerataan ekonomi dan terwujudnya keadilan sosial terutama bagi masyarakat di daerah terluar, terdepan dan terpencil.

Dalam program penyetaraan harga semen, pemerintah hadir memberi solusi terhadap tingginya harga semen yang mencapai Rp2 juta per zak sebagai akibat dari biaya transportasi yang tinggi serta proses distribusi yang panjang.

"Harga semen ukuran 40kg di Papua telah berhasil turun menjadi Rp500 ribu per zak (Harga Eceran Tertinggi/HET) dan telah berlaku di 6 kabupaten yaitu di Puncak Jaya, Tolikara, Lanny Jaya, Nduga, Yalimo dan Membramo Tengah," terang Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Ferry Andrianto seperti dilansir situs resmi Kementerian BUMN.

Semen Indonesia sendiri telah bersinergi dengan PPI, Pelindo IV, Pelni dan Pos Indonesia dengan melakukan pengiriman semen perdana pada tanggal 1 Agustus 2017 dari Pelabuhan Makassar ke Pelabuhan Pomako Timika. Perampingan rantai suplai dilakukan dengan memanfaatkan jalur laut dari Makassar ke Timika, menggantikan rute sebelumnya dari Makassar ke Jayapura sehingga jarak tempuh menjadi lebih pendek dan memanfaatkan Tol Trans Papua yang telah tersambung.

Semen yang semula diangkut menggunakan pesawat kini dapat menggunakan jalur darat dengan biaya yang lebih murah. Semen Indonesia mencatat, total permintaan semen di Papua dan Papua Barat adalah 68.367 ton semen per bulan atau 820.408 ton per tahun. Sementara total realisasi penjualan semen @40 kg tercatat sebesar 585 ton yang tersebar di Jayawijaya 450 ton (HET: Rp390 ribu/zak), Lanny Jaya 4 ton (HET: Rp442 ribu/zak), Puncak Jaya 119,8 ton (HET: Rp500 ribu/zak), Yalimo 0,8 ton (HET: Rp465 ribu/zak), Tolikara 10 ton (HET: Rp453 ribu/zak).

Kebutuhan volume di Puncak Jaya sendiri tercatat 3.600 ton/ tahun yang terbagi sebesar 1.450 ton (29.000 zak) untuk kebutuhan proyek dan sebesar 2.150 ton (43.000 zak) untuk kebutuhan retail. Pengiriman semen ke Puncak Jaya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan tetap menjaga ketersediaan stok di Puncak Jaya.

Dalam penyetaraan harga sembako, pemerintah terus mendorong penurunan harga bahan-bahan pokok seperti tepung, gula dan minyak goreng serta menargetkan penurunan harga sembako di wilayah Papua secara bertahap sebesar 25%.

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia bersinergi dengan Pelni, Pos Indonesia dan dibantu oleh TNI AU ini telah mengirimkan puluhan ton bahan pokok ke Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Puluhan ton sembako berisi gula, tepung, dan minyak goreng ini dikirim untuk dijual ke konsumen dengan harga 25% di bawah harga pasar sesuai target pemerintah.

PT PPI melakukan efisiensi biaya distribusi melalui perubahan rantai pasok sembako yang semula melalui jalur Surabaya - Jayapura (dengan ekspedisi laut) - Puncak Jaya (dengan pesawat cargo) menjadi melalui jalur Surabaya - Timika (via Laut) - Wamena (dengan pesawat cargo dan pesawat Hercules) - Puncak Jaya (dengan truk kapasitas 1,5-5 ton/ritase), yang kemudian didistribusikan ke pasar, toko-toko dan unit PT Pos Puncak Jaya. Rute ini mampu mengurangi biaya logistik yang relatif masih mahal.

"Saat ini tercatat, penurunan harga jual sembako di Puncak Jaya secara bertahap sudah mencapai 25% seperti di empat toko di Papua yaitu Tk Cipta Jaya, Tk Mulia Jaya, Pos Unit Puncak Jaya dan Pasar Mama Puncak dimana harga jual gula semula Rp29.000/kg menjadi Rp 21.750/kg, harga minyak goreng semula Rp 31.000/kg menjadi Rp23.250/kg dan harga jual tepung terigu semula Rp24.000/kg menjadi Rp18.000/kg," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)