BBM Satu Harga Kini Dinikmati Warga Biduk-Biduk Kaltim
A
A
A
BERAU - Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Biduk Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) resmi beroperasi, yang merupakan bagian dari program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Pertamina secara nasional kini sudah merealisasikan 31 titik lembaga penyalur BBM di wilayah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal) di seluruh Indonesia.
Area Manager Communication dan Relations Kalimantan Pertamina Alicia Irzanova dalam keterangan resminya, Jumat (1/12/2017) menerangkan, sebelumnya warga Biduk Biduk mendapatkan BBM dari pengecer yang membeli dari APMS terdekat yang berjarak 80 KM. Hal ini menyebabkan harga eceran premium mencapai Rp.10.000,- hingga Rp. 12.000,- perliter.
"Dengan hadirnya SPBU nomor 65.773.003 di Kecamatan Biduk Biduk ini, masyarakat bisa mendapatkan produk Solar dengan harga Rp 5.150/liter dan Premium Rp. 6.450/liter," terang Alicia
Sama seperti titik lembaga penyalur lainnya dalam Program BBM satu harga, SPBU ini terletak di daerah yang sulit diakses. Untuk menyuplai SPBU tersebut, Pertamina mengirim BBM dari Jobber Berau yang berjarak 270 KM dengan waktu tempuh hingga 8 jam. Sebagian besar medan perjalanan masih berupa tanah membuat perjalanan sulit ditempuh oleh truk tangki Pertamina dan berpotensi terperosok terutama dalam kondisi hujan.
Lebih lanjut Alicia menambahkan, untuk wilayah Kalimantan sendiri, Pertamina sudah merealisasikan enam dari 15 titik target BBM Satu Harga yaitu (1) Long Apari, Kab. Mahakam (2) Jagoi Babang, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat (3) dan Krayan, Kalimantan Utara, (4) Danau Sembuluh, Kab.Seruyan. (5) SPBU Paloh, Kab. Sambas Kalimantan Barat dan (6) SPBU Biduk Biduk di Kabupaten Berau, Kalimantan Utara.
"Mendistribusikan BBM ke titik-titik tersebut bukan merupakan hal mudah. Jalan darat hampir dipastikan memiliki kondisi yang sulit diakses, moda transportasi yang digunakan juga sangat tergantung pada kondisi alam di titik tersebut," paparnya.
Untuk mendistribusikan BBM ke Long Apari, Kalimantan Timur, distribusi dari Samarinda harus menempuh jalur darat yang memakan waktu lebih dari 10 jam dan BBM tersebut dipindahkan ke kapal motor tank ke Long Bagun dan selanjutnya dipindahkan ke drum berkapasitas 200 liter menggunakan long boat, truk, dan terakhir menggunakan ketinting ke lembaga penyalur di Long Apari.
Di SPBU Kabupaten Seruyan, Kecamatan Danau Sembuluh, supply didapat Terminal BBM Sampit yang berjarak sekitar 200 KM dengan kondisi jalan 70% masih berupa tanah sehingga harus ditempuh oleh truk tangki selama 6 sampai dengan 7 jam. Pendistribusian BBM di Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat harus ditempuh dengan menaikkan mobil tangka ke kapal fery untuk meyeberangi sungai dan kemudian dilanjutkan dengan jalan tanah yang berlumpur.
BBM satu harga dicanangkan Pemerintah untuk mengupayakan pemerataan biaya di seluruh Indonesia dan sebagai salah satu implementasi Instruksi Presiden (InPres) serta merealisasikan Peraturan Menteri ESDM No.36 Tahun 2016, perihal percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu (JBT) & Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) secara nasional sejak 1 Januari 2017.
Area Manager Communication dan Relations Kalimantan Pertamina Alicia Irzanova dalam keterangan resminya, Jumat (1/12/2017) menerangkan, sebelumnya warga Biduk Biduk mendapatkan BBM dari pengecer yang membeli dari APMS terdekat yang berjarak 80 KM. Hal ini menyebabkan harga eceran premium mencapai Rp.10.000,- hingga Rp. 12.000,- perliter.
"Dengan hadirnya SPBU nomor 65.773.003 di Kecamatan Biduk Biduk ini, masyarakat bisa mendapatkan produk Solar dengan harga Rp 5.150/liter dan Premium Rp. 6.450/liter," terang Alicia
Sama seperti titik lembaga penyalur lainnya dalam Program BBM satu harga, SPBU ini terletak di daerah yang sulit diakses. Untuk menyuplai SPBU tersebut, Pertamina mengirim BBM dari Jobber Berau yang berjarak 270 KM dengan waktu tempuh hingga 8 jam. Sebagian besar medan perjalanan masih berupa tanah membuat perjalanan sulit ditempuh oleh truk tangki Pertamina dan berpotensi terperosok terutama dalam kondisi hujan.
Lebih lanjut Alicia menambahkan, untuk wilayah Kalimantan sendiri, Pertamina sudah merealisasikan enam dari 15 titik target BBM Satu Harga yaitu (1) Long Apari, Kab. Mahakam (2) Jagoi Babang, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat (3) dan Krayan, Kalimantan Utara, (4) Danau Sembuluh, Kab.Seruyan. (5) SPBU Paloh, Kab. Sambas Kalimantan Barat dan (6) SPBU Biduk Biduk di Kabupaten Berau, Kalimantan Utara.
"Mendistribusikan BBM ke titik-titik tersebut bukan merupakan hal mudah. Jalan darat hampir dipastikan memiliki kondisi yang sulit diakses, moda transportasi yang digunakan juga sangat tergantung pada kondisi alam di titik tersebut," paparnya.
Untuk mendistribusikan BBM ke Long Apari, Kalimantan Timur, distribusi dari Samarinda harus menempuh jalur darat yang memakan waktu lebih dari 10 jam dan BBM tersebut dipindahkan ke kapal motor tank ke Long Bagun dan selanjutnya dipindahkan ke drum berkapasitas 200 liter menggunakan long boat, truk, dan terakhir menggunakan ketinting ke lembaga penyalur di Long Apari.
Di SPBU Kabupaten Seruyan, Kecamatan Danau Sembuluh, supply didapat Terminal BBM Sampit yang berjarak sekitar 200 KM dengan kondisi jalan 70% masih berupa tanah sehingga harus ditempuh oleh truk tangki selama 6 sampai dengan 7 jam. Pendistribusian BBM di Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat harus ditempuh dengan menaikkan mobil tangka ke kapal fery untuk meyeberangi sungai dan kemudian dilanjutkan dengan jalan tanah yang berlumpur.
BBM satu harga dicanangkan Pemerintah untuk mengupayakan pemerataan biaya di seluruh Indonesia dan sebagai salah satu implementasi Instruksi Presiden (InPres) serta merealisasikan Peraturan Menteri ESDM No.36 Tahun 2016, perihal percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu (JBT) & Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) secara nasional sejak 1 Januari 2017.
(akr)