Indonesia Berpotensi Rajai Pasar Ikan Hias Dunia

Rabu, 06 Desember 2017 - 13:35 WIB
Indonesia Berpotensi...
Indonesia Berpotensi Rajai Pasar Ikan Hias Dunia
A A A
JAKARTA - Industri ikan hias Indonesia diyakini bisa lebih unggul dari Singapura. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen memberikan bantuan agar Indonesia bisa merajai bisnis ini.

Indonesia sebagai negara tropis dengan wilayah perairan yang luas memiliki potensi besar terhadap keanekaragaman ikan hias endemik di tiap daerahnya. Ironisnya, negara yang didaulat sebagai eksportir utama ikan hias dunia justru Singapura yang notabene jauh lebih kecil. Pada 2016, negeri jiran itu mampu meraih pangsa pasar ekspor ikan hias dunia sebesar 12,44%. Pada tahun yang sama, Indonesia menjadi eksportir ikan hias nomor 5 di dunia dengan pangsa 7,13%.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono, untuk mengekspor ikan, Indonesia acap kali harus melewati Singapura terlebih dahulu. Tak heran, pamor Singapura lebih bersinar dalam industri ikan hias. Kabar baiknya berdasarkan data tren nilai ekspor ikan hias dunia dalam 10 tahun terakhir (2007-2016), Indonesia mengalami tren positif sebesar 15,17% per tahun, sementara Singapura negatif 4,47% per tahun.

Melihat data ini, Menteri Kelautan dan Perikan an Susi Pudjiastuti berpendapat Indonesia bisa lebih unggul dari Singapura dan KKP siap membantu. "Masa negara yang lebih besar 100 kali dari Singapura, pemasarannya harus bergantung dengan negara yang 100 kali lebih kecil dari kita. Untuk itu, kita bisa bekerja sama, KKP siap membantu apa saja yang diperlukan," ujar Susi melalui keterangan tertulisnya, Selasa (6/12/2017).

Susi meminta semua pemangku kepentingan saling bekerja sama memajukan industri ikan hias, khususnya di bidang penanganan khusus mulai dari penangkaran, pembudidayaan, perizinan, hingga transportasi, agar ikan hias bisa diantar dalam keadaan hidup.

"Para pengusaha bisa kita undang dalam business forum, kita bantu display, bantu marketing hasil produksi, apa saja yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia nomor satu di bisnis ini," tuturnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1761 seconds (0.1#10.140)