Presiden Jokowi Apresiasi Kinerja Wali Kota Semarang
A
A
A
SEMARANG - Kebijakan penggunaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang pro-rakyat di Kota Semarang berhasil merubah wajah kota dengan sangat cepat. Tidak hanya itu, dengan penggunaan anggaran yang tepat, Pemkot Semarang mampu menyediakan berbagai fasilitas kebutuhan hidup serba gratis, seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, atau rekreasi gratis yang belum diinisiasi sebelumnya.
Upaya Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi dalam memaksimalkan pembangunan Kota Semarang beberapa tahun terakhir, rupanya diamati dan mendapat apresiasi dari pemerintah pusat Republik Indonesia. Atas kesuksesannya melakukan efisiensi anggaran pembangunan, Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada Hendrar dengan memberikan penghargaan 'Anugerah Dana Rakca'.
Anugerah Dana Rakca merupakan penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada pemerintah daerah yang berkinerja baik dalam aspek pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan layanan dasar publik, perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat.
Dan pada tahun 2017 ini, hanya ada tiga kota se-Indonesia yang menerima penghargaan tersebut, yaitu Kota Semarang, Kota Depok, dan Kota Surabaya. Sedangkan untuk kabupaten yang mendapatkan penghargaan hanya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Badung.
Kesuksesan pengembangan Kota Semarang ini menjadi menarik, karena sebenarnya meskipun merupakan kota metropolitan terbesar ke-5 di Indonesia, tapi anggaran pembangunan yang dimiliki Kota Semarang tak sebanding dengan kota-kota lainnya.
Tercatat pada tahun 2017, besaran APBD yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang hanyalah Rp4,5 triliun, jauh dibanding kota-kota lain yang telah mencapai Rp6 triliun sampai Rp8 triliun.
Hendrar mengatakan, untuk membangun wajah Kota Semarang, kunci terpenting adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dikedepankan karena selama ini anggaran APBD Kota Semarang tidak cukup banyak dibandingkan kota-kota besar lainnya.
"Hari ini pola pembangunan di Kota Semarang adalah partisipatif, masyarakat yang menginisiasi, kita yang memfasilitasi," tutur Hendrar yang juga politikus PDI Perjuangan ini, Rabu (6/12/2017).
Secara terpisah, Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi mengakui, pembangunan wajah kota Semarang saat ini memang nyata terlihat. Sejumlah program kemasyarakatan seperti, kesehatan gratis, pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, sudah berjalan dengan baik.
Namun, Supriyadi mengingatkan, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat, yakni mengatasi masalah banjir dan Rob yang tak kunjung terlesaikan. "Mudah-mudahan upaya untuk mengatasi rob dan banjir mulai dengan normalisasi sungai dan pembangunan embung mampu membuahkan hasil," ujarnya.
Upaya Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi dalam memaksimalkan pembangunan Kota Semarang beberapa tahun terakhir, rupanya diamati dan mendapat apresiasi dari pemerintah pusat Republik Indonesia. Atas kesuksesannya melakukan efisiensi anggaran pembangunan, Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada Hendrar dengan memberikan penghargaan 'Anugerah Dana Rakca'.
Anugerah Dana Rakca merupakan penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada pemerintah daerah yang berkinerja baik dalam aspek pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan layanan dasar publik, perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat.
Dan pada tahun 2017 ini, hanya ada tiga kota se-Indonesia yang menerima penghargaan tersebut, yaitu Kota Semarang, Kota Depok, dan Kota Surabaya. Sedangkan untuk kabupaten yang mendapatkan penghargaan hanya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Badung.
Kesuksesan pengembangan Kota Semarang ini menjadi menarik, karena sebenarnya meskipun merupakan kota metropolitan terbesar ke-5 di Indonesia, tapi anggaran pembangunan yang dimiliki Kota Semarang tak sebanding dengan kota-kota lainnya.
Tercatat pada tahun 2017, besaran APBD yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang hanyalah Rp4,5 triliun, jauh dibanding kota-kota lain yang telah mencapai Rp6 triliun sampai Rp8 triliun.
Hendrar mengatakan, untuk membangun wajah Kota Semarang, kunci terpenting adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dikedepankan karena selama ini anggaran APBD Kota Semarang tidak cukup banyak dibandingkan kota-kota besar lainnya.
"Hari ini pola pembangunan di Kota Semarang adalah partisipatif, masyarakat yang menginisiasi, kita yang memfasilitasi," tutur Hendrar yang juga politikus PDI Perjuangan ini, Rabu (6/12/2017).
Secara terpisah, Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi mengakui, pembangunan wajah kota Semarang saat ini memang nyata terlihat. Sejumlah program kemasyarakatan seperti, kesehatan gratis, pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, sudah berjalan dengan baik.
Namun, Supriyadi mengingatkan, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat, yakni mengatasi masalah banjir dan Rob yang tak kunjung terlesaikan. "Mudah-mudahan upaya untuk mengatasi rob dan banjir mulai dengan normalisasi sungai dan pembangunan embung mampu membuahkan hasil," ujarnya.
(ven)