ADB Ramal Ekonomi China Tahun Depan Tumbuh Melambat
A
A
A
BEIJING - Asian Development Bank (ADB) mengatakan, ekonomi China tahun ini akan tumbuh sedikit lebih cepat dari perkiraan. Namun, ekonomi China 2018 diperkirakan akan tumbuh melambat.
Seperti dikutip dari CNBC, Rabu (13/12/2017), ADB merilis perkiraan ekonomi China tahun ini sekitar 6,8% atau naik dari perkiraakn sebelumnya sebesar 6,7%. Prospek pertumbuhan China 2017 telah direvisi naik karena pengeluaran rumah tangga cukup baik.
Direktur Riset Ekonomi Makro ADB, Joseph Zveglich mengatakan, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini kemungkinan akan tumbuh sebesar 6,4% pada 2018 karena "moderasi terkendali" dalam ekonomi. Hal tersebut akan menandai laju ekspansi paling lambat sejak 1990, menurut data Bank Dunia.
Pertumbuhan di wilayah yang lebih luas juga akan sedikit membaik tahun ini. Ekspor yang lebih kuat dari perkiraan dan konsumsi domestik kemungkinan akan mengangkat pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang di Asia pada 2017.
Prospek pertumbuhan PDB di kawasan Asia berkembang naik 0,1% menjadi 6% pada 2017. Wilayah tersebut mencakup 45 anggota ADB termasuk China, Hong Kong, Korea Selatan dan Singapura, namun tidak termasuk Jepang.
Prediksi optimis terjadi setelah satu tahun terjadi ketidakpastian karena adanya kekhawatiran proteksionisme perdagangan. "Pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan di sebagian besar ekonomi kita terutama dalam hal kenaikan perdagangan," kata Zveglich.
Pertumbuhan Asia tahun depan diperkirakan 5,8%. Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Amerika Serikat tetap tidak berubah di angka 2,2% pada 2017 dan 2,4% pada 2018.
Seperti dikutip dari CNBC, Rabu (13/12/2017), ADB merilis perkiraan ekonomi China tahun ini sekitar 6,8% atau naik dari perkiraakn sebelumnya sebesar 6,7%. Prospek pertumbuhan China 2017 telah direvisi naik karena pengeluaran rumah tangga cukup baik.
Direktur Riset Ekonomi Makro ADB, Joseph Zveglich mengatakan, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini kemungkinan akan tumbuh sebesar 6,4% pada 2018 karena "moderasi terkendali" dalam ekonomi. Hal tersebut akan menandai laju ekspansi paling lambat sejak 1990, menurut data Bank Dunia.
Pertumbuhan di wilayah yang lebih luas juga akan sedikit membaik tahun ini. Ekspor yang lebih kuat dari perkiraan dan konsumsi domestik kemungkinan akan mengangkat pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang di Asia pada 2017.
Prospek pertumbuhan PDB di kawasan Asia berkembang naik 0,1% menjadi 6% pada 2017. Wilayah tersebut mencakup 45 anggota ADB termasuk China, Hong Kong, Korea Selatan dan Singapura, namun tidak termasuk Jepang.
Prediksi optimis terjadi setelah satu tahun terjadi ketidakpastian karena adanya kekhawatiran proteksionisme perdagangan. "Pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan di sebagian besar ekonomi kita terutama dalam hal kenaikan perdagangan," kata Zveglich.
Pertumbuhan Asia tahun depan diperkirakan 5,8%. Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Amerika Serikat tetap tidak berubah di angka 2,2% pada 2017 dan 2,4% pada 2018.
(izz)