BPJS Ketenagakerjaan Bidik 70% Angkatan Kerja
A
A
A
JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan menargetkan bisa meraih 70% dari total angkatan kerja yang mencapai 86 juta untuk dijadikan peserta. Saat ini peserta BPJS ketenagakerjaan sendiri baru sekitar 25,4 juta.
"Angkatan kerja di Indonesia sekitar 120 jutaan, sementara yang memenuhi syarat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, baik pekerja formal dan informal, setelah dipotong pegawai negeri sipil, TNI, pekerja paro waktu dan sebagainya, sebesar 86 juta orang," ujar Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto pada Simposium Nasional Pelayanan Publik BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis, (14/12).
Agus menambahkan, meski angkanya baru mencapai 25,47 juta peserta, namun itu sudah di atas rata-rata internasional yang sebesar 20-24% dari potensi tenaga kerja di masing-masing negara. Meski demikian, BPJS Ketenagakerjaan tetap mengembang berbagai upaya agar cakupan kepesertaan bisa mendekati angka ideal saat ini, yakni 70% dari potensi angkatan kerja.
Upaya itu diwujudkan dengan mengembangkan keagenan serta merekrut relawan dari komunitas untuk memperkenalkan dan menawarkan program BPJS-TK. Program keagenan tersebut bernama Perisai.
Perisai yang berbasis IT dimana agen tinggal memasukkan data pribadi calon peserta lalu sistem IT BPJS-TK akan mengunduh data lengkapnya di sistem kependudukan lalu didata sebagai peserta secara online. "Saya bisa memantau perkembangan agen Perisai secara 24 jam dan rata-rata tumbuh 200-an peserta setiap hari," jelasnya.
Saat ini baru 50 agen Perisai yang aktif dari 250 agen yang terdaftar. Dalam tiga minggu beroperasi, sudah terdata 3.257 peserta dan angkanya terus bertambah dari waktu ke waktu. Karena sebagian besar target keanggotaan Perisai adalah anggota komunitas maka target awal adalah kepesertaan program Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan Kerja, kata Agus, tetapi yang mengejutkan 40% dari mereka juga mendaftar pada program Jaminan Hari Tua.
"Ekspektasi kami jadi berubah. Kondisi menunjukkan mereka peduli pada masa depan mereka setelah purnakerja," katanya.
Tidak berhenti pada Perisai, BPJS Ketenagakerjaan juga sedang mengembangkan aplikasi mobile yang memungkinkan pekerja mendaftar secara mandiri, dimana saja dan kapan saja. "Sebentar lagi akan kita luncurkan," terangnya
Hal itu untuk menjawab luasnya cakupan wilayah Indonesia dan juga untuk menjawab tantangan "Jaman Now" dimana semua bergerak dalam satu alat, yakni "gadget" atau HP.
"Angkatan kerja di Indonesia sekitar 120 jutaan, sementara yang memenuhi syarat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, baik pekerja formal dan informal, setelah dipotong pegawai negeri sipil, TNI, pekerja paro waktu dan sebagainya, sebesar 86 juta orang," ujar Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto pada Simposium Nasional Pelayanan Publik BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis, (14/12).
Agus menambahkan, meski angkanya baru mencapai 25,47 juta peserta, namun itu sudah di atas rata-rata internasional yang sebesar 20-24% dari potensi tenaga kerja di masing-masing negara. Meski demikian, BPJS Ketenagakerjaan tetap mengembang berbagai upaya agar cakupan kepesertaan bisa mendekati angka ideal saat ini, yakni 70% dari potensi angkatan kerja.
Upaya itu diwujudkan dengan mengembangkan keagenan serta merekrut relawan dari komunitas untuk memperkenalkan dan menawarkan program BPJS-TK. Program keagenan tersebut bernama Perisai.
Perisai yang berbasis IT dimana agen tinggal memasukkan data pribadi calon peserta lalu sistem IT BPJS-TK akan mengunduh data lengkapnya di sistem kependudukan lalu didata sebagai peserta secara online. "Saya bisa memantau perkembangan agen Perisai secara 24 jam dan rata-rata tumbuh 200-an peserta setiap hari," jelasnya.
Saat ini baru 50 agen Perisai yang aktif dari 250 agen yang terdaftar. Dalam tiga minggu beroperasi, sudah terdata 3.257 peserta dan angkanya terus bertambah dari waktu ke waktu. Karena sebagian besar target keanggotaan Perisai adalah anggota komunitas maka target awal adalah kepesertaan program Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan Kerja, kata Agus, tetapi yang mengejutkan 40% dari mereka juga mendaftar pada program Jaminan Hari Tua.
"Ekspektasi kami jadi berubah. Kondisi menunjukkan mereka peduli pada masa depan mereka setelah purnakerja," katanya.
Tidak berhenti pada Perisai, BPJS Ketenagakerjaan juga sedang mengembangkan aplikasi mobile yang memungkinkan pekerja mendaftar secara mandiri, dimana saja dan kapan saja. "Sebentar lagi akan kita luncurkan," terangnya
Hal itu untuk menjawab luasnya cakupan wilayah Indonesia dan juga untuk menjawab tantangan "Jaman Now" dimana semua bergerak dalam satu alat, yakni "gadget" atau HP.
(akr)