Bappenas Klaim Kemiskinan 2017 Terendah Sepanjang Sejarah RI
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengklaim bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia telah mengalami penurunan cukup signifikan selama dua tahun terakhir. Bahkan, tingkat kemiskinan Indonesia pada tahun ini yang terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Dia menyebutkan, persentase penduduk miskin pada tahun ini sebesar 10,64%. Angka ini turun 0,22% dibanding tahun lalu yang sebesar 10,86%.
"Tingkat kemiskinan mengalami penurunan. Saat ini 10,64% dan itu sebenarnya tingkat kemiskinan terendah secara persentase yang pernah dialami Indonesia," katanya di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (18/12/2017).
Menurutnya, pada zaman Orde Baru tingkat kemiskinan di Tanah Air mencapai 40%. Kemudian dengan pembangunan yang berkelanjutan akhirnya tingkat kemiskinan di Indonesia turun di bawah 12% atau sekitar 11,7% sebelum krisis keuangan global pada 1998.
"Tapi ada krisis, ekonomi kita terkontraksi. Kemiskinan loncat lagi ke atas 20%," jelas dia.
Setelah mengalami proses pemulihan pasca krisis, tingkat kemiskinan di Indonesia pun perlahan mulai menurun. Sehingga, pada saat ini pemerintah telah menurunkannya di tingkat 10,64%.
"Setelah recovery, upaya memperbaiki kebijakan sehingga akhirnya kemiskinan sampai di tingkat 10,64%," imbuhnya.
Selain tingkat kemiskinan yang turun, koefisien gini juga mengalami penurunan sekitar 0,75 poin dari 2015 hingga tahun ini. Pada Maret 2017, koefisien gini tercatat 0,393 atau turun dari angka 0,408 pada 2015.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga menurun rata-rata 0,34% per tahun. Pada akhir 2017, TPT diperkirakan mencapai angka 5,5% atau menurun dari 6,18% pada 2015.
Sementara, indeks pembangunan manusia terus meningakt (IPM) yakni sebesar 69,55 pada 2015 menjadi 70,99 pada 2017. "Program pembangunan dua tahun terakhir sudah menunjukkan arah yang benar, karena kita sudah mulai fokus ke perbaikan seluruh aspek," tutur dia.
Dia menyebutkan, persentase penduduk miskin pada tahun ini sebesar 10,64%. Angka ini turun 0,22% dibanding tahun lalu yang sebesar 10,86%.
"Tingkat kemiskinan mengalami penurunan. Saat ini 10,64% dan itu sebenarnya tingkat kemiskinan terendah secara persentase yang pernah dialami Indonesia," katanya di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (18/12/2017).
Menurutnya, pada zaman Orde Baru tingkat kemiskinan di Tanah Air mencapai 40%. Kemudian dengan pembangunan yang berkelanjutan akhirnya tingkat kemiskinan di Indonesia turun di bawah 12% atau sekitar 11,7% sebelum krisis keuangan global pada 1998.
"Tapi ada krisis, ekonomi kita terkontraksi. Kemiskinan loncat lagi ke atas 20%," jelas dia.
Setelah mengalami proses pemulihan pasca krisis, tingkat kemiskinan di Indonesia pun perlahan mulai menurun. Sehingga, pada saat ini pemerintah telah menurunkannya di tingkat 10,64%.
"Setelah recovery, upaya memperbaiki kebijakan sehingga akhirnya kemiskinan sampai di tingkat 10,64%," imbuhnya.
Selain tingkat kemiskinan yang turun, koefisien gini juga mengalami penurunan sekitar 0,75 poin dari 2015 hingga tahun ini. Pada Maret 2017, koefisien gini tercatat 0,393 atau turun dari angka 0,408 pada 2015.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga menurun rata-rata 0,34% per tahun. Pada akhir 2017, TPT diperkirakan mencapai angka 5,5% atau menurun dari 6,18% pada 2015.
Sementara, indeks pembangunan manusia terus meningakt (IPM) yakni sebesar 69,55 pada 2015 menjadi 70,99 pada 2017. "Program pembangunan dua tahun terakhir sudah menunjukkan arah yang benar, karena kita sudah mulai fokus ke perbaikan seluruh aspek," tutur dia.
(izz)