2018, Asabri Fokus Investasi Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - PT Asabri (Persero) pada 2018 akan mengalihkan sebagian besar investasinya di surat utang negara (SUN) ke sektor infrastruktur. Sedikitnya 60% dari Rp4,5 triliun investasi Asabri di SUN akan dialihkan ke berbagai proyek pembangunan program pemerintah, seperti jembatan, bandara, pelabuhan dan jalan tol.
"Selama ini Asabri belum berinvestasi di infrastruktur. Sementara pemerintahan Presiden Joko Widodo sedang gencar-gencarnya membangun. Jadi tahun depan, kami mulai fokus dengan investasi di pembangunan infrastruktur strategis dan prioritas," ujar Direktur Utama Asabri, Letjen (Purn) Sonny Widjaja di sela Ngopi Bareng Media di Gedung Asabri, Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Mengelola investasi di pembangunan infrastruktur, lanjut Sonny, sangat cocok dengan karakteristik Asabri sebagai perusahaan asuransi jiwa dan pengelola dana pensiun TNI, Polri, PNS Kementerian Pertahanan/Polri yang bersifat jangka panjang. Terlebih, Asabri sebagai korporasi BUMN tidak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan tapi juga ikut mendukung program pemerintah diantaranya pembangunan infrastruktur.
Lantas, proyek apa saja yang diincar Asabri? Sonny tidak secara gamblang menyebutkan. Namun dia mengakui sudah ada penjajakan dengan beberapa BUMN lain, seperti Waskita Karya, Wijaya Karya, Jasa Marga, dan Indonesia Power.
Penempatan investasi perusahaan pengelola dana pensiun di proyek infrastruktur merupakan dorongan pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan investasi non anggaran pemerintah (PINA). Selain dari perusahaan pengelola dana-dana jangka panjang di dalam negeri, pemerintah juga getol melakukan pendekatan kepada lembaga pengelola dana pensiun dan jaminan sosial asing untuk berinvestasi di proyek infrastruktur nasional. Antara lain dari Jepang, Australia, Kanada, dan Belanda.
Dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kebutuhan pembiayaan infrastruktur mencapai Rp4.796 triliun. Di sisi lain, APBN dan APBD hanya mampu menopang sekitar 41,3% (Rp1.978 triliun) dari kebutuhan pembiayan tersebut. Sisanya diharapkan dari BUMN (Rp1.066 triliun) dan partisipasi swasta (Rp1.751 triliun).
Sementara itu, Direktur Investasi dan Keuangan, Hari Setianto mengungkapkan, secara bertahap, Asabri juga akan meninggalkan investasinya di berbagai instrumen investasi lain seperti reksa dana, saham, dan deposito. Investasi saham terbesar Asabri di BUMN sementara sektor terbesar adalah di sektor properti, perbankan, farmasi dan ritel.
Pada 2017, Asabri tercatat menjadi pemegang saham mayoritas PT Hanson International Tbk (MYRX). Asabri juga antara lain mengantongi saham PT Indofarma Tbk (INAF), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Antam (Persero) Tbk (ANTM), PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Island Concept Indonesia Tbk (ICON), PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP), dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP).
Domain Utama
Sonny Widjaja berharap, peralihan lini bisnis ke investasi infrastruktur membuat Asabri semakin baik melaksanakan domain utamanya, yaitu memberi pelayanan kepada para nasabah yang terdiri atas prajurit TNI, Polri, PNS Kementerian Pertahanan/Polri serta purnawirawan dan warakawuri. Pada 2018, kata dia, Asabri menargetkan bisa memberi beasiswa pendidikan kepada dua orang anak prajurit yang cacat, gugur atau meninggal dunia.
Direktur Operasi Asabri, Adiyatmika menambahkan, pada tahun depan pihaknya juga akan meluncurkan program baru yakni pinjaman uang muka perumahan bagi personel Polri. "Kami pun sedang mengupayakan reformasi sistem pensiun agar penghitungan nilainya tidak lagi dari gaji pokok tapi berdasarkan penghasilan total," ungkap Adiyatmika.
"Selama ini Asabri belum berinvestasi di infrastruktur. Sementara pemerintahan Presiden Joko Widodo sedang gencar-gencarnya membangun. Jadi tahun depan, kami mulai fokus dengan investasi di pembangunan infrastruktur strategis dan prioritas," ujar Direktur Utama Asabri, Letjen (Purn) Sonny Widjaja di sela Ngopi Bareng Media di Gedung Asabri, Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Mengelola investasi di pembangunan infrastruktur, lanjut Sonny, sangat cocok dengan karakteristik Asabri sebagai perusahaan asuransi jiwa dan pengelola dana pensiun TNI, Polri, PNS Kementerian Pertahanan/Polri yang bersifat jangka panjang. Terlebih, Asabri sebagai korporasi BUMN tidak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan tapi juga ikut mendukung program pemerintah diantaranya pembangunan infrastruktur.
Lantas, proyek apa saja yang diincar Asabri? Sonny tidak secara gamblang menyebutkan. Namun dia mengakui sudah ada penjajakan dengan beberapa BUMN lain, seperti Waskita Karya, Wijaya Karya, Jasa Marga, dan Indonesia Power.
Penempatan investasi perusahaan pengelola dana pensiun di proyek infrastruktur merupakan dorongan pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan investasi non anggaran pemerintah (PINA). Selain dari perusahaan pengelola dana-dana jangka panjang di dalam negeri, pemerintah juga getol melakukan pendekatan kepada lembaga pengelola dana pensiun dan jaminan sosial asing untuk berinvestasi di proyek infrastruktur nasional. Antara lain dari Jepang, Australia, Kanada, dan Belanda.
Dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kebutuhan pembiayaan infrastruktur mencapai Rp4.796 triliun. Di sisi lain, APBN dan APBD hanya mampu menopang sekitar 41,3% (Rp1.978 triliun) dari kebutuhan pembiayan tersebut. Sisanya diharapkan dari BUMN (Rp1.066 triliun) dan partisipasi swasta (Rp1.751 triliun).
Sementara itu, Direktur Investasi dan Keuangan, Hari Setianto mengungkapkan, secara bertahap, Asabri juga akan meninggalkan investasinya di berbagai instrumen investasi lain seperti reksa dana, saham, dan deposito. Investasi saham terbesar Asabri di BUMN sementara sektor terbesar adalah di sektor properti, perbankan, farmasi dan ritel.
Pada 2017, Asabri tercatat menjadi pemegang saham mayoritas PT Hanson International Tbk (MYRX). Asabri juga antara lain mengantongi saham PT Indofarma Tbk (INAF), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Antam (Persero) Tbk (ANTM), PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Island Concept Indonesia Tbk (ICON), PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP), dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP).
Domain Utama
Sonny Widjaja berharap, peralihan lini bisnis ke investasi infrastruktur membuat Asabri semakin baik melaksanakan domain utamanya, yaitu memberi pelayanan kepada para nasabah yang terdiri atas prajurit TNI, Polri, PNS Kementerian Pertahanan/Polri serta purnawirawan dan warakawuri. Pada 2018, kata dia, Asabri menargetkan bisa memberi beasiswa pendidikan kepada dua orang anak prajurit yang cacat, gugur atau meninggal dunia.
Direktur Operasi Asabri, Adiyatmika menambahkan, pada tahun depan pihaknya juga akan meluncurkan program baru yakni pinjaman uang muka perumahan bagi personel Polri. "Kami pun sedang mengupayakan reformasi sistem pensiun agar penghitungan nilainya tidak lagi dari gaji pokok tapi berdasarkan penghasilan total," ungkap Adiyatmika.
(ven)