Ketimpangan Indonesia Turun Tipis di September 2017

Selasa, 02 Januari 2018 - 14:40 WIB
Ketimpangan Indonesia...
Ketimpangan Indonesia Turun Tipis di September 2017
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pada September 2017 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio mencapai 0,391. Capaian ini turun tipis dibanding tingkat ketimpangan pada Maret 2017 yang sebesar 0,393.

(Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin di RI Turun Tipis Jadi 26,58 Juta orang
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, capaian tersebut menunjukkan bahwa pemerintah telah berhasil menurunkan tingkat ketimpangan di Indonesia meskipun terbilang kecil. Hal ini mengingat, menurunkan angka ketimpangan di Tanah Air sangatlah sulit.

"Indeks gini rasio itu berkisar antara 0-1. Kalau dia 0 berarti dia sempurna, kalau dia menuju 1 itu timpang. Pada September 2017 ini gini rasionya 0,391. Turun tipis dibanding gini rasio Maret 2017 yang sebesar 0,393. Ini menunjukkan adanya penurunan ketimpangan, karena upaya menurunkan ketimpangan itu luar biasa sulit," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Menurutnya, ketimpangan di perkotaan jauh lebih tinggi dibanding di pedesaan. Pada September 2017, indeks gini rasio di perkotaan sebesar 0,404 sedangkan di pedsaan hanya sekitar 0,320.

"Kemudian menurut pengeluaran rendah, kalau di atas 17% maka ketimpangannya rendah. Kalau di antara 12-17% itu ketimpangannya sedang, kalau di bawah 12% itu ketimpangan tinggi. September nilainya 17,22%, jadi bisa disimpulkan ketimpangannya rendah," imbuh dia.

Sedangkan jika dilihat menurut provinsinya, Yogyakarta menjadi provinsi yang memiliki tingkat ketimpangan paling tinggi yaitu sebesar 0,440, dan terendah di Bangka Belitung yang sebesar 0,276.

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menuturkan, salah satu faktor yang memengaruhi penurunan ketimpangan di Tanah Air adalah karena pengeluaran untuk penduduk lapisan bawah jauh lebih tinggi dibanding penduduk lapisan teratas. "Misalnya, 40% terbawah itu rata2 pengeluarannya meningkat 6,31%, sementara 20% penduduk teratas kenaikan pengeluarannya lebih rendah yaitu 5,06%," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1014 seconds (0.1#10.140)