Tahun Baru, Petani di Cianjur Akhirnya Menikmati Aliran Listrik
A
A
A
JAKARTA - Petani di Dusun Nagrak, Desa Wangunsari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tidak bisa menyembunyikan perasaan haru. Lama tidak menikmati listrik akhirnya kampung mereka terang benderang tepat di Tahun Baru 2018.
Adalah Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (purn) TNI Moeldoko yang mengupayakan penyaluran listrik di daerah tersebut melalui program Indonesia Terang. Dia mengatakan, listrik merupakan hak semua warga negara Indonesia. Karena itu, Moeldoko rela memilih merayakan Tahun Baru di desa terpencil hanya untuk melihat warga tersenyum bahagia bisa menikmati listrik.
Peraih bintang Adhi Makayasa 1981 itu harus menggunakan ojek dan menembus pegunungan selama 1,5 jam untuk sampai ke lokasi. “Tahun baru tidak harus dengan hura-hura. Melihat warga Dusun Nagrak bahagia karena bisa menikmati listrik juga sangat membahagiakan. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ujar Moeldoko dalam keterangannya, Selasa (2/1/2018).
Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang sama-sama bekerja keras mewujudkan misi mulia itu. "Terima kasih kepada komunitas Moeldoko Kita, aktivis Ujar Run Kebaikan, warga, pemerintah desa setempat, dan semua pihak sehingga misi mulia ini terwujud. Kita harus bergerak bersama-sama demi Indonesia yang lebih baik,” kata Moeldoko.
Asep, salah seorang petani dari sekitar 300-an warga Dusun Nagrak tidak kuasa meneteskan airmata. "Saya tidak bisa menutup haru dan bangga. Selama kami hidup tidak pernah merasakan penerangan. Hari ini, kami merasakan itu. Kami bisa melakukan aktivitas pada malam hari. Kami sangat bersyukur," kata Asep, Sabtu (31/12/2017).
Program yang digagas Moeldoko membuat warga Dusun Nagrak yang mayoritas merupakan petani kini tidak akan terkendala lagi saat beraktivitas pada malam hari. Anak-anak di dusun itu juga bisa belajar dengan maksimal berkat keberadaan listrik. Secara tidak langsung, program Listrik Mandiri itu juga membantu anak-anak belajar dengan tekun untuk menggapai cita-cita.
Kepala Dusun Nagrak, Rita Mulyati juga sangat berterima kasih terhadap kepedulian Moeldoko. Rita seolah kehilangan kata-kata untuk menggambarkan bentuk terima kasih dan atensi ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu.
"Saya mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami tidak menyangka akan ada orang yang peduli terhadap kondisi kami yang belum merasakan nikmatnya penerangan," kata Rita.
Menurut Rita, listrik merupakan hal yang sangat diidam-idamkan warga Dusun Nagrak sejak lama. Keinginan warga Dusun Nagrak menikmati listrik akhirnya tercapai. "Ini benar-benar kado tahun baru terbesar yang pernah kami terima," kata Rita.
Sementara itu, Endang, mahasiswi yang ikut dalam program tersebut memiliki kesan mendalam. Dia bersama rekan-rekannya harus melewati medan sulit untuk bisa membahagiakan warga Dusun Nagrak.
Dia mengaku mendapat pengalaman berharga mulai perjalanan dari Bandung. Meski begitu, semua kesulitan dan rasa lelah sirna setelah mereka melihat senyum warga Dusun Nagrak yang bahagia karena bisa menikmati listrik.
"Dengan medan yang tidak mudah, kami harus berjalan sampai mendorong mobil. Namun dengan semangat dan tekad yang kuat untuk menolong sesama, momen tahun baru yang biasanya dipakai untuk jalan-jalan rupanya tergantikan dengan hal yang sangat luar biasa," tandas Endang.
Adalah Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (purn) TNI Moeldoko yang mengupayakan penyaluran listrik di daerah tersebut melalui program Indonesia Terang. Dia mengatakan, listrik merupakan hak semua warga negara Indonesia. Karena itu, Moeldoko rela memilih merayakan Tahun Baru di desa terpencil hanya untuk melihat warga tersenyum bahagia bisa menikmati listrik.
Peraih bintang Adhi Makayasa 1981 itu harus menggunakan ojek dan menembus pegunungan selama 1,5 jam untuk sampai ke lokasi. “Tahun baru tidak harus dengan hura-hura. Melihat warga Dusun Nagrak bahagia karena bisa menikmati listrik juga sangat membahagiakan. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ujar Moeldoko dalam keterangannya, Selasa (2/1/2018).
Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang sama-sama bekerja keras mewujudkan misi mulia itu. "Terima kasih kepada komunitas Moeldoko Kita, aktivis Ujar Run Kebaikan, warga, pemerintah desa setempat, dan semua pihak sehingga misi mulia ini terwujud. Kita harus bergerak bersama-sama demi Indonesia yang lebih baik,” kata Moeldoko.
Asep, salah seorang petani dari sekitar 300-an warga Dusun Nagrak tidak kuasa meneteskan airmata. "Saya tidak bisa menutup haru dan bangga. Selama kami hidup tidak pernah merasakan penerangan. Hari ini, kami merasakan itu. Kami bisa melakukan aktivitas pada malam hari. Kami sangat bersyukur," kata Asep, Sabtu (31/12/2017).
Program yang digagas Moeldoko membuat warga Dusun Nagrak yang mayoritas merupakan petani kini tidak akan terkendala lagi saat beraktivitas pada malam hari. Anak-anak di dusun itu juga bisa belajar dengan maksimal berkat keberadaan listrik. Secara tidak langsung, program Listrik Mandiri itu juga membantu anak-anak belajar dengan tekun untuk menggapai cita-cita.
Kepala Dusun Nagrak, Rita Mulyati juga sangat berterima kasih terhadap kepedulian Moeldoko. Rita seolah kehilangan kata-kata untuk menggambarkan bentuk terima kasih dan atensi ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu.
"Saya mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami tidak menyangka akan ada orang yang peduli terhadap kondisi kami yang belum merasakan nikmatnya penerangan," kata Rita.
Menurut Rita, listrik merupakan hal yang sangat diidam-idamkan warga Dusun Nagrak sejak lama. Keinginan warga Dusun Nagrak menikmati listrik akhirnya tercapai. "Ini benar-benar kado tahun baru terbesar yang pernah kami terima," kata Rita.
Sementara itu, Endang, mahasiswi yang ikut dalam program tersebut memiliki kesan mendalam. Dia bersama rekan-rekannya harus melewati medan sulit untuk bisa membahagiakan warga Dusun Nagrak.
Dia mengaku mendapat pengalaman berharga mulai perjalanan dari Bandung. Meski begitu, semua kesulitan dan rasa lelah sirna setelah mereka melihat senyum warga Dusun Nagrak yang bahagia karena bisa menikmati listrik.
"Dengan medan yang tidak mudah, kami harus berjalan sampai mendorong mobil. Namun dengan semangat dan tekad yang kuat untuk menolong sesama, momen tahun baru yang biasanya dipakai untuk jalan-jalan rupanya tergantikan dengan hal yang sangat luar biasa," tandas Endang.
(ven)