Perusahaan Asal China Investasi USD3,7 Juta di Batam
A
A
A
BATAM - Perusahaan asal China, PT Hong Sheng Plastic Industry menanamkan modalnya sekitar USD3.750.000 di Batam. Dengan memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam (I23J), perusahaan tersebut direncanakan segera beroperasi dalam waktu dekat.
Letak Batam yang berbatasan lansung dengan Singapura dan berada di jalur perlayaran internasional menjadi salah satu alasan ketertarikan investor China tersebut bernvestasi di Batam.
Direktur PT Hong Sheng Plastic Industry, Zheng Bo mengatakan, sebelum berinvestasi di Batam, pihaknya sudah melakukan survei di beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti halnya Vietnam. Namun, Batam dinilai memang lebih tepat karena ada beberapa kemudahan dan fasilitas bagi investor yang ditawarkan pemerintah.
Sehingga, hal ini menjadi salah satu faktor yang juga turut meyakinkan pihaknya mengembangkan usahanya di Indonesia.
"Kemudian juga orang-orangnya sangat ramah dan sopan, sangat jauh jika dibandingkan dengan Vietnam. Karena ada juga beberapa teman saya yeng mempunyai perusahaan di Batam," kata Zheng Bo usai mengurus perizinan di Mal Pelayanan Publik, kemarin.
Rencananya perusahan tersebut akan merekrut sekitar 160 tenaga kerja lokal dan 40 tenaga asing dari China, tapi ke depan menurut dia tidak akan menutup kemungkinan akan mempekerjakan seluruhnya tenaga kerja lokal.
Saat ini, ada beberapa komponen yang memang harus dipegang langsung oleh tenaga kerja dari China. Karena itu, pihaknya membawa beberapa pekerja langsung dari negaranya.
Sejauh ini, PT Hong Sheng Plastic Industry hanya beroperasi di China dan belum ada membuka cabangnya di negara lain. Sehingga, Indonesia merupakan negara pertama yang dipilih untuk mempeluas usahanya.
Di China sendiri PT Hong Sheng Plastic Industry juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan besar yang bergerak di sektor manufaktur. "Untuk target produksi di Batam, kami targetkan sekitar 50 ribu ton per tahun, tapi ke depan tentu akan lebih banyak," imbuhnya.
Perusahaan dari negara Tirai Bambu tersebut bergerak di bidang usaha industri barang plastik dan lainnya, yang akan diproduksi di Komplek Puri Industrial Park, Batam Centre.
Zheng Bo mengaku pihaknya berharap dapat terus mengembangka bisnisnya, sehingga akan dapat menarik jumlah karyawan lokal Batam. Pihaknya juga optimistis bahwa Batam sebgai wilayah yang tepat untuk perusahaanya.
Plt Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ady Soegiharto mengatakan, PT Hong Sheng Plastic Industry merupakan perusahaan pertama di tahun 2018 yang memanfaatkan layanan I23J.
Pihaknya sangat menyambut baik, pasalnya dalam jangka waktu tiga bulan penjajakan perusahan asal China tersebut langsung menanamkan modalnya. "Izin dasar dan gudang sudah ada, jadi lusa sudah bisa memasukkan mesin. Sehinga, kita harapkan secepat mungkin bisa produksi," tutur Ady.
Saat ini, lanjut dia, akan ada dua perusaan dari China lagi yang juga akan memanfaatkan layanan I23J, pihaknya menargetkan Januari ini kedua perusahaan tersebut masuk ke Batam.
Pihaknya berharap masukan sejumlah investor dari China tersebut dapat memberikan kepercayaan bagi investor lainnya utuk investasi di Batam. Hal tersebut juga membuktikan bahwa Batam aman dan nyaman bagi investor,
Pada 2017 pihaknya mencatat realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2017 di Batam meningkat signifikan dibanding 2016. Di mana sampai 27 Desember 2017, realisasi investasi PMA mencapai USD1.116,895 juta (miliar) dengan 73 proyek.
Sementara, pada 2016 nilai realisasi investasi PMA sebesar USD471,368 juta dengan 71 proyek. "Untuk tahun ini kita baru akan rakor, jadi nanti Pak Kepala yang akan merilis berapa target investasi 2018. Hanya saja kita tegaskan bahwa PTSP siap memberikan pelayanan yang baik kepada investor," jelasnya.
Letak Batam yang berbatasan lansung dengan Singapura dan berada di jalur perlayaran internasional menjadi salah satu alasan ketertarikan investor China tersebut bernvestasi di Batam.
Direktur PT Hong Sheng Plastic Industry, Zheng Bo mengatakan, sebelum berinvestasi di Batam, pihaknya sudah melakukan survei di beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti halnya Vietnam. Namun, Batam dinilai memang lebih tepat karena ada beberapa kemudahan dan fasilitas bagi investor yang ditawarkan pemerintah.
Sehingga, hal ini menjadi salah satu faktor yang juga turut meyakinkan pihaknya mengembangkan usahanya di Indonesia.
"Kemudian juga orang-orangnya sangat ramah dan sopan, sangat jauh jika dibandingkan dengan Vietnam. Karena ada juga beberapa teman saya yeng mempunyai perusahaan di Batam," kata Zheng Bo usai mengurus perizinan di Mal Pelayanan Publik, kemarin.
Rencananya perusahan tersebut akan merekrut sekitar 160 tenaga kerja lokal dan 40 tenaga asing dari China, tapi ke depan menurut dia tidak akan menutup kemungkinan akan mempekerjakan seluruhnya tenaga kerja lokal.
Saat ini, ada beberapa komponen yang memang harus dipegang langsung oleh tenaga kerja dari China. Karena itu, pihaknya membawa beberapa pekerja langsung dari negaranya.
Sejauh ini, PT Hong Sheng Plastic Industry hanya beroperasi di China dan belum ada membuka cabangnya di negara lain. Sehingga, Indonesia merupakan negara pertama yang dipilih untuk mempeluas usahanya.
Di China sendiri PT Hong Sheng Plastic Industry juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan besar yang bergerak di sektor manufaktur. "Untuk target produksi di Batam, kami targetkan sekitar 50 ribu ton per tahun, tapi ke depan tentu akan lebih banyak," imbuhnya.
Perusahaan dari negara Tirai Bambu tersebut bergerak di bidang usaha industri barang plastik dan lainnya, yang akan diproduksi di Komplek Puri Industrial Park, Batam Centre.
Zheng Bo mengaku pihaknya berharap dapat terus mengembangka bisnisnya, sehingga akan dapat menarik jumlah karyawan lokal Batam. Pihaknya juga optimistis bahwa Batam sebgai wilayah yang tepat untuk perusahaanya.
Plt Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ady Soegiharto mengatakan, PT Hong Sheng Plastic Industry merupakan perusahaan pertama di tahun 2018 yang memanfaatkan layanan I23J.
Pihaknya sangat menyambut baik, pasalnya dalam jangka waktu tiga bulan penjajakan perusahan asal China tersebut langsung menanamkan modalnya. "Izin dasar dan gudang sudah ada, jadi lusa sudah bisa memasukkan mesin. Sehinga, kita harapkan secepat mungkin bisa produksi," tutur Ady.
Saat ini, lanjut dia, akan ada dua perusaan dari China lagi yang juga akan memanfaatkan layanan I23J, pihaknya menargetkan Januari ini kedua perusahaan tersebut masuk ke Batam.
Pihaknya berharap masukan sejumlah investor dari China tersebut dapat memberikan kepercayaan bagi investor lainnya utuk investasi di Batam. Hal tersebut juga membuktikan bahwa Batam aman dan nyaman bagi investor,
Pada 2017 pihaknya mencatat realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2017 di Batam meningkat signifikan dibanding 2016. Di mana sampai 27 Desember 2017, realisasi investasi PMA mencapai USD1.116,895 juta (miliar) dengan 73 proyek.
Sementara, pada 2016 nilai realisasi investasi PMA sebesar USD471,368 juta dengan 71 proyek. "Untuk tahun ini kita baru akan rakor, jadi nanti Pak Kepala yang akan merilis berapa target investasi 2018. Hanya saja kita tegaskan bahwa PTSP siap memberikan pelayanan yang baik kepada investor," jelasnya.
(izz)