Masyarakat Pedesaan Makin Cepat Tinggalkan Kemiskinan
A
A
A
JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menuturkan bahwa masyarakat di pedesaan mulai meninggalkan garis kemiskinan lebih cepat pada tahun lalu.
(Baca Juga: Kemiskinan di Indonesia Turun Drastis sejak Orde Baru)
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pada 2016-2017, angka penurunan kemiskinan di desa lebih cepat daripada di kota.
"Angkanya dari 0,13% pada 2015-2016 menjadi 0,49%. Sementara di perkotaan pada 2015-2016 menurun 0,49%, pada 2016-2017 menurun 0,47%," ujarnya di Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Bambang menjelaskan, cepatnya penurunan angka kemiskinan sebenarnya sempat terjadi pada periode 2010-2014, namun jumlahnya malah meningkat pada 2014-2016.
"Periode 2010-2014, tingkat penurunan kemiskinan di desa lebih cepat dari di kota. Namun, pada 2014-2016 penurunan kemiskinan melambat di pedesaan," tutur dia.
Sementara, lanjut Bambang, per September 2017, jumlah masyarakat miskin di pedesaan tetap masih banyak sebesar 13,47% atau 16,31 juta jiwa, sedangkan di perkotaan 7,26% atau 10,27 juta jiwa.
"Di pedesaan 13,47% atau dalam absolut 16,31 juta jiwa. Di kota 7,26%, cukup baik, di pedesaan yang tinggi," pungkasnya.
(Baca Juga: Kemiskinan di Indonesia Turun Drastis sejak Orde Baru)
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pada 2016-2017, angka penurunan kemiskinan di desa lebih cepat daripada di kota.
"Angkanya dari 0,13% pada 2015-2016 menjadi 0,49%. Sementara di perkotaan pada 2015-2016 menurun 0,49%, pada 2016-2017 menurun 0,47%," ujarnya di Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Bambang menjelaskan, cepatnya penurunan angka kemiskinan sebenarnya sempat terjadi pada periode 2010-2014, namun jumlahnya malah meningkat pada 2014-2016.
"Periode 2010-2014, tingkat penurunan kemiskinan di desa lebih cepat dari di kota. Namun, pada 2014-2016 penurunan kemiskinan melambat di pedesaan," tutur dia.
Sementara, lanjut Bambang, per September 2017, jumlah masyarakat miskin di pedesaan tetap masih banyak sebesar 13,47% atau 16,31 juta jiwa, sedangkan di perkotaan 7,26% atau 10,27 juta jiwa.
"Di pedesaan 13,47% atau dalam absolut 16,31 juta jiwa. Di kota 7,26%, cukup baik, di pedesaan yang tinggi," pungkasnya.
(izz)