PT DI-TAI Garap Pasar Pesawat Eropa dan Afrika
A
A
A
BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan perusahaan pesawat terbang asal Turki, Turkish Aerospace Industries Inc (TAI), sepakat melakukan pengembangan produk kedirgantaraan untuk dipasarkan ke sejumlah negara Eropa dan Afrika.
Beberapa produk yang akan dipasarkan adalah CN235 Next Generation, N219 Nurtanio, dan pesawat tanpa awak (UAV) tipe standar. Kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut komitmen kerja sama dua negara saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Turki beberapa waktu lalu.
Kemarin manajemen TAI melakukan kunjungan dan pembahasan perjanjian kerangka kerja (framework agreement) di Kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat.
Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengungkapkan, TAI dan PT DI bersepakat menggabungkan bisnis kedirgantaraan untuk mendukung pengembangan kerja sama dua negara dalam industri kedirgantaraan.
TAI akan berpartisipasi dalam kegiatan perancangan konseptual dari proyek pengembangan pesawat terbang dan drone (UAV) di Indonesia yang dilakukan PT DI. “Kunjungan ini diikuti tim teknis untuk menjabarkan kerja sama dua belah pihak,” kata Elfien.
Menurut dia, ruang lingkup kerja sama yang pertama adalah pemasaran dan perluasan produksi pesawat N219 Nurtanio. Namun, skema kerja sama akan ditetapkan setelah penerbangan sertifikasi pesawat N219 mencapai 100 jam terbang serta setelah Type Certificate N219 dari DGCA Indonesia diberikan.
“Market TAI selama ini adalah Eropa dan Afrika. Mereka akan membantu pemasaran di dua benua itu. Tetapi, soal potensinya berapa, nanti akan dibicarakan tim antara PT DI dan TAI,” jelas dia.
Sementara kerja sama kedua adalah pengembangan bersama dan produksi pesawat N235 Next Generation. Skema bisnis ini akan ditetapkan dalam waktu enam bulan setelah kuartal keempat 2017. Dibahas juga tentang pembagian kerja untuk desain dan membangun kesepakatan yang akan ditetapkan pada kuartal ketiga 2017.
Di sisi lain juga dibahas pembagian kerja untuk desain dan pembangunan sarana pengembangan dan produksi di kuartal ketiga 2018. Dua pihak juga bersepakat mengomersialisasikan pesawat N235.
Kerja sama ketiga terkait pemasaran dan perluasan produksi pesawat terbang tanpa awak atau drone(PTTA) / UAV. President and CEO Turkish Aerospace Industries Inc (TAI) Temel Kotil mengungkapkan, PT DI merupakan salah satu industri pesawat terbang yang memiliki fasilitas cukup memadai di kawasan Asia. Kerja sama kali ini tindak lanjut dari pertamuan dua kepala negara di Turki. (Arif Budianto)
Beberapa produk yang akan dipasarkan adalah CN235 Next Generation, N219 Nurtanio, dan pesawat tanpa awak (UAV) tipe standar. Kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut komitmen kerja sama dua negara saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Turki beberapa waktu lalu.
Kemarin manajemen TAI melakukan kunjungan dan pembahasan perjanjian kerangka kerja (framework agreement) di Kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat.
Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengungkapkan, TAI dan PT DI bersepakat menggabungkan bisnis kedirgantaraan untuk mendukung pengembangan kerja sama dua negara dalam industri kedirgantaraan.
TAI akan berpartisipasi dalam kegiatan perancangan konseptual dari proyek pengembangan pesawat terbang dan drone (UAV) di Indonesia yang dilakukan PT DI. “Kunjungan ini diikuti tim teknis untuk menjabarkan kerja sama dua belah pihak,” kata Elfien.
Menurut dia, ruang lingkup kerja sama yang pertama adalah pemasaran dan perluasan produksi pesawat N219 Nurtanio. Namun, skema kerja sama akan ditetapkan setelah penerbangan sertifikasi pesawat N219 mencapai 100 jam terbang serta setelah Type Certificate N219 dari DGCA Indonesia diberikan.
“Market TAI selama ini adalah Eropa dan Afrika. Mereka akan membantu pemasaran di dua benua itu. Tetapi, soal potensinya berapa, nanti akan dibicarakan tim antara PT DI dan TAI,” jelas dia.
Sementara kerja sama kedua adalah pengembangan bersama dan produksi pesawat N235 Next Generation. Skema bisnis ini akan ditetapkan dalam waktu enam bulan setelah kuartal keempat 2017. Dibahas juga tentang pembagian kerja untuk desain dan membangun kesepakatan yang akan ditetapkan pada kuartal ketiga 2017.
Di sisi lain juga dibahas pembagian kerja untuk desain dan pembangunan sarana pengembangan dan produksi di kuartal ketiga 2018. Dua pihak juga bersepakat mengomersialisasikan pesawat N235.
Kerja sama ketiga terkait pemasaran dan perluasan produksi pesawat terbang tanpa awak atau drone(PTTA) / UAV. President and CEO Turkish Aerospace Industries Inc (TAI) Temel Kotil mengungkapkan, PT DI merupakan salah satu industri pesawat terbang yang memiliki fasilitas cukup memadai di kawasan Asia. Kerja sama kali ini tindak lanjut dari pertamuan dua kepala negara di Turki. (Arif Budianto)
(nfl)