Bank Dunia Dikeluhkan Beri Perlakuan Tak Adil ke Chili

Selasa, 16 Januari 2018 - 16:55 WIB
Bank Dunia Dikeluhkan...
Bank Dunia Dikeluhkan Beri Perlakuan Tak Adil ke Chili
A A A
SANTIAGO - Bank Dunia dikeluhkan oleh para pejabat Chili bahwa mereka mendapatkan perlakukan tidak adil selama beberapa tahun belakangan dari Bank Dunia. Bahkan Menteri Luar Negeri Chili Heraldo Munoz berkicau lewat akun resmi Twitter miliknya bahwa berita palsu sudah menjadi statistik palsu.

Pernyataan Munoz tersebut menanggapi sebuah wawancara oleh ekonom Bank Dunia Paul Romer yang menerangkan, indikator-indikator untuk Chili kemungkinan telah dimanipulasi untuk alasan politis guna menunjukkan kondisi bisnis Chili menurun. Bank Dunia sendiri telah memerintahkan agar masalah itu diselidiki.

Dalam sebuah wawancara kepada Surat Kabar Chili El Mercurio, Ekonom Bank Dunia yang telah bertanggung jawab dalam peringkat “Doing Business” Augusto Lopez-Claros mengungkapkan ada perubahan dalam metodologi dalam konteks yang transparan dan terbuka. Ketika dirinya menyangkap ada unsur politik di dalamnya.

Chili sendiri dalam peringkat tahunan “Doing Business” yang disusun Bank Dunia saat ini berada di posisi ke-55 dari 190 negara. "Apa yang terjadi dengan peringkat daya saing Bank Dunia sangat memprihatinkan," ujar politisi sosialis Michele Bachelet yang menjabat sebagai presiden, Chili pada 2014.

"Peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga internasional seharusnya dapat dipercaya. Hal ini karena berdampak pada investasi dan pembangunan suatu negara." katanya, meminta penyelidikan formal.

Sementara Munoz masih lewat akun media sosial milinya agar adanya penghitungan soal kemungkinan kerugian investasi asing yang disebabkan oleh peringkat daya saing lebih rendah selama masa pemerintahan Presiden Bachelet

Pemilihan presiden Chile bulan lalu dimenangkan oleh konglomerat bisnis konservatif, Sebastian Pinera terhadap kandidat pilihan Bachelet, Alejandro Guillier, sebagian berjanji untuk memangkas pita merah dan meningkatkan investasi. Peringkat "Doing Business" Bank Dunia menimbang faktor-faktor seperti kemudahan memulai bisnis, mendapatkan kredit, membayar pajak dan mendapatkan izin konstruksi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6692 seconds (0.1#10.140)