Gudang Bulog Palopo Pastikan Stok Beras Luwu Raya Aman
A
A
A
PALOPO - Kenaikan harga beras di sejumlah pasar di Sulawesi Selatan mulai diantisipasi oleh Perum Bulog dan seluruh pemerintah daerah di Sulawesi Selatan, sejak 9 Januari lalu. Kepala Bulog Sub Divisi Regional Kota Palopo, Luthfi Said, yang membawahkan empat daerah di Luwu Raya serta Toraja dan Toraja Utara, mengatakan Bulog telah melakukan antisipasi dengan melakukan operasi pasar serentak secara nasional pada 9 Januari 2018.
Hasilnya, memang ditemukan ada kenaikan harga beras di sejumlah daerah, termasuk di Sulawesi Selatan, seperti Parepare. Di Luwu Raya sendiri juga ada kenaikan, seperti di Kabupaten Luwu, di mana kenaikan harga beras mencapai Rp1.000 per kilogram. "Namun ini sudah kami antisipasi dan beberapa langkah yang telah kami jalankan," ujarnya, Selasa (16/1/2018).
Harga beras dari kelas terendah, medium dan kualitas terbaik di Luwu Raya dijual dari Rp8.500 per kilogram hingga Rp12.000 per kilogram. Pihak Bulog menilai kenaikan harga beras di Luwu Raya secara umum masih normal. Meski demikian, untuk menekan munculnya spekulasi harga ke depan dan menekan kembali harga beras menjadi normal, rencananya Bulog akan menambah mitra kerja di beberapa pasar.
"Khusus di Kota Palopo, mitra Bulog akan kami tambah di beberapa pasar yang menjadi tujuan utama masyarakat, seperti di Pusat Niaga Palopo dan Pasar Andi Radda. Untuk wilayah Kabupaten Luwu seperti di Pasar Bua, Pasar Cillallang, Pasar Padang Sappa, Pasar Sentral Belopa dan Pasar Suli," ujarnya.
Harapannya, dengan hadirnya harga murah dari Bulog melalui mitra kerja di pasar-pasar ini, dapat menghindari spekulasi harga dan tentunya dapat menekan harga yang sudah naik kisaran Rp1.000 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Sub Divre Bulog Palopo menegaskan jika stok cadangan beras pemerintah saat ini cukup untuk beberapa bulan ke depan. "Stok beras di Sulsel saat ini ada sekira 80.000 ton atau bisa mencukupi kebutuhan beras di Sulsel hingga 20 bulan kedepan. Khusus di Sub Divre Bulog Palopo, stok kami masih tersedia 4.000 ton sehingga bisa memenuhi kebutuhan beras di Luwu Raya empat bulan ke depan," ujarnya.
Luthfi Said menjelaskan, di Luwu Raya yang memasuki akhir triwulan pertama di tahun 2018, tepatnya bulan Maret, sejumlah daerah mulai melakukan panen perdana. "Jadi di Luwu Raya tidak akan krisis pangan, khususnya beras dalam kurun waktu setengah tahun ke depan. Kenaikan harga beras mungkin dipicu informasi stok beras yang kurang di daerah lain," ungkapnya.
Data Sub Divre Bulog Palopo menyebutkan stok cadangan beras di lima gudang Bulog yang ada di Luwu Raya dan Toraja adalah Gudang Belopa menyimpan cadangan beras 1.210 ton, Bonebone 1.222 ton, Mangkutana 593 ton, Balandai 964 ton dan Gudang Bulog Toraja menyimpan cadangan beras sebanyak 12 ton.
Hasilnya, memang ditemukan ada kenaikan harga beras di sejumlah daerah, termasuk di Sulawesi Selatan, seperti Parepare. Di Luwu Raya sendiri juga ada kenaikan, seperti di Kabupaten Luwu, di mana kenaikan harga beras mencapai Rp1.000 per kilogram. "Namun ini sudah kami antisipasi dan beberapa langkah yang telah kami jalankan," ujarnya, Selasa (16/1/2018).
Harga beras dari kelas terendah, medium dan kualitas terbaik di Luwu Raya dijual dari Rp8.500 per kilogram hingga Rp12.000 per kilogram. Pihak Bulog menilai kenaikan harga beras di Luwu Raya secara umum masih normal. Meski demikian, untuk menekan munculnya spekulasi harga ke depan dan menekan kembali harga beras menjadi normal, rencananya Bulog akan menambah mitra kerja di beberapa pasar.
"Khusus di Kota Palopo, mitra Bulog akan kami tambah di beberapa pasar yang menjadi tujuan utama masyarakat, seperti di Pusat Niaga Palopo dan Pasar Andi Radda. Untuk wilayah Kabupaten Luwu seperti di Pasar Bua, Pasar Cillallang, Pasar Padang Sappa, Pasar Sentral Belopa dan Pasar Suli," ujarnya.
Harapannya, dengan hadirnya harga murah dari Bulog melalui mitra kerja di pasar-pasar ini, dapat menghindari spekulasi harga dan tentunya dapat menekan harga yang sudah naik kisaran Rp1.000 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Sub Divre Bulog Palopo menegaskan jika stok cadangan beras pemerintah saat ini cukup untuk beberapa bulan ke depan. "Stok beras di Sulsel saat ini ada sekira 80.000 ton atau bisa mencukupi kebutuhan beras di Sulsel hingga 20 bulan kedepan. Khusus di Sub Divre Bulog Palopo, stok kami masih tersedia 4.000 ton sehingga bisa memenuhi kebutuhan beras di Luwu Raya empat bulan ke depan," ujarnya.
Luthfi Said menjelaskan, di Luwu Raya yang memasuki akhir triwulan pertama di tahun 2018, tepatnya bulan Maret, sejumlah daerah mulai melakukan panen perdana. "Jadi di Luwu Raya tidak akan krisis pangan, khususnya beras dalam kurun waktu setengah tahun ke depan. Kenaikan harga beras mungkin dipicu informasi stok beras yang kurang di daerah lain," ungkapnya.
Data Sub Divre Bulog Palopo menyebutkan stok cadangan beras di lima gudang Bulog yang ada di Luwu Raya dan Toraja adalah Gudang Belopa menyimpan cadangan beras 1.210 ton, Bonebone 1.222 ton, Mangkutana 593 ton, Balandai 964 ton dan Gudang Bulog Toraja menyimpan cadangan beras sebanyak 12 ton.
(ven)