Strategi BI Genjot Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia Institute belum lama ini menyelenggarakan program Economic Leadership for Regional Government Leader. Hal ini dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang stabil dan berkelanjutan.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bangsa Indonesia menghadapi tantangan baru akibat konstelasi ekonomi global dan percepatan perubahan pesat, yang dipicu perkembangan eksponensial teknologi.
Digitalisasi, mobilitas dan keterhubungan telah menciptakan platform-platform yang tidak melihat wilayah dan batas-batas regional.
"Untuk menjawab tantangan dan merespons hal tersebut, pengembangan SDM yang berkualitas dalam kepemimpinan ekonomi nasional dan regional menjadi jawaban tepat," kata dia dalam rilis di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Economic Leadership for Regional Government Leader merupakan program pembekalan dan pengembangan kepemimpinan melalui kurikulum yang inovatif dan bersifat transformatif. Program ini dikemas secara efisien dengan kurikulum selama tiga hari.
"Program ini merupakan bentuk dukungan BI kepada para pemimpin daerah di seluruh Indonesia dalam mensukseskan reformasi struktural dan mempercepat pembangunan ekonomi regional yang sustainable, merata dan inklusif, melalui pembaruan dan terobosan-terobosan inovatif," terang dia.
Program ini akan memaparkan strategi bagi pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga. Selanjutnya, strategi dalam menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru sesuai kondisi masing-masing daerah.
Selain itu, cara mendayagunakan APBD terutama dalam peningkatan efisiensi dan ketepatan pemanfaatan. Selanjutnya, cara menciptakan iklim investasi terutama dengan membuat regulasi yang ramah terhadap investor.
Terakhir, program ini juga memaparkan strategi koordinasi dan komunikasi antara pemerintah daerah dengan stakeholder. "Karena, dalam menerapkan kebijakan yang bagus tetap diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik," tuturnya.
Tidak hanya memaparkan teori, program ini juga menggunakan format pembelajaran dalam bentuk studi kasus dan interactive sharing dari para peserta mengenai terobosan strategi yang telah dilakukan di masing-masing daerah. Ini sebagai bentuk sinergi antar elemen pemerintah dalam menciptakan continuous learning improvement.
Pada dua angkatan sebelumnya program ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi apik antara BI Institute dengan Lemhanas, Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
Gaung keberhasilan program ini di daerah-daerah ternyata menumbuhkan minat yang tinggi bagi pihak DPRD untuk ikut berpartisipasi dalam platform pembelajaran yang didesain khusus bagi pemimpin daerah ini.
Hal tersebut kemudian diakomodasi pada program angkatan ketiga yang kemudian mengikutsertakan Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi), Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) serta Polri.
Peserta program angkatan ke-3 berjumlah 38 orang terdiri atas Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, Ketua DPRD Kabupaten dan Kota, Kepala Kepolisian Resort serta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di berbagai wilayah.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bangsa Indonesia menghadapi tantangan baru akibat konstelasi ekonomi global dan percepatan perubahan pesat, yang dipicu perkembangan eksponensial teknologi.
Digitalisasi, mobilitas dan keterhubungan telah menciptakan platform-platform yang tidak melihat wilayah dan batas-batas regional.
"Untuk menjawab tantangan dan merespons hal tersebut, pengembangan SDM yang berkualitas dalam kepemimpinan ekonomi nasional dan regional menjadi jawaban tepat," kata dia dalam rilis di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Economic Leadership for Regional Government Leader merupakan program pembekalan dan pengembangan kepemimpinan melalui kurikulum yang inovatif dan bersifat transformatif. Program ini dikemas secara efisien dengan kurikulum selama tiga hari.
"Program ini merupakan bentuk dukungan BI kepada para pemimpin daerah di seluruh Indonesia dalam mensukseskan reformasi struktural dan mempercepat pembangunan ekonomi regional yang sustainable, merata dan inklusif, melalui pembaruan dan terobosan-terobosan inovatif," terang dia.
Program ini akan memaparkan strategi bagi pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga. Selanjutnya, strategi dalam menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru sesuai kondisi masing-masing daerah.
Selain itu, cara mendayagunakan APBD terutama dalam peningkatan efisiensi dan ketepatan pemanfaatan. Selanjutnya, cara menciptakan iklim investasi terutama dengan membuat regulasi yang ramah terhadap investor.
Terakhir, program ini juga memaparkan strategi koordinasi dan komunikasi antara pemerintah daerah dengan stakeholder. "Karena, dalam menerapkan kebijakan yang bagus tetap diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik," tuturnya.
Tidak hanya memaparkan teori, program ini juga menggunakan format pembelajaran dalam bentuk studi kasus dan interactive sharing dari para peserta mengenai terobosan strategi yang telah dilakukan di masing-masing daerah. Ini sebagai bentuk sinergi antar elemen pemerintah dalam menciptakan continuous learning improvement.
Pada dua angkatan sebelumnya program ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi apik antara BI Institute dengan Lemhanas, Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
Gaung keberhasilan program ini di daerah-daerah ternyata menumbuhkan minat yang tinggi bagi pihak DPRD untuk ikut berpartisipasi dalam platform pembelajaran yang didesain khusus bagi pemimpin daerah ini.
Hal tersebut kemudian diakomodasi pada program angkatan ketiga yang kemudian mengikutsertakan Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi), Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) serta Polri.
Peserta program angkatan ke-3 berjumlah 38 orang terdiri atas Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, Ketua DPRD Kabupaten dan Kota, Kepala Kepolisian Resort serta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di berbagai wilayah.
(izz)